Strategi ESG Bukalapak: Bukan Alasan Meski Rapor Keuangan Masih Merah

Minggu, 08 September 2024 | 05:10 WIB
Strategi ESG Bukalapak: Bukan Alasan Meski Rapor Keuangan Masih Merah
[ILUSTRASI. Suasana di stan layanan Bukalapak.]
Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Menjalankan bisnis yang harmonis dengan lingkungan (environment), sosial (social), dan memiliki tata kelola (governance) menjadi tantangan bagi PT Bukalapak.com Tbk ketika rapor keuangan masih merah. Namun, ini bukan jadi penghambat untuk menjalankan bisnis yang sesuai dengan ESG.

Cut Fika Lutfi, Corporate Secretary Bukalapak (BUKA) mengakui, program-program lingkungan, sosial, dan tata kelola memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Anggaran ini diperlukan untuk adopsi teknologi saat menghadapi tantangan menjalankan ESG.

Dia menjelaskan, mengukur dampak dari inisiatif ESG baik secara kuantitatif dan kualitatif serta melaporkan kinerja secara akurat, merupakan proses yang kompleks. Perusahaan perlu mengembangkan sistem untuk mengumpulkan data yang relevan, menganalisis dampaknya, lalu menyusun laporan yang sesuai dengan standar yang berlaku.

"Kompleksitas ini bisa membuat proses pengukuran dan pelaporan menjadi tantangan tersendiri," kata Cut Fika.

Mengadopsi teknologi yang canggih adalah kunci untuk mengatasi tantangan dalam pengukuran dan pelaporan tersebut. Teknologi berupa sistem terintegrasi dengan alat analitik internal diperlukan agar tim ESG bisa mengumpulkan data akurat, memantau kemajuan secara nyata atau real-time, serta menghasilkan laporan yang mumpuni.

Untuk itu, dibutuhkan alokasi dana yang cukup besar dalam implementasinya di tingkat ini. Di sisi lain, fokus utama perusahaan adalah mencapai profitabilitas yang berkelanjutan agar dapat memberikan manfaat yang optimal terhadap para pemangku kepentingan.

"Oleh karenanya, penyusunan rencana anggaran khusus untuk program ESG memberikan tantangan tersendiri di saat perusahaan belum mencatatkan EBITDA positif," kata dia.

Sekadar informasi, Bukalapak masih mencatatkan EBITDA minus Rp 26 miliar di akhir periode keuangan Juni 2024. Kerugian investasi sebesar Rp 1,3 triliun turut membebankan perusahaan sehingga merugi Rp 752 miliar.

Agar inisiatif yang direncanakan tetap berjalan, Bukalapak tak cuma mengandalkan anggaran yang dialokasikan untuk program ESG. Perusahaan mencari peluang untuk berkolaborasi dengan pihak ketiga, seperti mitra bisnis, lembaga pemerintah, atau organisasi nirlaba agar program dan inovasi yang dilakukan dapat memberikan dampak yang lebih luas.

"Melalui strategi tersebut, kerugian yang dicatatkan oleh perusahaan tidak menghambat pelaksanaan program dan inisiatif ESG," ujar Cut Fika.

Sebagai buah upaya serius menjalankan prinsip ESG, saham Bukalapak, BUKA masuk dalam Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI untuk periode Juni - November 2024.

Indeks ini dikelola oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) berisikan saham perusahaan dengan kinerja ESG di atas rata-rata industrinya, serta memiliki likuiditas yang baik.

Untuk UMKM

Cut Fika menjelaskan, ESG merupakan bagian integral dari strategi keberlanjutan Bukalapak yang diselaraskan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kepedulian pada isu lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik ini bukan tanggung jawab sosial semata, tetapi juga bisa menunjang visi misi perusahaan yang ingin memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Pengelolaan ESG melalui berbagai inovasi program yang tepat sasaran menjadi salah satu perwujudan dari komitmen Bukalapak menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan," kata dia.

Menjalankan prinsip ESG juga sudah tidak bisa dihindarkan karena saat ini, investor dan pemangku kepentingan semakin mempertimbangkan faktor non-finansial ketika mengambil keputusan investasi.

Pengelolaan ESG dapat membantu investor dan para pemangku kepentingan tersebut untuk menilai keberlanjutan dan kinerja etis Bukalapak secara keseluruhan, yang pada akhirnya membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan perusahaan dengan investor dan para pemangku kepentingan lainnya.

Penerapan ESG juga membantu Bukalapak untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko usaha. Program yang inovatif dipercaya dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing bisnis. "Secara keseluruhan, hal-hal tersebut dapat berdampak pada kesuksesan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan," kata dia.

Inisiatif ESG Bukalapak diselaraskan dengan misi perusahaan; yaitu menggerakkan ekonomi yang adil untuk semua. Pada tahun 2024 ini, fokus Bukalapak lebih menitikberatkan pada aspek sosial dan aspek tata kelola. Ini karena sebagai perusahaan teknologi, Bukalapak memiliki paparan yang lebih sedikit dengan isu lingkungan.

Akan tetapi, Bukalapak tetap menjalankan inisiatif untuk lingkungan. Perusahaan bisa melakukan kerja sama dengan pihak ketiga seperti institusi pemerintahan maupun organisasi nirlaba untuk berkontribusi yang membawa dampak positif dalam jangka panjang.

Untuk lingkungan, Cut Fika bilang, perusahaan memiliki inisiatif pengelolaan limbah dan pengurangan emisi karbon. "Untuk pengelolaan limbah, kami menerapkan kebijakan pengurangan dan daur ulang limbah di kantor," kata dia.

Sedangkan aksi pengurangan jejak karbon misalnya lewat Aksi Biru Bukalapak, yaitu penanaman koral dan terumbu karang di kawasan Kepulauan Seribu.

Untuk inisiatif sosial, salah satu inisiatif besar Bukalapak dari tahun ke tahun yaitu pemberdayaan UMKM. Dalam rangka mendukung UMKM, inisiatif dilakukan lewat berbagai program pelatihan dan pengembangan. Misalnya, pelatihan literasi keuangan dan bisnis.

Lewat Bukalapak, mitra UMKM juga dikenalkan pada digitalisasi warung. Dengan inisiatif ini, perusahaan mengklaim, para mitra Bukalapak telah mengalami kenaikan pendapatan rata-rata sebanyak tiga kali berdasarkan data internal perusahaan. Tak ketinggalan, ada program beasiswa pendidikan untuk anak-anak Mitra Bukalapak.

Bukalapak mencatat ada sekitar 13,8 juta Mitra UMKM yang memanfaatkan platform dan teknologi untuk berbagai kegiatan komersial.

Selain UMKM, inisiatif sosial juga ditujukan untuk kesejahteraan karyawan, dengan fokus pada pengembangan profesional, keseimbangan kerja dengan hidup, dan lingkungan kerja yang inklusif.

Sedangkan untuk prinsip tata kelola, Bukalapak mengedepankan transparansi dan akuntabilitas, dengan laporan berkala dan kepatuhan terhadap regulasi. Tata kelola juga dilakukan dengan menegakkan etika berbisnis dan melakukan audit internal secara berkala.

Bukalapak juga sudah memperoleh sertifikasi ISO 37001 yaitu Sistem Manajemen Anti Penyuapan dari Intertek SAI Global, lembaga independen yang terakreditasi secara nasional dan internasional.

Laba berkelanjutan

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:48 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru

Emiten pengelola gerai Mitra10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mendirikan entitas usaha baru, yakni PT Kairos Indah Sejahtera (KIS)..

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:43 WIB

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2

Melalui aksi stock split, nilai nominal saham SAMF akan berubah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah stock split.​

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:39 WIB

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada tahun 2025. Mulai dari penerbitan obligasi hingga ekspansi.

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:38 WIB

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru

Sejumlah saham yang baru mencatatkan sahamnya di BEI (IPO) masuk UMA dan sempat digembok bursa/suspensi 

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:33 WIB

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal terlibat langsung dalam program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:18 WIB

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan

Kebijakan Trump diproyeksi bakal berdampak ke ekonomi global. Terutama negara-negara yang menjadi target Trump. 

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:07 WIB

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing

Tren pelemahan mata uang utama diperkirakan berlanjut karena kebijakan penerapan tarif masih tetap membayangi pasar.

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik

Derasnya arus net sell selama dua hari terakhir menjadi sinyal waspada bagi para investor di bursa saham. 

Masa Suram Saham Gudang Garam
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Masa Suram Saham Gudang Garam

Mencermati prospek kinerja dan harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini yang masih terus melemah 

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:02 WIB

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024

ACES membukukan penjualan Rp 911 miliar pada Desember 2024, naik 26,5% secara bulanan dan naik 12,1% secara tahunan 

INDEKS BERITA

Terpopuler