Suryadi Sasmita, Wakil Ketum Kadin Bidang Fiskal: Utang Kita Masih Terkontrol

Selasa, 11 Oktober 2022 | 05:00 WIB
Suryadi Sasmita, Wakil Ketum Kadin Bidang Fiskal: Utang Kita Masih Terkontrol
[]
Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sedikit banyak membuat pengusaha risau. Pasalnya, nilai tukar rupiah kini sudah melewati batas psikologis di Rp 15.000 per dollar AS. 

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut bahwa pelemahan nilai tukar ini akan berimbas pada kegiatan ekspor-impor yang dilakukan oleh pengusaha.

Bagaimana  pengusaha dapat mengelola utang valasnya ditengah pelemahan rupiah saat ini? Untuk menjawab itu, wartawan KONTAN mewawancarai Suryadi Sasmita, Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Publik, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Gedung Smesco, Senin (3/10) berikut nukilannya :

KONTAN: Nilai tukar rupiah sudah menembus Rp 15.200 per dollar AS, bagaimana dampaknya ke pengusaha?

Suryadi: Sebenarnya, sih, kalau dollar semakin tinggi efeknya bahan baku impor kita tinggi dan harga barang impor akan naik tinggi. 
Ada juga sisi positifnya, dengan suku bunga naik, maka mengontrol inflasi tidak tinggi,  ekspor-impor kita juga masih positif. Jadi  dapat dikatakan kita bakal masih bisa bertahanlah.

Tetapi  sebenarnya idealnya nilai tukar bagi pengusaha itu di level Rp 15.000 per USD, itu level psikologis kami.

KONTAN:  Kalau rupiah melemah, bagaimana imbas terhadap utang valas?

Suryadi:  Ya otomatis akan ikut terdampak, ini makanya saya bilang tadi pergerakannya sudah di level psikologis. Banyak pengusaha yang kaget, tapi saya rasa kagetnya hanya di awal saja.
Kalau diintervensi pemerintah, sedikit demi sedikit itu akan kembali lagi nanti rupiah menguat.

KONTAN: Banyak yang sudah melakukan hedging utang valas belum?

Suryadi: Kalau menurut saya sekarang kita punya utang itu masih terkontrol. Jauh lebih baik jika dibandingkan dengan  negara-negara di Amerika dan Eropa. Jadi Indonesia termasuk lima negara dengan pengelolaan utang yang aman di seluruh dunia.
Untuk hedging sih belum tahu. Yang penting kita tetap semangat dan mawas diri karena kalau pengusahanya sudah tidak semangat, ya, berbahaya.

KONTAN: Lalu imbas ke iklim usaha seperti apa?

Suryadi: Bisnis ada yang ekspansif, ada yang stagnan, dan ada yang menurun. Kita kan juga bisa lihat dibandingkan dengan global, pertumbuhan ekonomi kita 5,44%, artinya bisnis sudah mulai membaik.
 

KONTAN: Kalau sudah membaik, kok, belakangan banyak kabar PHK?

Suryadi: Ini berkaitan dengan global tadi, karena order ekspor mereka untuk tahun 2023 berkurang. Khususnya untuk sektor padat karya seperti sepatu, garmen, dan lainnya. Makanya mereka mulai melakukan PHK agar bisnisnya lebih efisien.

KONTAN: Saat ini insentif apa sih yang dibutuhkan pengusaha?

Suryadi: Tujuan insentif itu kan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu yang tak berdaya. Jadi perlu ada insentif. Pemerintah perlu melihat, apa sih kebutuhan pengusaha saat ini karena berbeda-beda.          

 

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Saham-Saham di Indeks LQ45 Lebih Cerah pada Semester II
| Selasa, 01 Juli 2025 | 08:54 WIB

Prospek Saham-Saham di Indeks LQ45 Lebih Cerah pada Semester II

Kinerja saham-saham likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung di Indeks LQ45 cenderung tertekan sepanjang semester pertama 2025 ini. 

Profit 27,66% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak (1 Juli 2025)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 08:25 WIB

Profit 27,66% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak (1 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (1 Juli 2025) Rp 1.896.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,66% jika menjual hari ini.

Pasar Cenderung Wait and See, Rupiah Akan Sideways pada Selasa (1/7)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:20 WIB

Pasar Cenderung Wait and See, Rupiah Akan Sideways pada Selasa (1/7)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,27% ke Rp 16.238 per dolar AS pada Senin (30/6). 

Valas Alternatif dan Emas Bisa Menjadi Pilihan Investasi
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:15 WIB

Valas Alternatif dan Emas Bisa Menjadi Pilihan Investasi

 Memasuki semester II 2025, pelaku pasar perlu mencermati perkembangan geopolitik, kebijakan tarif impor, dan arah suku bunga bank sentral. 

Menggaet Restu RUPSLB, Emiten Prajogo Pangestu Ini Bersiap Menggelar Stock Split
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:10 WIB

Menggaet Restu RUPSLB, Emiten Prajogo Pangestu Ini Bersiap Menggelar Stock Split

Stock split saham pada dasarnya hanya mengubah nominal saham . Jadi, tidak semerta-merta mengubah tren pergerakan harga saham emiten.

Paradoks Indonesia
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:10 WIB

Paradoks Indonesia

Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), tapi gagal menjadi negara maju dan makmur.

Danantara Bakal Meraih Pendanaan US$ 10 Miliar
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:05 WIB

Danantara Bakal Meraih Pendanaan US$ 10 Miliar

Sejak didirikan pada Februari tahun ini, Danantara yang sudah resmi mempunyai kantor baru berhasil meraih pendapaan hingga US$ 7 miliar. 

Mengawali Semester II 2025 di Tengah Tren Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:01 WIB

Mengawali Semester II 2025 di Tengah Tren Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Meski IHSG menguat, asing tercatat melakukan aksi jual bersih alias net sell sebesar Rp 358,96 miliar. 

Diskon Tarif Mengerek Trafik Jalan Tol Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:00 WIB

Diskon Tarif Mengerek Trafik Jalan Tol Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam

Sejumlah pengelola jalan tol seperti Jasa Marga, Hutama Karya dan Astra Infra menerapkan diskon tarif tol.

Upaya Mitigasi Penurunan Margin PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
| Selasa, 01 Juli 2025 | 06:00 WIB

Upaya Mitigasi Penurunan Margin PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjalankan sejumlah inisiatif strategis seperti pengalihan gas ekspor ke domestik

INDEKS BERITA

Terpopuler