Surya Semesta (SSIA) Akan Menarik Fasilitas Pinjaman dari IFC untuk Ekspansi

Kamis, 21 Februari 2019 | 06:59 WIB
Surya Semesta (SSIA) Akan Menarik Fasilitas Pinjaman dari IFC untuk Ekspansi
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah mempersiapkan rencana ekspansi tahun ini. Perusahaan pengelola kawasan industri ini berencana mencairkan fasilitas pinjaman yang tersedia guna mendanai ekspansi tersebut tahun ini.

Fasilitas pinjaman yang sudah dimiliki tersebut adalah pinjaman senilai US$ 100 juta, atau setara Rp 1,4 triliun, yang diperoleh dari International Finance Corporation (IFC). Komitmen pinjaman ini telah didapat perseroan sejak akhir Mei tahun lalu.

Sejauh ini, SSIA belum melakukan penarikan atas pinjaman tersebut. "Untuk tahun ini, rencananya akan kami tarik tidak lebih 50% dari total fasilitas tersebut," ungkap Erlin Budiman, Head of Investor Relations SSIA kepada KONTAN, Rabu (20/2).

Sesuai dengan ketentuan, penarikan fasilitas pinjaman bisa dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali hingga tahun 2020. Adapun tenor pinjaman tersebut akan jatuh tempo hingga Juni 2026. Bunga atas pinjaman ini adalah sebesar Libor 6 bulan plus 2,75% per tahun.

Kebutuhan dana 

Erlin menambahkan, dana hasil pinjaman dari IFC tersebut sepenuhnya akan digunakan untuk membiayai rencana akuisisi lahan. Pengembang kawasan industri ini mengincar lahan yang berlokasi di Subang.

SSIA berniat membangun kawasan industri seluas 2.000 hektare (ha) di wilayah tersebut. Sejauh ini, SSIA telah mengakuisisi lahan seluas 1.053 ha. Dengan demikian, perusahaan ini masih memerlukan penambahan lahan seluas 1.000 ha lagi selama tiga hingga empat tahun ke depan.

Untuk akuisisi 1.000 ha tersebut, Erlin menyebut, butuh dana sekitar Rp 1 triliun. "Jadi, seharusnya penarikan tahun ini kurang dari 50%," imbuh Erlin.

Manajemen SSIA kini tengah menghitung berapa besar kebutuhan dana tahun ini. Ini bakal jadi acuan seberapa besar pencairan dana dari IFC dilakukan. "Akan kami lihat kebutuhan cash seberapa banyak," jelas Erlin.

Pasalnya, agenda SSIA tahun ini bukan hanya pengembangan kawasan industri di Subang. Perusahaan ini juga memiliki utang obligasi jatuh tempo senilai Rp 510 miliar.

Obligasi ini merupakan bagian dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan I SSIA yang diterbitkan 2016 lalu. Tenor obligasi ini selama tiga tahun dengan kupon 9,875% per tahun. "Kami akan menerbitkan obligasi Rp 500 miliar untuk menggantikan obligasi tersebut," beber Erlin.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menilai, penarikan pinjaman tersebut tidak akan mempengaruhi kualitas kesehatan keuangan SSIA. Sebaliknya, karena pinjaman digunakan untuk ekspansi, sehingga akan positif bagi fundamental. Belum lagi SSIA berencana untuk berkongsi dengan Jasa Marga membangun akses tol Patimban.

Yang terpenting, SSIA mampu menjaga rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER). "Setidaknya tidak lebih dari rata-rata DER industri di 0,9 kali," imbuh Sukarno.

Sehingga, saham SSIA masih layak dikoleksi. Terlebih jika dilihat dari price to book value (PBV), valuasi emiten ini cukup murah, masih 0,64 kali.

Dia merekomendasikan buy saham SSIA dengan target harga sebesar Rp 800 per saham. Kemarin, saham SSIA naik 10 poin ke level Rp 585 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

INDEKS BERITA

Terpopuler