Surya Esa Perkasa Pompa Bisnis Amonia Dua Kali Lipat

Rabu, 12 Desember 2018 | 08:35 WIB
Surya Esa Perkasa Pompa Bisnis Amonia Dua Kali Lipat
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk memperkirakan produksi amonia tahun depan bisa mencapai 700.000 metrik ton. Proyeksi produksi amonia tahun 2019 hampir dua kali lipat lebih besar ketimbang realisasi produksi amonia tahun ini yang sebanyak 305.000 ton.

Surya Esa memproduksi amonia melalui pabrik yang dikelola oleh PT Panca Amara Utama di Luwuk, Sulawesi Tengah. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham ESSA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menggelontorkan dana investasi pabrik hingga US$ 800 juta.

Pabrik amonia mulai beroperasi pada Juli 2018. Hingga November, volume produksi mencapai 250.000 mt amonia. Sementara pada bulan ini, ada rencana produksi sebanyak 55.000 ton amonia.

Surya Esa menjual amonia ke Jepang dan Korea. Perlu diketahui, pada 24 Juni 2015 Panca Amara menandatangani perjanjian offtake amonia dengan Genesis Corporation asal Jepang. Menurut perjanjian itu, Panca Amara harus menjual hasil amonia kepada Genesis berdasarkan harga free on board (FOB) hingga tahun 2027.

Tahun 2019 nanti, Surya Esa mengaku bakal ada pasar baru seperti Taiwan dan China. Hanya, mereka belum bisa mengungkapkan target kontribusi bisnis amonia terhadap total pendapatan.

Yang pasti, beroperasinya pabrik amonia mulai tahun ini serta-merta mengubah peta bisnis Surya Esa. Dari proyeksi capaian pendapatan US$ 150 juta sepanjang 2018, sebanyak US$ 100 juta berasal dari penjualan amonia. Sisanya adalah penjualan liquefied petroleum gas (LPG) dan jasa pengolahan.

Sampai November 2018, Surya Esa menggengam pendapatan US$ 125 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, mereka hanya mengantongi pendapatan US$ 39 juta.

Manajemen Surya Esa mengaku, kondisi pasar internasional amonia kini membaik. " Selain itu kami juga terus melakukan efisiensi operasi yang optimal sehingga mampu menghasilkan peningkatan pendapatan dan laba bersih yang cukup signifikan," kata Vinod Laroya, Vice President Director and Chief Executive Officer PT Surya Esa Perkasa Tbk, Selasa (11/12).

Pabrik baru

Karena tergiur dengan potensi bisnis amonia, Surya Esa pun ingin kembali membangun pabrik amonia. Perusahaan tersebut tengah mempertimbangkan kapasitas pabrik yang akan dibangun dan lokasi yang dipilih.

Sebagai gambaran, Surya Esa membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk membangun pabrik amonia di Luwuk. Sementara kalau ingin cepat, mereka bisa membangun pabrik berkapasitas lebih kecil dengan perkiraan masa pembangunan setahun hingga dua tahun.

Selain pertimbangan tersebut, Surya Esa juga memikirkan teknologi yang diusung. Sebab pemilihan teknologi yang tepat bisa mendukung produksi maksimal. "Teknologi dari Amerika, alat-alatnya dari Eropa Jepang, kontraktor dari dalam negeri," terang Prakash Bumb, Vice President Finance PT Surya Esa Perkasa Tbk.

Meski sedang terbius dengan bisnis baru, Surya Esa tak meninggalkan bisnis lama yang membesarkannya. Perusahaan tersebut juga berhasrat meningkatkan kapasitas produksi pabrik LPG. Pasalnya, utilitas atau tingkat keterpakaian saat ini sudah mencapai 115,73%.

Informasi saja, Surya Esa memiliki pabrik LPG berkapasitas 66.000 mt per tahun. Namun hingga tutup tahun 2018 nanti, volume produksinya bakal mencapai 76,384 ton LPG. Realisasi volume produksi dari Januari hingga September mencapai 55.985 ton LPG. Total produksi tahun lalu 71.577 ton LPG.

Bagikan

Berita Terbaru

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna
| Senin, 04 November 2024 | 11:20 WIB

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna

Para taipan besar lewat sejumlah emiten yang dimilikinya sudah lebih dulu masuk ke komoditas yang diusulkan masuk RPJMN 2025-2029.

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas
| Senin, 04 November 2024 | 10:32 WIB

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas

Liburan mandiri alias backpacker masih ramai peminat. Mereka berkumpul lewat komunitas sambil berbagi informasi dan trip saat berlibur.

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang
| Senin, 04 November 2024 | 10:27 WIB

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang

Pendapatan bunga masih menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan laba bank. Untuk itu, pendapatan bunga berpengaruh besar terhadap laba.

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus
| Senin, 04 November 2024 | 10:22 WIB

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus

Di tengah penurunan daya beli, masyarakat masih riuh berburu promosi produk wisata. OTA berusaha menangkap peluang jelang akhir tahun ini.

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo
| Senin, 04 November 2024 | 09:25 WIB

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo

Obligasi daerah sebagai instrumen baru diyakini memiliki nilai yang sangat strategis. Selayaknya pemerintah pusat proaktif.

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI
| Senin, 04 November 2024 | 08:45 WIB

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI

Tak lama setelah laporan keuangan BMRI per kuartal III-2024 dirilis, para analis kompak memberikan rekomendasi beli BMRI.

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup
| Senin, 04 November 2024 | 07:50 WIB

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup

Tingkat utilisasi industri hulu TPT tinggal 40% akibat maraknya gempuran produk impor dan pelemahan daya beli.

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG
| Senin, 04 November 2024 | 07:45 WIB

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG

Peningkatan produksi minyak dan rata-rata harga jual migas yang lebih baik menopang kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini.

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun
| Senin, 04 November 2024 | 07:35 WIB

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun

Dari lini bisnis properti, APLN membukukan perolehan marketing sales sebesar Rp 1,37 triliun per September 2024.

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST
| Senin, 04 November 2024 | 07:34 WIB

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST

Transaksi menggunakan BI-FAST tumbuh pesat, pada kuartal III-2024 mencapai 924,89 juta transaksi, naik 61,10%.

INDEKS BERITA

Terpopuler