KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peminat lelang surat utang negara (SUN) pada Rabu (18/8) menurun. Penawaran masuk cuma Rp 77,07 triliun. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan lelang SUN sebelumnya pada Selasa (3/8), sebesar Rp 107,78 triliun.
Head of Fixed Income BNI Fayadri mengungkapkan, rendahnya penawaran yang masuk pada pelaksanaan lelang kemarin sepertinya dipengaruhi sikap wait and see jelang rilis notulen rapat FOMC. Dari total penawaran yang masuk, pemerintah hanya menyerap Rp 30 triliun, di bawah target indikatif Rp 33 triliun.
Yield rata-rata tertimbang juga terlihat naik dibanding lelang sebelumnya. Tapi Fayadri menilai besaran yield pada lelang kemarin masih kompetitif dan sesuai kondisi pasar.
Baca Juga: Hasil lelang SUN: Penawaran masuk Rp 107,78 triliun, pemerintah serap Rp 30 triliun
Kalau Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memaparkan, wajar hasil lelang kali ini turun. Pasalnya, lelang SUN sebelumnya merupakan rekor tertinggi. Selain itu, penurunan juga tidak terlepas dari profit taking para pelaku pasar obligasi.
Ramdhan melihat, pasar sejauh ini masih stabil. Ekonomi dalam negeri masih baik dan kurs rupiah stabil. Sentimen tapering dan kenaikan suku bunga juga mereda, hanya menyisakan kekhawatiran penyebaran Covid-19 varian delta.
Meski begitu, investor cenderung wait and see. Menurut Ramdhan, investor asing juga kembali memasukkan dananya ke US Treasury. Ini akan membuat investor domestik berhati-hati masuk ke lelang.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Deni Ridwan mengungkapkan, penawaran masuk masih didominasi investor domestik 91,25%. Bid terbesar terdapat pada tenor enam dan 11 tahun. Sementara partisipasi investor asing mencapai 8,25% dari total bids yang masuk lelang hari ini.
Baca Juga: Simak 7 seri SUN yang dilelang hari ini, Rabu (18/8)