Siapkan Sanksi Terbaru atas Invasi ke Ukraina, AS Mengincar Pebisnis dan Elit Rusia

Kamis, 03 Maret 2022 | 14:49 WIB
Siapkan Sanksi Terbaru atas Invasi ke Ukraina, AS Mengincar Pebisnis dan Elit Rusia
[ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, 16 Juni 2021. Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang menyiapkan serangkaian sanksi yang menargetkan lebih banyak oligarki Rusia, berikut perusahaan dan aset mereka, demikian penuturan dua sumber yang mengetahui masalah tersebut pada Rabu (3/3). Sanksi yang dipersiapkan itu merupakan tekanan terakhir Washington pada Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi Moskow ke Ukraina.

Beberapa sanksi dapat diumumkan pada awal minggu ini, salah satu sumber mengatakan kepada Reuters, menambahkan bahwa rinciannya masih sedang dikerjakan. Washington juga menyiapkan sanksi terhadap lebih banyak pejabat di lingkaran dalam Putin, kata sumber itu.

Kementerian Keuangan AS mengeluarkan panduan baru pada hari Rabu untuk menutup celah yang bisa dimanfaatkan Rusia untuk menghindar dari sanksi.

 Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Picu Harga Komoditas Energi Naik Tajam

"Panduan hari ini memperjelas bahwa tindakan seperti itu atas nama Bank Sentral Rusia dilarang, menutup upaya untuk mengakses sistem keuangan AS," kata Departemen Keuangan.

Washington telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka siap untuk mengenakan biaya lebih lanjut pada orang kaya Rusia. Kementerian Kehakiman AS pada hari Rabu meluncurkan satuan tugas yang dikenal sebagai "KleptoCapture" yang bertujuan untuk membebani keuangan oligarki Rusia.

Washington sejauh ini memberlakukan beberapa putaran sanksi, termasuk terhadap Putin dan bank sentral, setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina dalam serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Moskow menyebut serangan itu sebagai "operasi khusus".

Baca Juga: Rusia Bisa Manfaatkan Kepemilikan atas Obligasi China untuk Menyiasati Sanksi Barat

Langkah-langkah tersebut termasuk sanksi terhadap sekompok orang yang dikatakan Kementerian Keuangan AS sebagai "elit" Rusia. Termasuk beberapa yang memiliki hubungan dengan Sberbank, VTB, Rosneft dan Federal Security Service (FSB).

The Washington Post, yang pertama kali melaporkan AS sedang bersiap untuk memperluas sanksi terhadap oligarki Rusia, mengatakan daftar sebagian dari sasaran sanksi AS sama dengan nama-nama yang telah mendapat sanksi dari Uni Eropa pada awal pekan ini. Satu di antaranya adalah Alisher Usmanov, pemilik konglomerat besi dan baja.

Uni Eropa pada hari Senin menjatuhkan sanksi pada 26 orang terkemuka atas invasi Rusia ke Ukraina, termasuk oligarki dan pebisnis yang aktif di sektor minyak, perbankan dan keuangan.

Ini juga menargetkan anggota pemerintah, orang-orang militer tingkat tinggi dan "propagandis yang berkontribusi menyebarkan propaganda anti-Ukraina," kata UE dalam sebuah pernyataan. 

Beberapa orang yang termasuk dalam daftar UE pada hari Senin belum ditunjuk oleh AS, termasuk Nikolay Tokarev, kepala eksekutif raksasa energi Transneft Dmitry Chernyshenko, wakil perdana menteri Rusia, dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada hari Senin mengatakan bahwa sanksi AS "pada akhirnya akan simetris dan saling memperkuat" dengan sekutu dan mitra AS.

Washington telah berulang kali memperingatkan bahwa pihaknya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Dalam pidato kenegaraannya pada Selasa malam, Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan bekerja untuk merebut kapal pesiar, apartemen mewah, dan jet pribadi milik orang kaya Rusia yang memiliki hubungan dengan Putin 

Baca Juga: Mencermati Efek Derasnya Dana Asing yang Mengalir ke Pasar Saham Indonesia

"Kami datang untuk keuntungan buruk Anda," kata Biden.

Amerika Serikat dan sekutunya pekan lalu mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satuan tugas untuk mengidentifikasi dan membekukan aset perusahaan dan oligarki Rusia yang terkena sanksi.

Gedung Putih pada hari Rabu mengatakan Amerika Serikat "sangat terbuka" untuk menjatuhkan sanksi pada industri minyak dan gas Rusia karena juga membebani potensi dampak pasar, karena harga minyak global menyentuh level tertinggi delapan tahun dan gangguan pasokan meningkat.

Bagikan

Berita Terbaru

Rekomendasi Saham ENRG, MEDC, Hingga ELSA di Tengah Gejolak Harga Minyak
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 05:00 WIB

Rekomendasi Saham ENRG, MEDC, Hingga ELSA di Tengah Gejolak Harga Minyak

Gejolak harga minyak mentah global menimbulkan ketidakpastian bagi emiten produsen minyak dan gas (migas). 

Stempel Program di  Proyek Unggulan Prabowo
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 05:00 WIB

Stempel Program di Proyek Unggulan Prabowo

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sampai dengan Koperasi desa merah putih masuk Program Strategis Nasional.

OJK Mematok Batas Minimal Pinjaman Gadai
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:50 WIB

OJK Mematok Batas Minimal Pinjaman Gadai

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis Roadmap Pengembangan dan Penguatan Pergadaian periode 2025-2030. 

Proyeksi IHSG Hari Ini (14/10) di Tengah Ketegangan AS‑China
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:45 WIB

Proyeksi IHSG Hari Ini (14/10) di Tengah Ketegangan AS‑China

IHSG masih tercatat menguat 1,07% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 16,20%.

Berbenah Menghadapi Gig Economy
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:40 WIB

Berbenah Menghadapi Gig Economy

Masih cukup waktu membenahi ekonomi domestik untuk menghadapi gig economy agar menjadi kekuatan ekonomi kelas menengah Indonesia.

GMF Aero Asia (GMFI) Pasang Target Konservatif
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:20 WIB

GMF Aero Asia (GMFI) Pasang Target Konservatif

Slot perawatan yang semula dijadwalkan pada awal bergeser ke semester II-2025, sehingga realisasi pendapatan baru terlihat pada paruh kedua.

Aset Asuransi Jiwa Tumbuh Meski Dibekap Tantangan
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Aset Asuransi Jiwa Tumbuh Meski Dibekap Tantangan

Bila melihat data hingga Juli 2025, aset industri tercatat masih meningkat 2,20% menjadi Rp 601,7 triliun.

Prabowo Coret Proyek PIK 2 dari PSN, Tekanan Saham PANI Bisa Berlanjut
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:15 WIB

Prabowo Coret Proyek PIK 2 dari PSN, Tekanan Saham PANI Bisa Berlanjut

Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) tertekan usai Presiden Prabowo Subianto mencabut proyek PIK 2 Tropical Coastland dari daftar PSN

B50 Bikin Melejit Harga Minyak Sawit
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:15 WIB

B50 Bikin Melejit Harga Minyak Sawit

Penerapan B50 pada semester kedua tahun depan berpotensi memanaskan harga CPO, yang akhirnya berdampak pada harga TBS di tingkat petani.

Harga Sudah Rendah, Saatnya Saham Bank Ditadah
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 04:10 WIB

Harga Sudah Rendah, Saatnya Saham Bank Ditadah

Harga saham-saham berkapitalisasi pasar besar sudah mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir

INDEKS BERITA