Strategi ESG dari TAPG: Memangkas Emisi dengan Biokokas dan Taman Kehati
KONTAN.CO.ID - Menghasilkan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya yang berkualitas bukan akhir dari tujuan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). Perusahaan perkebunan sawit di Jambi dan Kalimantan ini ingin menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi juga mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang
Dengan pembangunan berkelanjutan, TAPG berharap perusahaan bisa berkontribusi positif pada ekonomi, lingkungan (environment), sosial (social), sambil menerapkan prinsip tata kelola korporasi yang baik (governance).
Penerapan ESG ini difokuskan pada tiga isu yaitu planet, people, dan prosperity. Kebijakan ini bisa ditemukan pada peta jalan terbaru Triputra Agro, New Journey of TAPG Sustainability yang dirilis 2023.
Dengan tiga fokus ini, perusahaan ingin membangun perkebunan terbaik, dengan wujud perkebunan ramah lingkungan yang mampu memperbaiki taraf hidup orang banyak.
TAPG pun terus menambah upaya untuk menjadi green company. Untuk lingkungan, perusahaan mendukung komitmen mitigasi perubahan iklim di Indonesia dengan menetapkan target menjadi perusahaan netral karbon pada 2036 mendatang. Pengurangan emisi ditargetkan minimal 17% sudah terjadi pada tahun 2030.
Pemanfaatan teknologi untuk mengelola sumber daya menjadi salah satu jalan TAPG untuk mengurangi emisi karbon, tak terbatas pada kebutuhan internal semata.
Yang terbaru dalam upaya keberlanjutan Triputra Agro adalah membangun perusahaan patungan (joint venture) bernama PT ATP Bio Indonesia pada pertengahan Agustus 2024 lalu bersama dengan perusahaan Jepang, Aisin Takaoka Co. Ltd. Perusahaan patungan ini akan memproduksi biokokas (bio-molded coal) yang berbasis cangkang sawit di Indonesia.
Pengembangan biokokas ini disebut merupakan teknologi baru dengan tujuan sebagai alternatif bahan bakar industri pengecoran baja (foundry) yang selama ini sangat bergantung pada batubara kokas (coking coal). Biokokas dapat menggantikan sepenuhnya penggunaan batubara kokas tanpa mengurangi kualitas pembakaran.
Dengan begitu, biokokas dapat mengurangi emisi karbon dan limbah, tantangan utama yang dihadapi industri saat melakukan proses pengecoran baja. Perusahaan patungan ini ditargetkan mulai melakukan produksi pada paruh kedua tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan biokokas secara global.
Produksi biokokas berbasis cangkang sawit menjadi upaya TAPG dan Aisin Takaoka untuk mendorong penggunaan energi hijau dalam rangka mewujudkan karbon netral. Aisin Takaoka memilih TAPG sebagai penyedia cangkang sawit karena memiliki visi keberlanjutan menjadi perusahaan netral karbon dan sudah terlibat bisnis ramah lingkungan selama ini.
Sebelumnya, pada 2023 lalu, upaya TAPG menjadi perusahaan netral karbon juga dilakukan dengan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) berbasis limbah cair untuk memasok kebutuhan pabrik kernel. Pembangkit listrik berkapasitas 2 megawatt menjadi upaya perusahaan mengurangi emisi sekaligus pemanfaatan energi baru terbarukan.
Taman kehati
Upaya Triputra Agro mengurangi emisi bukan hanya itu. Perusahaan juga mengembangkan area konservasi yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati. Ada dua kawasan yang dikembangkan menjadi taman kehati yaitu Hutan Mayong Merapun seluas kurang lebih 600 Ha dan Hutan Sungai Letta seluas 18,9 Ha di Berau, Kalimantan Timur.
Upaya menjaga ekosistem berkelanjutan yang berbentuk Taman Kehati ini pun mendapat penghargaan dari Lestari Award 2024 yang diselenggarakan KG Media pada Agustus lalu.
"Kami mengapresiasi award ini. Terutama untuk kami yang berbasis sumber daya alam yang banyak isu negatif, bisa memperlihatkan kami punya komitmen keberlanjutan yang positif untuk lingkungan," kata Anggar Septiadi, Corporate Communications Section Head Triputra Agro Persada.
Dia menjelaskan, salah satu program untuk mencapai netral karbon yaitu dengan tidak mengeksplor area stok karbon tinggi (SKT/HCS) dan nilai koservasi tinggi (NKT/HCV).
Bukan hanya tidak mengeksplor, perusahaan juga mendesain agar area ini bisa membantu kelestarian keanekaragaman hayati. Pasalnya, sejak menyisir area ini pada 2014 lalu, ditemukan fauna dan flora yang masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) alias memiliki status kelangkaan dan rentan punah.
"Atas dasar itu, perusahaan memutuskan untuk mendesain area yang punya keanekaragaman hayati tinggi ini agar tetap lestari," kata dia.
Hutan Mayong Merapun misalnya, dikembangkan untuk tiga tujuan, yaitu zona edukasi dan wisata seluas 105,27 Ha; zona pemanfaatan dan pengembangan seluas 85,65 Ha; dan zona Penelitian seluas 453,34 Ha.
Untuk mengetahui kondisi aktual wilayah hutan dan satwa liar yang hidup di dalamnya, TAPG bersama lembaga ECOSITROP melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi spesies flora yang mencakup pohon, herba, dan liana maupun fauna baik itu mamalia, avifauna, herpetofauna, dan serangga yang terdapat di kawasan tersebut.
Bukan hanya inisiatif lingkungan, Triputra Agro juga memiliki sederet kegiatan sosial untuk menciptakan sinergi dan hubungan yang harmonis dengan pekerja dan masyarakat sekitar.
Melalui berbagai program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibilities (CSR), TAPG dapat meminimalisir dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan operasional sehari-hari sekaligus meningkatkan dampak positif bagi kehidupan masyarakat.
Program CSR yang dilakukan oleh TAPG tercakup pada 5 kegiatan yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Kelimanya yaitu bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kebudayaan, dan ekonomi.
Pengeluaran perusahaan sehubungan dengan CSR ini di tahun 2023 lalu mencapai Rp 51,76 miliar.
Salah satu kegiatan CSR Triputra Agro ini yaitu program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Ini adalah program pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus mencegah kebakaran hutan dan lahan. Jadi, perusahaan memberikan bantuan baik modal usaha, bibit, dan pembinaan. Dana bantuan disalurkan lewat BUMDes.
Misalnya di Desa Sungai Buluh Kabupaten Lamandau yang sejak Februari 2023 didukung untuk mengembangkan usaha ayam broiler. Bantuan yang didapatkan dari program DMPA yaitu kandang ayam berkapasitas 4.500 ekor, biaya operasional lahan, serta bibit ayam 4.000 ekor setiap siklus. Pada akhirnya, usaha ini telah berkembang dan berkontribusi pada pendapatan desa.
Anggar mengaku, kebijakan yang bersinggungan dengan masyarakat memang menjadi tantangan. Apalagi, ketika masyarakat sudah mengeluhkan mahalnya sewa peralatan seperti ekskavator dan melihat jalan lebih cepat dengan pembakaran lahan.
Di sisi lain, perspektif sustainability membutuhkan jangka waktu lebih panjang, walaupun dampaknya akan lebih baik dibanding cara konvensional seperti itu. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan sosialisasi dan edukasi, serta membangun relasi di daerah operasi. "Lewat DMPA, kami dorong agar tidak ada karhutla," kata Anggar.
Untuk mencapai tujuan sebagai perkebunan sawit ramah lingkungan dan berkelanjutan, Triputra Agro juga menargetkan 100% ketelusuran rantai pasok ke pabrik pada tahun 2026 mendatang. Saat ini, perusahaan mengklaim, ketelusuran rantai pasok sudah mencapai 98%.
Indeks kehati
Upaya TAPG menjadi perusahaan sawit yang hijau juga di-notice oleh regulator pasar modal. Saham TAPG masuk dalam dua indeks berbasis ESG, yaitu ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI. Kedua indeks ini diluncurkan Bursa Efek Indonesia dan dikelola berkerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI).
Indeks ESGS IDX KEHATI berisikan saham-saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya serta memiliki likuiditas yang baik. Klasifikasi industrinya mengacu kepada standar BEI. Sedangkan ESGQ IDX KEHATI berisikan 45 saham terbaik dari hasil penilaian kinerja ESG dan kualitas keuangan perusahaan serta memiliki likuiditas yang baik.
Indeks ini berlaku untuk periode Juni - November 2024. Manajemen menyebutkan, hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pengelolaan berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan, sosial, dan aspek ekonomi.
Anggar mengaku, dampak penerapan ESG ini cukup besar. Penggunaan PLTBg yang diresmikan November 2023 lalu sudah mengurangi emisi signifikan di perusahaan. Branding perusahaan juga menjadi lebih baik, meski tidak secara langsung mempengaruhi kinerja. Penerapan ESG juga bisa menjadi pertimbangan bagi jasa keuangan untuk memberikan pembiayaan berkelanjutan.
Tak hanya di pasar keuangan, upaya TAPG menjadi perusahaan yang tangguh dan berkelanjutan tercermin dari kinerja ekonominya. Perusahaan konsisten mencetak laba, setidaknya sejak 2021 lalu. Pada tahun lalu, TAPG juga bisa membagikan dividen dengan payout ratio 112,35% dari labanya.
Kinerja TAPG yang positif terlihat berlanjut pada pertengahan pertama 2024.
Akhir semester I-2024, pendapatan dan laba Triputra Agro tumbuh subur. Pendapatan naik 7,95% menjadi 4,08 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year). Laba bersihnya meloncat 103,35% menjadi Rp 966,34 miliar.
Manajemen menjelaskan, pada kuartal kedua (April-Juni), pendapatan disokong oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) 16%. Di sisi lain, beban biaya, khususnya untuk pupuk mengalami penurunan. Manajemen memperkirakan, kinerja tahun 2024 akan lebih baik dibanding 2023.
Namun, perusahaan tetap memperhatikan tantangan yang bisa menghambat kinerja. Pasalnya, terjadi pergeseran pola produksi dibandingkan tahun 2023, di mana puncak panen raya diperkirakan terjadi pada kuartal ketiga 2024 ini.
La nina yang diyakini terjadi di semester kedua tahun ini, umumnya membawa curah hujan lebih tinggi di berbagai wilayah, sehingga meningkatkan ketersediaan air. Hal ini bisa mendorong peningkatan rasio tanaman menghasilkan dalam 1-2 tahun ke depan. Namun, kondisi cuaca yang lebih basah ini bisa mengganggu logistik dan pengiriman CPO.
Saat ini, TAPG bersama dengan perusahaan asosiasi telah beroperasi di 23 lokasi perkebunan kelapa sawit dan 1 perkebunan karet dengan 18 pabrik kelapa sawit, 1 pabrik RSS (ribbed smoked sheet), dan 1 KCP (kernel crushing plant).
Perusahaan juga memiliki PLTBg dan 4 kantor cabang di Jambi dan Kalimantan, Indonesia. Total area perkebunan kelapa sawit Triputra Agro seluas kurang lebih 160.544 Ha dan perkebunan karet seluas 1.334 Ha.
Analis masih merekomendasikan untuk membeli saham TAPG. Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa menilai, performa semester I-2024 TAPG sudah sesuai dengan estimasi. Dia berekspektasi, program B40 akan diimplementasikan dengan baik pada tahun depan dan menjadikan harga komoditas CPO lebih stabil.
Namun, dia tetap meminta waspadai panen raya di semester kedua tahun ini yang bisa menekan harga CPO. Yasmin melihat target harga TAPG bisa ke Rp 760.
Analis Yosua Zisokhi dari Samuel Sekuritas dan Kharel Devin Fielim dari Trimegah Sekuritas lebih optimistis lagi. Masing-masing menetapkan target harga TAPG Rp 800 dan Rp 850 per saham.