Berita Global

Sedang Ngetren di AS, Pemegang Saham Tolak Usulan Remunerasi Direksi

Selasa, 25 Mei 2021 | 17:55 WIB
Sedang Ngetren di AS, Pemegang Saham Tolak Usulan Remunerasi Direksi

ILUSTRASI. Booth Halliburton saat pameran migas IPA 2018

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penolakan investor terhadap rencana kompensasi eksekutif di perusahaan publik mencapai puncaknya pada tahun ini. Merujuk ke analisis yang dilakukan perusahaan konsultan ISS Corporate Solutions, investor menolak rencana kenaikan gaji juga pelonggaran target akibat Pandemi Covid-19 dalam pemungutan suara tidak mengikat.

Usulan kenaikan gaji muncul di sejumlah perusahaan, dengan alasan mempertahankan top management. Manajemen puncak dinilai layak mendapat insentif atas peran mereka dalam mengarahkan bisnis. Namun, usulan tersebut menuai skeptisisme dari investor yang mengatakan bahwa pemangkasan target kinerja tidak beralasan, dan akan menurunkan moral karyawan yang mendapatkan kenaikan remunerasi.

Rencana kenaikan gaji di 14 perusahaan terbuka, yang masuk dalam perhitungan indeks S&P 500, mendapat penolakan lebih dari separuh investornya. Penolakan yang terjadi di lima bulan pertama tahun ini terbilang rekor. Menurut catatan ISS Corporate Solution, sepanjang tahun lalu, hanya ada 12 perusahaan yang paket remunerasi para bosnya mengalami penolakan investor. 

Baca Juga: Cryptocurrencies bounce back from Sunday sell-off, bitcoin still down 30% in May

Jumlah perusahaan yang mengalami penolakan investor sangat mungkin bertambah mengingat sejumlah emiten akan melakukan pemungutan suara dalam beberapa pekan mendatang. "Masih ada setidaknya 200 rapat lagi. Dan kami cenderung melihat lebih banyak penolakan," kata Brian Johnson, direktur eksekutif di ISS Corporate Solutions, yang dikutip Reuters.

Pekan lalu, sebanyak 53% pemegang saham perusahaan jasa kontraktor minyak dan gas (migas) Halliburton Co menolak rencana pembayaran senilai US$ 22,3 juta untuk CEO Jeff Miller. Nilai remunerasi yang diusulkan itu US$ 10 juta lebih tinggi daripada yang ia dapatkan di tahun 2019.

Operator kapal pesiar Norwegian Cruise Line Holdings Ltd gagal mendapat persetujuan dari investornya atas rencana pembayaran eksekutif, pada Kamis (20/5), mengutip keterbukaan informasi di bursa.

Investor juga menolak rencana pembayaran eksekutif di perusahaan konglomerat General Electric Co, pengecer kopi Starbucks Corp dan pembuat chip Intel Corp.

Baca Juga: Harga emas turun tipis pada Selasa (25/5) pagi

Penolakan dari investor akan memaksa dewan perusahaan dan eksekutif untuk merancang kembali skema remunerasi untuk manajemen puncaknya. Dua tahun lalu, Walt Disney Co menegosiasikan kembali kompensasi kepala eksekutifnya di saat itu, Bob Iger, untuk memperkuat target kinerjanya setelah pemegang saham menolak gajinya.

Setelah mendapat penolakan dari pemegang saham, sekitar 10,6% perusahaan mengubah program insentif jangka pendek dalam rencana pembayaran, dan 3,3% menyesuaikan penghargaan jangka panjang, menurut temuan ISS Corporate Solutions.

ISS menemukan bahwa pembuat suku cadang mobil dan otomotif, perusahaan real estat, dan perusahaan perangkat keras dan peralatan teknologi mengalami perubahan gaji paling besar sepanjang tahun ini dibandingkan dengan industri lain.

Selanjutnya: Menguat di akhir pekan, harga minyak tetap melemah 3% sepanjang minggu ini

 

Terbaru