Simak Saran Analis untuk Saham Indomobil Sukses Internasional (IMAS)

Selasa, 16 Juli 2019 | 06:03 WIB
Simak Saran Analis untuk Saham Indomobil Sukses Internasional (IMAS)
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) mengambil alih penjualan mobil KIA di Indonesia. Manuver ini mendapat respons positif dari pelaku pasar.

Hal ini tercermin dari pergerakan harga saham IMAS yang sejak awal tahun mengalami kenaikan 20,83%. Kemarin, saham ini menguat 1,16% ke Rp 2.610 per saham.

Seperti diketahui, pada 21 Mei lalu, IMAS mengumumkan pembentukan usaha patungan bernama PT Kreta Indo Artha. Pembentukan ini dilakukan pada 17 Mei 2019.

Nantinya, Kreta Indo Arta akan menjalankan usaha perdagangan kendaraan bermotor roda empat. Perusahaan ini akan memasarkan merek mobil asal Korea Selatan itu.

Analis Bina Artha Sekuiritas Muhammad Nafan Aji menilai, akuisisi penjualan KIA di Indonesia akan membuat produk yang dijual IMAS jadi lebih terdiversifikasi. Terlebih, KIA sudah cukup memiliki nama di industri otomotif tanah air. "Hal ini akan memberi sentimen positif bagi IMAS yang juga memegang berbagai lisensi merek mobil komersial," ujar Nafan, Senin (15/7).

Namun, nama IMAS dan KIA tak menjamin rencana mencuil kue bisnis otomotif berjalan mulus. Upaya meningkatkan penjualan di tengah ketatnya persaingan otomotif bakal menjadi tantangan tersendiri bagi IMAS.

Setali tiga uang, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai, pelaku pasar tetap harus jeli melihat sentimen tersebut. Pasalnya, persaingan industri otomotif sangat ketat.

Maklum, mobil KIA bukan cuma bakal bertarung dengan merek dagang dari distributor lain, tapi juga harus bersaing dengan merek Suzuki atau Nissan yang dijual IMAS. Terlebih, kedua merek ini juga telah memperoleh tempat di hati para konsumen. "Kami belum melihat apakah nanti KIA benar-benar bisa masuk dan diterima pasar nasional," jelas William.

Diversifikasi bisnis

Secara umum, kinerja IMAS di tiga bulan pertama tahun ini cukup baik. Pada periode tersebut, pendapatan IMAS naik 8,57% secara tahunan menjadi Rp 4,7 triliun.

Laba bersih perusahaan ini bahkan naik 947% atau hampir 10 kali lipat dari perolehan keuntungan di periode yang sama tahun lalu, menjadi sebesar Rp 630,99 miliar. Kenaikan signifikan ini karena ada transaksi one-off, yang menghasilkan keuntungan laba atas penjualan investasi sebesar Rp 718,3 miliar.

William menilai, merek Suzuki dan Nissan menjadi salah satu penunjang pertumbuhan kinerja IMAS di kuartal pertama tahun ini. "Banyak varian produk yang dikeluarkan dan diterima pasar dengan baik," kata William.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim mengatakan, kinerja IMAS di 2019 akan didorong oleh peluncuran New Livina. Namun, diversifikasi IMAS tak sebatas pada penjualan mobil.

IMAS juga ditopang bisnis lain, seperti bisnis logistik dan stasiun pengisian bahan bakar minyak. Beragamnya segmen bisnis IMAS turut membantu perputaran uang perusahaan.

"Berdasarkan proyeksi konservatif kami, dari penjualan New Livina, bisnis logistik dan stasiun pengisian bahan bakar, IMAS berpotensi membukukan tambahan pendapatan sebesar Rp 5,2 triliun," kata Taye dalam risetnya beberapa waktu yang lalu.

New Livina dirilis pada awal tahun ini. IMAS menargetkan mampu menjual 24.000 unit mobil ini.

Untuk bisnis logistik, IMAS memiliki 3.200 armada truk. Jika beroperasi pada utilisasi penuh, IMAS diprediksi akan mendapatkan pendapatan Rp 40,9 juta per bulan dengan margin sebesar 32%.

Sampai akhir tahun, perusahaan ini menargetkan jumlah armada bisa mencapai 7.000 unit. Lini logistik diharapkan bisa menyumbang pendapatan hingga Rp 738 miliar.

IMAS juga tancap gas merambah bisnis pertambangan melalui anak usahanya PT Wahana Inti Selaras (Wisel). Pada 25 Juni 2019, Wisel dan PT Tritunggal Intipermata, pemilik 97,5% saham PT Prima Sarana Gemilang yang diambil alih IMAS, meneken perjanjian jual beli 292.500 unit saham PSG, setara 97,5% kepemilikan saham.

Tanpa memasukkan faktor bisnis tambang IMAS, Taye memperkirakan pendapatan IMAS tahun ini bisa tumbuh menjadi Rp 20,27 triliun. Namun, Taye tidak memberikan target harga dan rekomendasi untuk IMAS, demikian pula dengan William.

Sementara, Nafan merekomendasikan buy IMAS. Dia memperkirakan, harga sahamnya di akhir tahun bisa menyentuh Rp 3.310.

Bagikan

Berita Terbaru

Lahan Menciut, Produksi Kopi Indonesia Naik Tipis
| Rabu, 21 Mei 2025 | 18:23 WIB

Lahan Menciut, Produksi Kopi Indonesia Naik Tipis

Di tahun 2024-2025 produksi kopi Indonesia diprediksikan naik ketimbang 2023. Padahal pada 2023, luas lahan perkebunan kopi justru lebih besar.

Aktivitas Pelesiran Akan Naik di Musim Libur Juni 2025, Emiten Pariwisata Bersiap
| Rabu, 21 Mei 2025 | 16:21 WIB

Aktivitas Pelesiran Akan Naik di Musim Libur Juni 2025, Emiten Pariwisata Bersiap

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) melihat, momentum long weekend pada bulan Juni 2025, berpotensi menjadi peluang positif bagi bisnis PJAA.

Iwan Setiawan Lukminto Direktur Utama Sritex Ditangkap Kejaksaan Agung
| Rabu, 21 Mei 2025 | 14:20 WIB

Iwan Setiawan Lukminto Direktur Utama Sritex Ditangkap Kejaksaan Agung

Sejak beberapa waktu yang lalu, Kejagung telah memulai penyelidikan terkait dugaan korupsi di perusahaan Sritex.

Profit 27,98% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (21 Mei 2025)
| Rabu, 21 Mei 2025 | 09:27 WIB

Profit 27,98% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi (21 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 Mei 2025) 1 gram Rp 1.894.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,98% jika menjual hari ini.

Gerak Transisi MEDC Kian Kencang, dari Energi Hijau Hingga Merangsek Pengembangan LNG
| Rabu, 21 Mei 2025 | 08:17 WIB

Gerak Transisi MEDC Kian Kencang, dari Energi Hijau Hingga Merangsek Pengembangan LNG

Sepanjang 2025 pedoman produksi migas PT Medco Energi International Tbk (MEDC) sebesar 145 juta MBOEPD hingga 150 MBOEPD.​

Rencana CUAN Gelar Stock Split Direspons Positif, ke Depan Harga Masih bisa Melejit
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:56 WIB

Rencana CUAN Gelar Stock Split Direspons Positif, ke Depan Harga Masih bisa Melejit

Pendapatan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) untuk setahun penuh 2025 diproyeksi dapat mencapai US$ 1,2 miliar dengan laba bersih US$ 469 juta.

Entitas Grup Sinarmas Anak Usaha Sinar Mas Multiartha (SMMA) Gugat PMH Satgas BLBI
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:48 WIB

Entitas Grup Sinarmas Anak Usaha Sinar Mas Multiartha (SMMA) Gugat PMH Satgas BLBI

Satgas BLBI menjadi tergugat pertama, dalam perkara yang didaftarkan pada awal pekan ini, Senin, 19 Mei 2025.

Arah IHSG Menanti Keputusan BI Rate
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:35 WIB

Arah IHSG Menanti Keputusan BI Rate

Investor akan mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan menurunkan suku bunga

Menakar Peluang Cuan di Saham-Saham IDX30
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:30 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham-Saham IDX30

Ruang penguatan untuk saham-saham IDX30 masih terbuka namun tetap perlu mengantisipasi potensi koreksi jangka pendek 

Widodo Makmur Unggas (WMUU) Perbaiki Kinerja Pasca Restrukturisasi
| Rabu, 21 Mei 2025 | 07:00 WIB

Widodo Makmur Unggas (WMUU) Perbaiki Kinerja Pasca Restrukturisasi

WMUU berkomitmen untuk melaksanakan seluruh kewajiban sesuai dengan ketentuan perjanjian perdamaian yang telah berkekuatan hukum tetap.

INDEKS BERITA

Terpopuler