Sri Mulyani: Tiga Faktor Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan

Rabu, 31 Juli 2019 | 07:55 WIB
Sri Mulyani: Tiga Faktor Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stabilitas sistem keuangan sepanjang kuartal II-2019 terjaga dengan baik. Namun, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) saat ini terus mencermati potensi risiko, terutama terkait perlambatan ekonomi global.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, ada tiga faktor yang mendukung sistem keuangan domestik tetap stabil dan kondusif. 

Pertama, meredanya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan dengan tren bunga rendah.

Kedua, imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan Indonesia saat ini menarik bagi investor.

Ketiga, membaiknya persepsi terhadap prospek ekonomi Indonesia, seiring peningkatan peringkat utang oleh Standard and Poors (S&P).

"Kondisi itu memperkuat rupiah serta meningkatkan kinerja pasar obligasi negara dan pasar saham," kata Sri Mulyani, Selasa (30/7).

Namun, KSSK tetap memantau potensi risiko yang dapat mempengaruhi kondisi dalam negeri.

Utamanya, dari ketegangan hubungan dagang AS-China yang berpotensi melebar ke negara lain.

Kondisi ini akan menekan volume perdagangan dunia serta memperlambat prospek pertumbuhan ekonomi global.

Ditambah lagi, defisit transaksi berjalan (CAD) masih menjadi tantangan.

BI mendukung pertumbuhan ekonomi

Di sisi moneter, Bank Indonesia (BI) menyiapkan amunisi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral masih melihat terbukanya ruang untuk kebijakan yang akomodatif.

"Dengan stabilitas yang terjaga, seluruh instrumen kebijakan BI diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

Ketua Dewan Komisioner Wimboh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, pihaknya tetap mencermati risiko yang dapat memengaruhi kondisi likuiditas dan potensi kenaikan risiko kredit lembaga jasa keuangan.

Di antaranya, pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan eskalasi kebijakan proteksionisme perdagangan.

Bagikan

Berita Terbaru

Mayoritas PMI ASEAN Melemah di Juni 2025, Indonesia Paling Bontot
| Rabu, 02 Juli 2025 | 16:07 WIB

Mayoritas PMI ASEAN Melemah di Juni 2025, Indonesia Paling Bontot

Kinerja industri manufaktur mayoritas negara-negara ASEAN masih melempem di penghujung semester I-2025.

Korupsi Proyek Mesin EDC Rp 2,1 Triliun, Hingga Akhir 2024 BRI Miliki 776.000 Unit
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:30 WIB

Korupsi Proyek Mesin EDC Rp 2,1 Triliun, Hingga Akhir 2024 BRI Miliki 776.000 Unit

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Budi Prasetyo menuturkan bahwa nilai proyek pengadaan EDC di BRI mencapai Rp 2,1 triliun.

Pemerintah Akan Kembali Revisi Aturan PLTS Atap, Ini Bocorannya
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:11 WIB

Pemerintah Akan Kembali Revisi Aturan PLTS Atap, Ini Bocorannya

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana kembali merevisi aturan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).​

Ramai IPO Hari Ini (2/7), Intip Harga Penawaran Perdana Delapan Calon Emiten
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:03 WIB

Ramai IPO Hari Ini (2/7), Intip Harga Penawaran Perdana Delapan Calon Emiten

Menurut laman resmi e-IPO, delapan calon emiten ini menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2 Juli 2025.

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:20 WIB

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras

Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 1,87%, naik dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,6%

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:03 WIB

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun

Aset negara mencapai Rp 13.692,4 triliun per 31 Desember 2024, naik dibanding 2023 yang sebesar Rp 13.072,8 triliun

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:30 WIB

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Juli 2025) Rp 1.913.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,44% jika menjual hari ini.

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:08 WIB

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda

Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,3 miliar, jauh lebih besar dari bulan sebelumnya

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:47 WIB

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, jika tidak dilakukan efisiensi anggaran, defisit bisa lebih lebar lagi

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:35 WIB

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juni merupakan terendah sejak April 2025 dan sejak Agustus 2021 lalu

INDEKS BERITA

Terpopuler