KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji tabung 3 kilogram (kg) disebut tidak tepat sasaran. Alhasil, dampaknya tidak signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan masyarakat.
Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penghapusan Kemiskinan (TNP2K) Suprayoga Hadi mengatakan, hanya 33,1% subsidi energi yang dinikmati oleh keluarga miskin. Sisanya, subsidi energi termasuk elpiji dan BBM, lebih banyak dinikmati keluarga kaya. Padahal, pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 390 triliun dengan alokasi sebesar 42% untuk subsidi energi. Angka itu didapat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah TNP2K pada tahun 2021.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.