Strategi Manajer Investasi Agar Imbal Hasil Reksadana Saham Bisa Positif

Jumat, 03 Desember 2021 | 04:20 WIB
Strategi Manajer Investasi Agar Imbal Hasil Reksadana Saham Bisa Positif
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil reksadana saham sepanjang tahun ini masih dalam tekanan. Ini terlihat dari kinerja rata-rata reksadana saham, tercermin dari pergerakan Infovesta 90 Equity Fund Index, yang terkoreksi 2,17% sepanjang Januari-November tahun ini. 

Padahal IHSG sebagai benchmark reksadana saham menguat 9,28% pada periode sama. Kendati begitu, reksadana milik Panin Asset Management, yakni Panin Dana Teladan, masih cuan 14,13% dan Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh cuan 11,94%. 

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, dalam mengelola reksadana, pihaknya lebih menitikberatkan dinamika pasar dan memanfaatkan momentum. "Jadi, pengelolaannya aktif dengan masuk ke saham emiten yang berpotensi mencatat kenaikan laba, valuasi murah dan prospek baik," jelas dia.

Baca Juga: Sucorinvest AM pilih saham komoditas dan perbankan untuk racikan reksadana saham

Menilik fund fact sheet kedua produk reksadana tersebut, per akhir Oktober hanya ada tiga emiten yang masuk daftar 10 besar portofolio keduanya, yakni BBCA, BBRI dan TLKM. 

Selain ketiga saham tadi, reksadana Panin Dana Teladan diisi ADRO, ANTM, BMRI, MDKA, TOWR, TBIG dan UNTR. Sementara Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh berisi ARNA, BBNI, ERAA, HRUM, ISAT, SMGR dan EXCL.

Reksadana milik Sucorinvest Asset Management juga mampu mengalahkan kinerja rata-rata reksadana saham. Sucorinvest Equity Fund mencetak return 5,74%. Investment Specialist Sucorinvest AM Toufan Yamin menyebut, reksadana ini banyak memasukkan saham komoditas. Merujuk fund fact sheet Oktober, di antaranya ada ADRO, PTBA dan PGAS. 

Tahun depan, Sucorinvest tetap mempertahankan strategi pengelolaan dana saat ini. Sebab koreksi harga komoditas dinilai masih wajar. Bahkan segmen lain yang terkait komoditas, seperti properti dinilai akan menarik. Biasanya daya beli di daerah penghasil komoditas naik dan mengerek permintaan properti.
 
Selain itu, Toufan juga memilih saham bank digital yang penggunanya besar dan valuasi murah. Saham sektor teknologi yang akan listing tahun depan juga dinilai menarik. Toufan memperkirakan, tahun depan, IHSG bisa ke 7.200-7.500.

Baca Juga: Naik 3,45%, reksadana pendapatan tetap cetak kinerja terbaik di 11 bulan pertama 2021

Rudiyanto memprediksi tahun depan akan terjadi sector rotation sehingga kenaikan lebih merata. Prediksi dia, IHSG mencapai 7.400-7.600, ditopang perbaikan laporan keuangan serta aktivitas ekonomi. Rencana IPO perusahaan teknologi raksasa juga bisa membuat IHSG menguat. 

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler