Siapkan Modal Rp 200 Miliar, Mahkota Group Bangun Pabrik Penyulingan di Dumai

Kamis, 07 Februari 2019 | 06:00 WIB
Siapkan Modal Rp 200 Miliar, Mahkota Group Bangun Pabrik Penyulingan di Dumai
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mahkota Group Tbk tak sabar ingin segera masuk industri hilir kelapa sawit. Mereka sedang mengawal pembangunan pabrik refinery atau penyulingan dan pabrik penghancur kernel di Dumai, Riau. Target penyelesaian pembangunannya pada Juni tahun ini.

Ekspansi pabrik penyulingan melalui anak usaha bernama PT Intan Sejati Andalan. Nanti, pabrik tersebut mampu menghasilkan minyak goreng dengan kapasitas produksi 1.500 ton per hari. Sementara pabrik penghancur kernel bisa memproduksi minyak inti sawit sebanyak 400 ton per hari.

Selain dua pabrik tadi, Mahkota Group juga berniat menambah tangki timbun berkapasitas 20.000 metrik ton melalui anak usaha lain, yaitu PT Dumai Pracipta Abadi. Saat ini, kapasitas tangki timbun mereka 76.000 metrik ton.

Untuk kebutuhan ekspansi, Mahkota Group menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar. "Dana diperoleh dari hasil dana IPO (initial public offering) dan sebagian dari pinjaman bank," ujar Usli Sarsi, Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk, saat dibubungi KONTAN, Selasa (29/1).

Target bisnis Mahkota Group tak main-main. Kalau ekspansi hilirisasi berjalan lancar, perusahaan bekode saham MGRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menargetkan pendapatan Rp 5 triliun pada tahun ini. Mereka mengaku, realisasi pendapatan tahun lalu mencapai Rp 2 triliun.

Sementara target laba bersih tahun 2019 sebanyak Rp 123 miliar. Manajemen Mahkota Group belum bisa mengungkapkan realisasi laba bersih tahun lalu. Pasalnya, proses audit laporan keuangan belum sepenuhnya selesai.

Selain mengandalkan lini bisnis baru yakni produk hilir, target kinerja Mahkota Group tahun 2019 juga berpijak pada tren harga crude palm oil (CPO). Dalam catatan mereka, harga minyak kelapa sawit mulai membaik pada awal tahun ini. "Secara implisit terlihat lebih baik dibanding harga penutupan akhir tahun 2018 yakni di harga US$ 535,02," terang Usli.

Mahkota Group berharap konflik dagang antara China dan Amerika Serikat bisa cepat mereda. Harapannya, tren penguatan harga CPO di pasar global bisa berlanjut.

Sementara di dalam negeri, Mahkota Group juga menaruh harapan pada kebijakan pemerintah terkait penerapan penggunaan biodiesel. Andaikata kebijakan itu terealisasi secara nasional, para produsen CPO seperti mereka tak lagi hanya menggantungkan bisnis pada pasar ekspor.

Informasi saja, tahun lalu Mahkota Group memproduksi CPO sebanyak 219.149 ton. Sementara produksi palm karnel mencapai 62.879 ton. Perusahaan tersebut memiliki enam pabrik di Sumatra Utara dan Riau.

Sepanjang sembilan bulan 2018, Mahkota Group membukukan pendapatan Rp 1,47 triliun atau tumbuh 18,55% year on year (yoy). Sementara laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersihnya Rp 45,41 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu tercatat rugi bersih Rp 17,28 miliar.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Rekap Perbandingan Kinerja Indeks Saham ASEAN 11-18 Juli dan Proyeksi ke Depan
| Minggu, 20 Juli 2025 | 22:50 WIB

Rekap Perbandingan Kinerja Indeks Saham ASEAN 11-18 Juli dan Proyeksi ke Depan

IHSG sudah 5 kali open gap up sepanjang Juli 2025, sehingga pasar saham rawan overheat atau jenuh beli. 

Andalkan Kontrak Jangka Panjang, BYAN Terus Ekspansi dan Kerek Produksi Batubara
| Minggu, 20 Juli 2025 | 22:34 WIB

Andalkan Kontrak Jangka Panjang, BYAN Terus Ekspansi dan Kerek Produksi Batubara

Pendapatan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) diperkirakan bisa mencapai kisaran US$ 4,1 miliar hingga US$ 4,4 miliar. 

Perisai Analisis Kredit Berbasis AI
| Minggu, 20 Juli 2025 | 16:21 WIB

Perisai Analisis Kredit Berbasis AI

Kasus penipuan di sektor keuangan masih terus terjadi, malah cenderung meningkat.                             

KPR Melambat saat Daya Beli Masih Kurang Sehat
| Minggu, 20 Juli 2025 | 16:05 WIB

KPR Melambat saat Daya Beli Masih Kurang Sehat

Sejak awal tahun, penyaluran KPR dalam tren melambat. Apa strategi bank mendongkrak kredit hunian?              

Menengok Cuan Reksadana ESG, Sinarmas AM Berencana Rilis Produk Baru
| Minggu, 20 Juli 2025 | 11:53 WIB

Menengok Cuan Reksadana ESG, Sinarmas AM Berencana Rilis Produk Baru

Sinarmas Asset Management berencana meluncurkan produk baru yang bisa jadi pilihan bagi investor yang peduli dengan ling

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (20 Juli 2025)
| Minggu, 20 Juli 2025 | 10:12 WIB

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (20 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 20 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.927.000 per gram, harga buyback Rp 1.773.000 per gram.

Pelemahan Daya Beli Menghantui Sektor Properti
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

Pelemahan Daya Beli Menghantui Sektor Properti

Pertumbuhan ekonomi yang melambat terindikasi dari melemahnya daya beli khususnya di sektor properti. 

 
 
Jalan Pematang Modernisasi di Sawah
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

Jalan Pematang Modernisasi di Sawah

​Luas kepemilikan lahan pada petani yang masih mini menjadi kendala petani menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan).

 
 
IHSG Naik 3,75% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Cuan Hingga 18 Juli 2025
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

IHSG Naik 3,75% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Cuan Hingga 18 Juli 2025

Pada sepekan hingga 18 Juli 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi kenaikan 3,75% dan ditutup pada 7.311,91 .

Dalam Sepekan Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:32 WIB

Dalam Sepekan Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya

Dolar AS berbalik melemah, merespons pidato dovish pejabat  The Fed yang menyerukan pemangkasan suku bunga segera dilakukan FOMC akhir bulan in

INDEKS BERITA

Terpopuler