Sasar Sektor Pembangkit, Prospek Bisnis FSRU Masih Tetap Manis

Rabu, 01 September 2021 | 06:50 WIB
Sasar Sektor Pembangkit, Prospek Bisnis FSRU Masih Tetap Manis
[ILUSTRASI. Kapal Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Satu berlabuh di kawasan perairan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Minggu (21/2/2021).]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Untuk memenuhi permintaan gas bumi untuk pembangkit tenaga listrik di sejumlah wilayah, Indonesia memerlukan jaringan Floating Storage & Regasification Unit (FSRU). Oleh karena itu, perlu lebih banyak pengelola FSRU agar distribusi energi lebih maksimal dan merata di negeri ini.

Salah satu penyedia FSRU, PT GTS Internasional (GTSI) berencana membangun FSRU permanen berkapasitas 15.000 meter kubik di Amurang untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sebelumnya, manajemen GTSI menjelaskan ekspansi FSRU ini akan menelan biaya US$ 50 juta. 
 
Direktur GTSI Dandun Widodo mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan sehingga kehadiran FSRU mini sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah. Seperti diketahui, setiap wilayah memiliki permintaan yang berbeda-beda. 
 
"FSRU yang akan dibangun GTSI di Amurang untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo," ungkap dia kepada KONTAN, Selasa (31/8). 
 
Dalam hal ini, Dandun menegaskan, GTSI hanya bertugas mengangkut dan mengubah gas alam cair (LNG) menjadi gas. GTSI akan mengangkut LNG dari sumber di Bontang atau Tangguh menggunakan kapal yang mereka operasikan, yakni Ekaputra atau Triputra untuk memindahkan LNG ke FSRU dan diubah menjadi gas. Setelah itu, gas akan disalurkan ke pembangkit listrik. "Jadi tugas kami hanya mengangkut dan menampung, serta mengubah LNG menjadi gas," kata dia. 
 
Ihwal perkembangan pembangunan FSRU di Amurang ini, Dandun menjelaskan, sejauh ini pihaknya sedang mendiskusikan dengan berbagai pihak, termasuk dengan perusahaan galangan kapal (shipyard). FSRU ini akan menggantikan FSRU temporer yang saat ini sudah ada. 
 
FSRU permanen ini akan disewa oleh PLN melalui anak usahanya, PT PLN Gas & Geothermal. Dandun menegaskan, LNG merupakan kekayaan alam Indonesia yang dikuasai negara dan dimanfaatkan untuk  kemakmuran rakyat. 
 
Saat ini, FSRU yang masih beroperasi adalah FSRU Lampung dan FSRU Jawa Barat. 
 
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Muhamad Haryo Yunianto mengatakan, saat ini FSRU Lampung masih beroperasi sebagai salah satu infrastruktur penyaluran gas bumi yang dikelola anak usaha PGAS. "Prospek FSRU Lampung dalam jangka menengah dan panjang akan memperhatikan peta kebutuhan gas pelanggan, khususnya di Lampung dan Jawa bagian barat," ujar dia.
 
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) Arief Sukmara mengungkapkan, PIS telah meneken Head of Agreement (HoA) kerjasama dengan PGAS untuk mengoptimalkan pengelolaan dan penyediaan LNG yang terintegrasi di Pertamina Group.
 
Kerja sama ini mencakup dua hal, pertama penyediaan LNG carrier (kapal LNG) oleh PIS dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan proyek serta kegiatan trading LNG PGN. 
 
Kedua, penyediaan LNG dan fasilitas bunkering oleh PGAS guna konversi kapal-kapal PIS yang menggunakan BBM menjadi bahan bakar LNG. Pilot project menyasar lima kapal support vessel (new built) milik PIS.
 
Selain peluang itu, Arief menyebutkan, ada tantangan yang harus dihadapi PIS, yakni infrastruktur LNG yang masih terbatas pada sisi supplier sehingga membutuhkan investasi besar. Selain itu, perlu waktu dalam pengembangan infrastruktur pendukung distribusi LNG.       

Bagikan

Berita Terbaru

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil
| Selasa, 26 November 2024 | 18:49 WIB

Intip Profil Calon Menteri Trump yang Dikenal Pro Energi Fosil

Beberapa nama calon menteri yang diumumkan Donlad Trump masuk kabinetnya, tidak pro terhadap energi hijau.

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)
| Selasa, 26 November 2024 | 18:26 WIB

Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)

Harga penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) kadang dinilai tidak menarik, karena lebih mahal dari harga IPO. 

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I
| Selasa, 26 November 2024 | 17:58 WIB

Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I

Belum ada isu spesifik yang dianggap bisa menyurutkan minat perusahaan mineral dan batubara masuk ke pasar modal tahun depan.

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif
| Selasa, 26 November 2024 | 17:25 WIB

Rajin Diborong Pengendalinya, Prospek Kinerja dan Saham HEAL Dinilai Masih Positif

Ekspansi organik yang dilakukan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dinilai menjadi amunisi bagi pertumbuhan kinerja di masa depan.

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun
| Selasa, 26 November 2024 | 09:01 WIB

Setoran Pajak Rokok 2025 Mencapai Rp 22,98 Triliun

Estimasi setoran pajak rokok pada tahun depan, naik tipis dibandingkan dengan estimasi setoran pajak rokok 2024

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur
| Selasa, 26 November 2024 | 08:51 WIB

Kenaikan Tarif PPN Hambat Proyek Infrastruktur

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) juga ikut menolak kebijakan kenaikan tarif PPN menjadi 12%

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset
| Selasa, 26 November 2024 | 08:42 WIB

Target Laju Ekonomi Tahun Ini Bisa Meleset

Ekonom memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak mungkin mencapai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA
| Selasa, 26 November 2024 | 08:05 WIB

Credit Agricole Hingga FMR Rajin Borong, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham BBCA

Perdagangan saham BBCA oleh investor asing institusi sepanjang pekan lalu didominasi oleh transaksi beli.

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)
| Selasa, 26 November 2024 | 08:00 WIB

ABM Investama (ABMM) Akuisisi Entitas Anak Usaha Citra Tubindo (CTBN)

Pada 21 November 2024, PT Cipta Krida Bahari (CKB) telah melakukan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli saham (PPJB) dengan CTBN.

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia
| Selasa, 26 November 2024 | 07:55 WIB

Delta Dunia Makmur (DOID) Akuisisi Tambang Batubara di Australia

Aksi ini memberikan BUMA International kepemilikan pengendali atas salah satu tambang batubara metalurgi terbesar di Australia.​

INDEKS BERITA

Terpopuler