Samsung Prediksi Masalah Kekurangan Pasokan Komponen Berlanjut hingga Paruh Kedua

Kamis, 28 April 2022 | 12:35 WIB
Samsung Prediksi Masalah Kekurangan Pasokan Komponen Berlanjut hingga Paruh Kedua
[ILUSTRASI. FILE PHOTO - Logo Samsung Electronics terpampang pada gedung kantornya di Seoul, Korea Selatan, 23 Maret 2018. REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Samsung Electronics Co Ltd pada Kamis melaporkan kenaikan laba kuartalan sebesar 51% terangkat oleh tingginya permintaan data centre terhadap chip memori bermargin tinggi. Namun perusahaan asal Korea Selatan itu memperingatkan kekurangan komponen kemungkinan akan berlanjut di paruh kedua tahun ini. 

Pembuat chip memori dan smartphone top dunia mengatakan permintaan untuk chip server diperkirakan akan relatif solid di paruh kedua. Namun Samsung perlu terus memantau kecepatan pemulihan pasokan komponen. 

"Sementara ketidakpastian terkait lingkungan makroekonomi dan masalah geopolitik kemungkinan akan berlanjut, perusahaan akan memprioritaskan peningkatan porsi proses lanjutan untuk komponen," demikian pernyataan perusahaan.

Laba operasional Samsung untuk kuartal yang berakhir 31 Maret senilai 14,1 triliun won ($ 11,1 miliar), naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yaitu 9,38 triliun won. Itu adalah laba kuartal pertama tertinggi sejak 2018, dan sejalan dengan perkiraan perusahaan awal bulan ini.

Baca Juga: Unit Exxon di Rusia Menyatakan Force Majeure untuk Blok Minyak di Pulau Sakhalin

Laba di bisnis chip naik menjadi 8,45 triliun won, meningkat dua kali lipat lebih dibandingkan hasil di periode sama tahun sebelumnya, yaitu 3,36 triliun won. Peningkatan itu didorong oleh rekor penjualan chip server di kuartal tersebut.

Pesaing Samsung di bisnis chip memori, yaitu SK Hynix, pada Rabu memperkirakan permintaan yang solid untuk chip server. Namun Hynix memperingatkan bahwa penjualan ke pelanggan smartphone dan komputer pribadi akan melemah, akibat lockdown Covid-19 di China.

Dalam bisnis chip non-memori Samsung, kenaikan harga model chip lama serta peningkatan hasil pada bisnis manufaktur kontrak chip mengangkat pendapatannya dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, kata para analis.

Laba operasional di bisnis seluler dan jaringan Samsung mencapai 3,8 triliun won pada kuartal pertama, turun dari 4,4 triliun won setahun sebelumnya.

Samsung menggenjot produksi seri Galaxy A mid-to-low-end pada kuartal tersebut untuk bersaing secara agresif di segmen tersebut, sambil meluncurkan seri Galaxy S22 andalannya. Ini meningkatkan pangsa pasar smartphone menjadi 24% selama periode tersebut dari 22% tahun sebelumnya, kata analis Canalys Sanyam Chaurasia.

Baca Juga: Kabar Baik, Jumlah Kasus dan Kematian Covid-19 Global Terus Menurun sejak Akhir Maret

Pendapatan keseluruhan naik 19% ke rekor 77,8 triliun won.

Perusahaan mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan chip dari klien server tetap relatif solid pada kuartal kedua, dan pasar smartphone diproyeksikan akan terus tumbuh pada paruh kedua tahun ini.

Namun, kekurangan komponen dan kurangnya ketersediaan kapasitas di fasilitas manufaktur kontrak chipnya juga diperkirakan akan terus berlanjut.

Analis mengatakan fokus Samsung baru-baru ini untuk menjual lebih banyak produk memori dengan margin tinggi untuk memprioritaskan profitabilitas daripada volume pada akhirnya akan membatasi pengiriman dan membantu meningkatkan harga DRAM di akhir tahun, seperti juga peningkatan terbatas dalam kapasitas produksi chip karena keterlambatan pengiriman peralatan pembuatan chip.

Saham Samsung diperdagangkan turun 0,6% pada awal perdagangan pada hari Kamis, dibandingkan dengan indeks yang mendatar.

Bagikan

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler