Seperti Ini Penyelidikan Impor Minyak Mentah yang Berlangsung di China

Jumat, 28 Mei 2021 | 20:58 WIB
Seperti Ini Penyelidikan Impor Minyak Mentah yang Berlangsung di China
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) terlihat saat pemaparan kinerja perusahaan itu di Hong Kong, China 23 Maret 2017. REUTERS/Bobby Yip/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD SEARCH GLOBAL BUSINESS 24 APR FOR ALL IMAGES]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China secara bertahap meningkatkan pengawasan terhadap industri minyaknya yang luas sepanjang tahun ini. Tidak hanya mengenakan pajak baru atas produk penyulingan, Beijing juga menelisik impor minyak mentah yang dilakukan perusahaan milik negara dan perusahaan penyuling independen.

Badan pusat perencanaan ekonomi di negara itu, Selasa (25/5), memberi waktu dua hari bagi lima perusahaan milik negara untuk melaporkan penggunaan historis minyak impor mereka. Permintaan itu merupakan bagian dari upaya negeri pemimpor minyak terbesar di dunia itu, untuk mengendalikan pengiriman masuk seiring dengan membanjirnya pasokan di dalam negeri. 

Baca Juga: China longgarkan batas pendanaan ke luar negeri untuk bank asing

Seperti apa posisi China di pasar minyak dunia?

China merupakan negeri pengimpor minyak mentah terbesar di dunia sekaligus negara konsumen nomor dua, setelah Amerika Serikat (AS). Impor minyak mentah China melonjak 7,3% pada tahun 2020, menjadikannya sebagai satu-satunya negara yang mengalami pertumbuhan permintaan minyak di masa pandemi Covid-19.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat, pertumbuhan kapasitas penyulingan dan perubahan pajak bahan bakar dapat memicu impor minyak mentah naik 7,2% di tahun ini, atau setara 775.000 barel per hari, kata Seng Yick Tee, analis SIA Energy.

Namun sektor penyulingan di negara itu sudah mengalami kelebihan kapasitas. Situasi ini yang ingin ditangani Beijing. Pihak berwenang juga bermaksud menekan penggelapan pajak, serta pencampuran dan penjualan bahan bakar yang tidak memenuhi standar emisi.

Penyelidikan terhadap perdagangan gelap bahan bakar campuran bermula di Provinsi Guangdong, yang merupakan wilayah dengan konsumsi minyak tertinggi di China. Pada Februari lalu, otoritas menahan beberapa orang sehubungan dengan penyelidikan tersebut.

Baca Juga: Kemenkeu sudah surati Menteri ESDM soal tender pembangkit Blok Rokan

Apa yang disasar oleh investigasi impor minyak mentah?

Beijing sedang mencari tahu apakah Sinopec Group, China National Offshore Oil Corp (CNOOC), Sinochem Group, ChemChina, dan China North Industries Group, yang bersama-sama menyumbang lebih dari 60% dari total impor China, telah menjual kembali minyak ke perusahaan lain di negara itu. Yang juga diperiksa adalah apakah impor mereka telah diproses di kilang dengan skema maklon yang mengurangi beban pajak perusahaan.

Permintaan informasi tersebut merupakan bagian dari penyelidikan yang lebih luas yang dimulai Beijing awal tahun ini terhadap surplus bahan bakar domestik yang meningkat dan pendapatan pajak yang hilang. Sebagian penyebabnya adalah aliran minyak mentah impor yang tidak terkendali ke pabrik penyulingan yang berada di luar sistem kuota resmi negara itu.

Sebelum penyidikam impor bergulir, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) pada bulan April melakukan inspeksi atas penyuling independen di provinsi timur Shandong. Perusahaan penyuling itu mendapatkan kuota impor setelah berjanji untuk menutup fasilitas yang sudah tua dan tidak efisien.

Pemeriksaan juga mencakup penggunaan kuota impor. Beberapa pabrik independen di Shandong ditemukan telah menjual kuota ke penyuling lain yang tidak memenuhi syarat untuk memproses minyak mentah impor.

Apa yang dimaksud dengan sistim kuota?

China sejak akhir 2015 mengizinkan lebih dari 40 penyuling independen untuk memproses minyak mentah impor di bawah sistem kuota. Namun di sejumlah fasilitas penyulingan berskala kecil, Beijing menemukan minyak mentah tambahan, dan bahan baku lain, seperti bitumen yang diencerkan, di luar batas kuota. Ini yang menyebabkan China kebanjiran bahan bakar.

Beijing akan mulai memungut pajak besar untuk impor light cycle oil (LCO), aromatik campuran, dan bitumen encer mulai 12 Juni. Pengenaan pajak bertujuan untuk mengekang impor bahan bakar dan meningkatkan penjualan domestik sekligus keuntungan penyuling lokal. 

Baca Juga: Sah! Pertamina tawarkan proyek senilai US$ 92 miliar ke investor lewat SWF

Bagaimana proses penyidikan ini akan mempengaruhi pasar minyak?

China diperkirakan akan merilis kuota impor minyak mentah batch kedua dalam beberapa bulan mendatang. Dan hasil penyelidikan impor bisa memicu Beijing untuk memangkas volume yang dialokasikan ke perusahaan independen.

Meski hal ini dapat membatasi keinginan pembeli independen untuk mendapatkan lebih banyak kuota, tidak demikian halnya dengan perusahaan milik negara. Karena tidak tunduk pada manajemen kuota, perusahaan negara diperkirakan akan memimpin pembelian.

Pada Desember tahun lalu, China mengeluarkan kuota impor minyak mentah batch pertama untuk perusahaan non-negara sebesar 122,59 juta ton pada tahun 2021, naik 18% dari putaran pertama untuk tahun 2020.

Selanjutnya: Seperti Ini Realisasi Investasi Langsung Versi Neraca Pembayaran Indonesia

 

Bagikan

Berita Terbaru

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja
| Selasa, 04 November 2025 | 19:18 WIB

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja

Setelah anak usahanya, PT Indofarma Global Medika pailit, Indofarma (INAF) mencoba tetap bertahan dengan melaksanakan pengurangan karyawan.

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh
| Selasa, 04 November 2025 | 19:09 WIB

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh

Industri batubara Indonesia kini perlu bersiap-siap dengan risiko bisnis besar sejalan dengan turunnya ekspor ke Tiongkok.

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain
| Selasa, 04 November 2025 | 16:38 WIB

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain

Ethereum (ETH) berada dalam watchlist karena dijadwalkan meluncurkan upgrade besar bernama Fusaka ke mainnet pada 3 Desember 2025.

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh
| Selasa, 04 November 2025 | 14:57 WIB

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh

Prabowo tekankan tidak ada masalah pembayaran utang Whoosh, namun belum jelas sumber dana dari APBN atau dari BPI Danantara.

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR
| Selasa, 04 November 2025 | 09:09 WIB

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR

Hingga akhir 2025 MYOR menargetkan laba bersih sebesar Rp 3,1 triliun atau cuma naik sekitar 0,8% dibandingkan tahun lalu.​

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru
| Selasa, 04 November 2025 | 08:49 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru

Investor diharapkan bisa berinvestasi pada saham profit tinggi, valuasi harga dan volatilitas rendah.

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian
| Selasa, 04 November 2025 | 08:45 WIB

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian

Saratoga juga mencatat kerugian bersih atas instrumen keuangan derivatif lainnya Rp 236 juta per 30 September 2025.

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah
| Selasa, 04 November 2025 | 08:16 WIB

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah

Sepanjang Oktober 2025 investor asing institusi lebih banyak melakukan pembelian saham UNTR ketimbang mengambil posisi jual.

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit
| Selasa, 04 November 2025 | 08:02 WIB

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit

PT PAM Mineral Tbk (NICL) meraih pertumbuhan penjualan dan laba bersih per kuartal III-2025 di tengah tren melandainya harga nikel global.

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025
| Selasa, 04 November 2025 | 07:52 WIB

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025

Mayoritas emiten farmasi mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba di periode Januari hingga September 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler