Sky Energy (JSKY) Mau Rights Issue dan Tebar Waran, Bidik Dana Hingga Rp 149 Miliar

Senin, 18 Mei 2020 | 05:04 WIB
Sky Energy (JSKY) Mau Rights Issue dan Tebar Waran, Bidik Dana Hingga Rp 149 Miliar
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pengembang panel surya, PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) berencana menerbitkan saham baru dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Merujuk prospektus yang dipublikasikan Jumat (15/5), lewat penambahan modal ini JSKY berpotensi meraup dana hingga sekitar Rp 149 miliar.

Perinciannya, dari rights issue sebanyak 1.699.448.100 lembar saham yang ditawarkan dengan harga Rp 50 per saham, JSKY bakal meraup dana sekitar Rp 84,97 miliar.

Sisa perolehan dana yang lain berasal dari penerbitan waran Seri I sebanyak 711.363.700 lembar.

Untuk setiap 2.389 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 1.000 Waran Seri I bagi pemegang HMETD yang melaksanakan haknya. 

Nah, setiap pemegang 1 Waran Seri I berhak untuk membeli 1 saham perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 90 per saham.

Dengan demikian, dana hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sekitar Rp 64,02 miliar.

Baca Juga: Sky Energy Indonesia (JSKY) Bidik Dana Ekspansi Produksi Panel Surya

Nantinya, seluruh dana yang diperoleh perseroan akan digunakan untuk modal kerja. Diantaranya pembayaran kepada vendor/supplier dalam rangka pembelian bahan baku untuk produksi. 

Bagi pemegang saham yang tidak mengeksekusi HMETD, porsi kepemilikan sahamnya akan terdilusi 45,54%.

Sementara dilusi bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan warannya mencapai 16,01%.

PT Trinitan Global Pasifik yang kini mengempit 10,85% saham JSKY sudah berkomitmen untuk mengeksekusi haknya.

Saat ini pemegang saham JSKY yang lain adalah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (26,90%) dan PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (8,49%).

Lalu ada Hitachi High Technologies Pte Ltd sebanyak 6,60% dan investor publik sebanyak 47,16%.

Sementara itu, PT Matra Mandiri Prima akan bertindak sebagai pembeli siaga, sebanyak-banyaknya 1.515.106.401 lembar saham. 

Baca Juga: Corona mewabah, Sky Energy Indonesia (JSKY) cari siasat agar bisnisnya aman

Jika pemegang saham yang lain tidak mengeksekusi seluruh haknya dalam penawaran umum terbatas (PUT) I ini, PT Matra Mandiri Prima akan menguasai 40,60% saham JSKY.

PT Matra Mandiri Prima sendiri merupakan perusahaan yang 96,48% sahamnya dikuasai oleh PT Trinitan Global Pasifik. 

Sementara 3,52% lagi tercatat dimiliki secara langsung oleh Jackson Tandiono.

Hajatan ini sendiri sudah mengantongi persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 25 Juli 2019 lalu.

Jadwal PUT I

Berikut jadwal rencana PUT I JSKY:

Tanggal Efektif Pernyataan Pendaftaran dari OJK = 26 Juni 2020
Tanggal terakhir perdagangan saham (cum date) dengan HMETD:
- Pasar Reguler dan Negosiasi = 6 Juli 2020
- Pasar Tunai = 8 Juli 2020
Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex date):
- Pasar Regular dan Negosiasi = 7 Juli 2020
- Pasar Tunai = 11 Maret 2020 = 9 Juli 2020
Tanggal pencatatan dalam DPS untuk memperoleh HMETD (recording date) = 8 Juli 2020
Tanggal distribusi HMETD = 9 Juli 2020
Tanggal pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia = 10 Juli 2020
Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD = 10-16 Juli 2020
Periode penyerahan saham baru hasil HMETD = 14-20 Juli 2020
Tanggal akhir pembayaran pemesanan pembelian saham tambahan = 20 Juli 2020
Tanggal penjatahan pemesanan saham tambahan = 21 Juli 2020
Tanggal pengembalian uang pemesanan saham tambahan = 23 Juli 2020
Tanggal pembayaran penuh oleh pembeli siaga = 23 Juli 2020
Periode perdagangan waran Seri I:
- Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi = 10 Juli 2020 - 3 Juli 2023
- Pasar Tunai = 10 Juli 2020 - 3 Juli 2023
Periode pelaksanaan waran Seri I = 11 Januari 2021-10 Juli 2023

Bagikan

Berita Terbaru

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja
| Selasa, 04 November 2025 | 19:18 WIB

Berusaha Tetap Bertahan Kini Karyawan Indofarma (INAF) Hanya Tersisa 21 Orang Saja

Setelah anak usahanya, PT Indofarma Global Medika pailit, Indofarma (INAF) mencoba tetap bertahan dengan melaksanakan pengurangan karyawan.

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh
| Selasa, 04 November 2025 | 19:09 WIB

Era Keemasan Ekspor Batubara Indonesia ke Tiongkok Kian Menjauh

Industri batubara Indonesia kini perlu bersiap-siap dengan risiko bisnis besar sejalan dengan turunnya ekspor ke Tiongkok.

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain
| Selasa, 04 November 2025 | 16:38 WIB

Bitcoin Volatil Ekstrem, Berikut Alternatif Koin Crypto Lain

Ethereum (ETH) berada dalam watchlist karena dijadwalkan meluncurkan upgrade besar bernama Fusaka ke mainnet pada 3 Desember 2025.

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh
| Selasa, 04 November 2025 | 14:57 WIB

Prabowo Akan Siapkan Rp 1,2 Triliun Per Tahun Buat Bayar Utang Whoosh

Prabowo tekankan tidak ada masalah pembayaran utang Whoosh, namun belum jelas sumber dana dari APBN atau dari BPI Danantara.

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR
| Selasa, 04 November 2025 | 09:09 WIB

Faktor Biaya dan Kurs Rupiah Membebani Mayora, Begini Proyeksi Arah Saham MYOR

Hingga akhir 2025 MYOR menargetkan laba bersih sebesar Rp 3,1 triliun atau cuma naik sekitar 0,8% dibandingkan tahun lalu.​

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru
| Selasa, 04 November 2025 | 08:49 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) Meluncurkan Tiga Indeks Baru

Investor diharapkan bisa berinvestasi pada saham profit tinggi, valuasi harga dan volatilitas rendah.

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian
| Selasa, 04 November 2025 | 08:45 WIB

Investasi Saham dan Efek Buntung, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Cetak Kerugian

Saratoga juga mencatat kerugian bersih atas instrumen keuangan derivatif lainnya Rp 236 juta per 30 September 2025.

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah
| Selasa, 04 November 2025 | 08:16 WIB

Invesco dan Allianz Konsisten Borong Saham UNTR Hingga Oktober, Blackrock Beda Arah

Sepanjang Oktober 2025 investor asing institusi lebih banyak melakukan pembelian saham UNTR ketimbang mengambil posisi jual.

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit
| Selasa, 04 November 2025 | 08:02 WIB

Penjualan Nikel Melejit, Laba PAM Mineral (NICL) Tumbuh Tiga Digit

PT PAM Mineral Tbk (NICL) meraih pertumbuhan penjualan dan laba bersih per kuartal III-2025 di tengah tren melandainya harga nikel global.

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025
| Selasa, 04 November 2025 | 07:52 WIB

Laba Emiten Farmasi Masih Sehat Sampai Kuartal III-2025

Mayoritas emiten farmasi mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba di periode Januari hingga September 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler