Sebesar Ini Kontribusi Sektor Swasta ke Surplus Investasi Portofolio di Kuartal I

Kamis, 03 Juni 2021 | 17:17 WIB
Sebesar Ini Kontribusi Sektor Swasta ke Surplus Investasi Portofolio di Kuartal I
[ILUSTRASI. Infografik: Rincian aset dan kewajiban investasi portofolio dalam Neraca Pembayaran Indonesia.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk kuartal pertama tahun ini mengantongi surplus dari pos investasi portofolio. Status kewajiban neto itu sejalan dengan derasnya arus masuk dana investor asing ke berbagai efek, baik yang diterbitkan pemerintah maupun sektor swasta.

NPI yang dipublikasikan Bank Indonesia pada akhir Mei lalu memperlihatkan surplus dari investasi portofolio selama kuartal pertama mencapai US$ 4,9 miliar. Nilai itu naik dua kali lipat dibandingkan surplus investasi portofolio selama kuartal terakhir tahun lalu, yang besarnya US$ 2,0 miliar.

Jika dirinci, arus masuk dana investor asing ke instrumen investasi dan efek utang dalam negeri mencapai US$ 5,2 miliar. Nilai itu dua kali lipat daripada pencapaian di kuartal sebelumnya, yaitu US$ 2,6 miliar.

Baca Juga: Cadangan devisa tembus US$ 138,8 miliar, ini faktor penopangnya

Di periode yang sama, penduduk Indonesia melakukan pembelian surat berharga di luar negeri senilai US$ 0,3 miliar. Angka ini lebih rendah daripada posisi di kuartal keempat tahun 2020, yaitu US$ 0,7 miliar.

Di sisi kewajiban bagian publik, investasi portofolio mencatat aliran masuk dana asing neto. Dana ini berasal dari duit yang ditempatkan investor asing di  global bond yang nilainya US$ 3,8 miliar. 

Di periode yang sama, investor asing juga melakukan penjualan surat utang negara (SUN) berdenominasi rupiah senilai US$ 1,9 miliar. Sedangkan di kuartal terdahulu, SUN rupiah mencatatkan dana masuk investor asing senilai US$ 2,9 miliar.

Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang SUN bisa menembus Rp 50 triliun

Efek utang milik pemerintah lain, yaitu Surat Berharga Syariah Negara dan Surat Perbendaharaan Negara, baik yang konvensional maupun yang syariah, mencatatkan arus masuk dana asing di kuartal pertama tahun ini. Nilai totalnya US$ 0,3 miliar.

Sementara efek yang diterbitkan Bank Indonesia, yaitu Sertifikat Bank Indonesia, tidak mencatatkan transaksi aliran modal asing di kuartal pertama. Hasil ini sama seperti situasi yang terjadi di kuartal keempat tahun lalu.

Dana asing mengalir lebih deras ke efek utang milik korporasi. Selama kuartal pertama tahun ini, nilai pembelian neto alias inflow ke efek utang korporasi mencapai US$ 4,3 miliar. Padahal di kuartal terdahulu, terjadi penjualan neto, atau outflow sebesar US$ 0,3 miliar.

Pembalikan arah aliran dana asing juga tampak di bursa saham. Apabila pada kuartal keempat 2020, investor asing tercatat melakukan penjualan neto saham senilai US$ 0,3 miliar, maka di kuartal pertama tahun ini investor asing tercatat melakukan pembelian neto. Nilai totalnya US$ 0,8 miliar.

Dengan perincian semacam itu, bisa disimpulkan sektor swasta menyumbang bagian terbesar dari suplus investasi portofolio di kuartal pertama tahun ini. Arus masuk neto di sektor swasta tercatat US$ 3,4 miliar. Sementara investasi portofolio di sektor publik membukukan surplus US$ 1,5 miliar. 

Selanjutnya: IHSG Berpotensi Rebound di Bulan Juni

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Laju Indeks Saham Kompas100 Belum Tergerus
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 06:33 WIB

Laju Indeks Saham Kompas100 Belum Tergerus

Penggerak indeks Kompas100 di sepanjang tahun 2025 berjalan dari saham dengan pergerakan likuiditas tinggi dan berbasis komoditas.

Ade Wahyu, Bos Perusahaan Kripto yang Menyukai Saham Sebagai Portofolio Investasi
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 06:09 WIB

Ade Wahyu, Bos Perusahaan Kripto yang Menyukai Saham Sebagai Portofolio Investasi

Momentum krisis moneter yang terjadi pada 1997-1998 justru memberi peluang bagi Ade untuk berinvestasi saham ketika harga sedang murah.

ICDX Mendorong Perdagangan Sertifikat Energi Terbarukan
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 05:55 WIB

ICDX Mendorong Perdagangan Sertifikat Energi Terbarukan

Perdagangan REC merupakan inovasi kebijakan untuk memperkuat komitmen Indonesia terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

TFAS Perkuat Ekosistem UMKM dan Efisiensi Digital
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 14:00 WIB

TFAS Perkuat Ekosistem UMKM dan Efisiensi Digital

Berbekal pengalaman panjang pengelolaan titik layanan dan kolaborasi UMKM, TFAS siap membangun kemitraan strategis baru.

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai

Pemerintah telah meneken Surat Keputusan Bersama (SKB) percepatan pembangunan gerai dan gudang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) 

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:03 WIB

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank

Penurunan saham bank tampak teredam karena institusi-institusi lokal mulai menadah saham yang sudah tergolong murah.​

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan

Deng Weiming memimpin CNGR Advanced Material, perusahaan yang memproduksi komponen baterai litium, beberapa di antaranya digunakan di mobil.

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:47 WIB

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA

Status unusual market activity (UMA) tak mampu mengerem laju saham STAA yang mulai menanjak sejak 7 Oktober 2025.

Bangun Family Office Tak Pakai APBN
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:24 WIB

Bangun Family Office Tak Pakai APBN

Menurutnya, konsep family office bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi investor individu besar agar menempatkan dananya di Indonesia

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera  Menggelar Rights Issue
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera Menggelar Rights Issue

Rencananya, sekitar 86,76% dana hasil rights issue akan dialokasikan untuk pinjaman kepada entitas anak 

INDEKS BERITA