SBN yang Diterbitkan di Kuartal II Bisa Mencapai Rp 165,32 Triliun

Selasa, 02 April 2019 | 09:21 WIB
SBN yang Diterbitkan di Kuartal II Bisa Mencapai Rp 165,32 Triliun
[]
Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat berharga negara (SBN) akan berlanjut di kuartal kedua tahun ini. Penerbitan utang baru ini menjadi bagian dari pembiayaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.

Pembiayaan ini dilakukan, untuk menutup defisit di APBN 2019 yang di proyeksi mencapai Rp 296 triliun, atau setara dengan 1,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2019.

Rencananya, pemerintah bakal menerbitkan SBN sekitar Rp 82,75 triliun-Rp 165,32 triliun. Angka ini lebih rendah dibanding dengan realisasi penerbitan SBN sepanjang kuartal I-2019 lalu, yang mencapai Rp 330,1 triliun. Ini sesuai rencana pemerintah memang getol mencetak utang awal tahun untuk menghindari risiko kena ongkos lebih mahal di akhir tahun

Jika rencana penerbitan utang kuartal II-2019 ini berjalan lancar, penerbitan SBN sepanjang semester pertama tahun ini akan mencapai Rp 412,85 triliun - Rp 495,42 triliun. Jumlah itu setara dengan 50%-60% dari target penerbitan SBN bruto 2019 yakni Rp 825,7 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting menjelaskan, hingga akhir Juni 2019 nanti, pihaknya masih akan menerbitkan SBN jenis ritel, SBN valuta asing (valas), surat utang negara (SUN), dan surat berharga syariah negara (SBSN).

Adapun penerbitan SBN ritel rencananya akan berlangsung di awal kuartal II-2019, berupa Savings Bond Ritel seri SBR006 dengan target Rp 2 triliun-Rp 5 triliun. Penerbitan SBN ritel, bakal dilanjutkan Mei, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November. "Yang tidak ada penerbitan SBN ritel hanya bulan Juni dan Desember. Selebihnya ada," katanya, Senin (1/4).

Selain itu, pemerintah juga masih memiliki jadwal menerbitkan samurai bond dan euro bond atau dual currency di kuartal II. "Kami menerbitkan fleksibel, tergantung minat pasar," tambah Loto.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berpendapat, penerbitan SBN valas idealnya dilakukan pada semester II. Hal ini kata dia, mempertimbangkan efek pemilu yang sudah selesai dan mencermati langkah The Fed serta perkembangan makroekonomi global khususnya di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Jepang.

Bila penerbitan SBN valas diterbitkan pada semester II, pemerintah bisa meraih euro bond dan samurai bond masing-masing sebesar 700 juta euro dan 10 miliar yen.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler