Strategi Perusahaan Start Up Berebut Menjaring Masyarakat Unbanked

Kamis, 07 Februari 2019 | 08:00 WIB
Strategi Perusahaan Start Up Berebut Menjaring Masyarakat Unbanked
[]
Reporter: Dian Sari Pertiwi, Nur Qolbi | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ibarat semut menyerbu gula, start up unicorn ramai mengejar masyarakat unbanked di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan laporan Experian Asia Pacific, sebanyak 52% dari total 600 juta penduduk di Asia Tenggara belum memiliki akses terhadap layanan tradisional perbankan. Data ini jadi landasan perusahaan start up melihat betapa pontesialnya pasar Asia Tenggara. 

Terutama di Indonesia, ada 60% dari 250 juta penduduk masih menjadi masyarakat unbanked. Tak heran kalau financial technology (fintech) jadi arena tempur bagi para perusahaan teknologi di kawasan ini.

Para perusahaan startup unicorn tak hanya berkompetisi dan membuat produk sejenis tapi lebih dari itu. Berbagai tawaran produk fintech diperkenalkan untuk menarik pelanggan dan memperluas pangsa pasar.

Perang memperebutkan pasar layanan keuangan digital berawal dari Go-Jek dan Grab yang membuat Go-Pay dan GrabPay. Keduanya mengakuisisi perusahaan fintech. Di tahun 2017, Go-Jek mengakuisisi Kartuku, Midtrans dan Mapan. Sedangkan Grab mengakuisisi iKaaz dan Kudo. Akuisisi ini memperkuat pondasi keduanya dalam layanan fintech.

Tak cukup hanya melayani sistem pembayaran, Go-Jek juga mengincar layanan pinjaman uang bagi para mitra pengemudi dengan menggandeng Findaya dan Danamas. Keduanya merupakan perusahaan fintech lending, atau layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi. Dengan Findaya, Go-Jek juga menghadirkan fitur PayLater untuk layanan Go-Food.

Untuk menggarap segmen unbanked yang kebanyakan berasal dari ekosistemnya, Go-Jek juga menggandeng dua perusahaan fintech lainnya, yaitu Aktivaku dan Dana Cita.

Meski tak menyebut berapa harga yang harus ditebus perusahaan, Andre Soelistiyo, Presiden Go-Jek bilang kolaborasi ini bertujuan menjangkau lebih luas masyarakat yang belum memiliki akses terhadap perbankan.

Di kawasan Asia Tenggara, Go-Jek justru serius menjadikan akuisisi perusahaan fintech Coins.ph sebagai langkahnya menembus pasar Filipina yang sempat menolak kehadiran perusahaan transportasi online ini.

Selain Go-Jek, Tokopedia juga menjajal peruntungan dengan memperkenalkan fitur TokoSwipe versi beta. TokoSwipe merupakan kartu kredit virtual, yang memungkinkan pengguna membayar secara mencicil. Meski menggarap segmen leisure dan tersier, Traveloka juga yang menghadirkan fitur PayLater dengan menggandeng Danamas

Fitur ini cukup terserap masyarakat. Dani Lihardja, CEO Danamas bilang Traveloka berhasil menyalurkan pendanaan sebanyak 41,6% dari total penyaluran Rp 1,2 triliun. Artinya, pengguna Traveloka meminjam duit dari Danamas sebanyak Rp 500 miliar untuk jalan-jalan.

Walau mengincar pasar yang sama, Bukalapak tak buru-buru menghadirkan layanan fintech ke dalam aplikasinya. Selain dompet digital Dana, Bukalapak belum merilis fitur layanan pinjaman uang seperti Tokopedia dengan TokoSwipe-nya. Bukalapak mengincar masyarakat unbanked dengan meluncurkan produk reksadana ritel bekerjasama dengan Tanamduit, perusahaan investasi online.

 

Pasar masih lebar

Menurut data dari Asian Development Bank (ADB) ada kebutuhan peminjaman sekitar US$ 70 miliar US$ 144 miliar kebutuhan pembayaran yang belum dapat dipenuhi lembaga keuangan formal.

Pangsa pasar finctech di kawasan ini memang begitu atraktif. Riset dari Deloitte dan Robocash menyebut investasi fintech di negara ASEAN pada 2018 mencapai US$ 5,7 miliar. Riset ini melibatkan 60 perusahaan fintech di Asia Tenggara.

Di Indonesia, tahun lalu industri fintech telah menyalurkan sebanyak Rp 22,67 triliun. Tahun ini, targetnya dipatok sebesar Rp 40 triliun. Adrian Gunadi, Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bilang target ini menyusul jumlah pemain di industri fintech yang terus bertambah.

Tak heran kalau perusahaan venture capital ramai-ramai menyuntik perusahaan fintech. Mengutip CB Insights, sepanjang tahun lalu dana sebanyak US$ 484,71 juta mengalir ke perusahaan fintech.

 

 

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

PANI Menggaet Restu Rights Issue dan Akuisisi Saham CBDK
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:54 WIB

PANI Menggaet Restu Rights Issue dan Akuisisi Saham CBDK

Ada peningkatan tambahan modal disetor PANI sebesar Rp 16,60 triliun, setelah dikurangi biaya emisi saham.

Ngebut, Penjualan Mobil ASII Meningkat 9,7% Pada September 2025
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:48 WIB

Ngebut, Penjualan Mobil ASII Meningkat 9,7% Pada September 2025

Di tengah dinamika industri otomotif nasional, kinerja industri ini mencerminkan upaya bersama para pelaku 

Menjelang Akhir Pekan, Waspadai Profit Taking, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:29 WIB

Menjelang Akhir Pekan, Waspadai Profit Taking, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Terkait IHSG, investor perlu mewaspadai potensi pullback jangka pendek akibat profit taking pada akhir pekan

Tunda Pajak E-commerce Hingga Februari 2026
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:28 WIB

Tunda Pajak E-commerce Hingga Februari 2026

Hingga saat ini, pemerintah masih belum menunjuk marketplace untuk memungut pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 0,5

Layanan E-Commerce Menjadi Penopang, Kinerja GOTO Berpotensi Membaik
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:21 WIB

Layanan E-Commerce Menjadi Penopang, Kinerja GOTO Berpotensi Membaik

Jika dibandingkan saham Grab di pasar saham Amerika Serikat (AS), valuasi saham GOTO masih lebih menarik.

Keyakinan Konsumen Anjlok, Terendah Sejak Mei 2022, Prospek Emiten Konsumer Loyo
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:15 WIB

Keyakinan Konsumen Anjlok, Terendah Sejak Mei 2022, Prospek Emiten Konsumer Loyo

Penurunan IKK mencerminkan sikap lebih berhati-hati dari konsumen terhadap prospek ekonomi Indonesia dalam jangka pendek.

Berkah Emiten Emas Saat Harga Si Kuning Terus-terusan Berkilau
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Berkah Emiten Emas Saat Harga Si Kuning Terus-terusan Berkilau

Peluang investasi di saham emiten emas masih terbuka. Terutama, jika harga saham bergerak sideways atau ada di level yang wajar. 

Penyaluran Kas Pemerintah oleh Himbara Capai 74%
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 07:52 WIB

Penyaluran Kas Pemerintah oleh Himbara Capai 74%

Dengan bunga yang lebih murah, bank-bank Himbara diharapkan terdorong memanfaatkan dana tersebut secara produktif

Pelemahan Daya Beli Semakin Terlihat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Jumat (10/10)
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 07:50 WIB

Pelemahan Daya Beli Semakin Terlihat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Jumat (10/10)

Penjualan ritel domestik Agustus 2025 sebesar 3,5% yoy, melemah dibandingkan bukan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,7% yoy.

Ancam Sandera 200 Pengemplang Pajak
| Jumat, 10 Oktober 2025 | 07:36 WIB

Ancam Sandera 200 Pengemplang Pajak

Jika wajib pajak bandel tersebut tak kunjung membayar utang pajaknya, otoritas tak segan menempuh upaya hukum ekstrem

INDEKS BERITA

Terpopuler