Tahun Ini, Bank Memacu Bisnis Kredit Otomotif

Selasa, 15 Januari 2019 | 06:05 WIB
Tahun Ini, Bank Memacu Bisnis Kredit Otomotif
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kredit kendaraan bermotor (KKB) diyakini melaju semakin kencang di tahun ini. Prediksi bergaung setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan keringanan uang muka atau down payment (DP) hingga 0% bagi perusahaan pembiayaan. Tentu pelonggaran ini akan memaksa perbankan untuk lebih gesit mendorong pertumbuhan KKB lantaran persaingan makin sengit.

Berbeda dengan multifinance, bank tetap wajib memberlakukan uang muka minimal 20% untuk KKB yang disalurkannya. Aturan itu tertuang dalam Peraturan BI (PBI) Nomor 17/10/PBI/2015 tanggal 18 Juni 2015 tentang Rasio Loan to Value (LTV) dan Rasio Financing to Value (FTV) untuk kredit properti serta uang muka KKB.

Meski begitu, sejumlah bankir tetap optimis bisnis kredit otomotif bisa terus tumbuh tahun ini. Santoso Liem, Direktur Bank Central Asia (BCA), menuturkan, bank punya keunggulan tersendiri dalam menyalurkan kredit dibanding multifinance. Bentuk keunggulan itu adalah suku bunga yang lebih rendah.

Walau demikian, Santoso menyatakan BCA hanya memasang target pertumbuhan sebesar 8% untuk KKB di tahun ini, alias sama dengan tahun lalu. BCA akan fokus menjaga rasio NPL KKB agar tetap rendah dibanding mengincar pertumbuhan yang tinggi. Saat ini, NPL KKB BCA masih terbilang rendah di kisaran 1%. "Bunga harus diperhatikan, karena itu bisa mempengaruhi kemampuan membayar debitur. Belum lagi bisa menganggu kualitas kredit," ujar Santoso, Senin (14/1).

Perbaiki kualitas kredit

Sementara itu, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkap tahun ini perseroan akan tancap gas dalam mendongkrak bisnis KKB. Alasannya, sejak tahun 2017 silam CIMB Niaga termasuk anak usaha CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) sempat melakukan rekalibrasi alias pembenahan dalam penyaluran kredit otomotif.

Karena itu, di tahun ini Lani optimistis dari segi penjualan kendaraan bermotor, Bank CIMB Niaga mampu mendongkrak pertumbuhan 50% dibanding tahun lalu.

Adapun, Direktur Konsumer BRI Handayani memandang relaksasi uang muka KKB multifinance bakal memberikan tantangan pada pertumbuhan bisnis perseroan. Namun ia tetap optimistis segmen ini tetap bisa tumbuh hingga 15% tahun ini.

Di sisi lain, ketiga bank ini sepakat mendukung relaksasi aturan DP untuk multifinance. Penyebabnya bank menganggap risik dapat mendongkrak bisnis anak usaha masing-masing perusahaan.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya
| Jumat, 16 Mei 2025 | 17:02 WIB

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya

Pertumbuhan IHSG pada perdagangan 15 Mei 2025 ditopang oleh aksi beli bersih (net buy)  investor asing sebesar Rp 1,68 triliun.

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM
| Jumat, 16 Mei 2025 | 16:00 WIB

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM

CGS International memprediksi dividend yield PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan berada di 6,84% pada 2025 dan 7,13% di 2026.

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:46 WIB

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi

Secara keseluruhan, sebanyak 221.000 orang jemaah haji akan diberangkatkan di tahun ini dari seluruh embarkasi Indonesia.

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif  Agar Ekonomi Bergulir
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:00 WIB

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif Agar Ekonomi Bergulir

Insentif yang diharapkan terutama yang bisa mengungkit konsumsi rumahtangga dan membuat dunia usaha bergeliat lagi.​

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:47 WIB

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah

Kepemilikan SBN oleh investor asing kembali mencapai Rp 906,96 triliun yang merupakan level tertinggi sejak 2021.

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:00 WIB

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025

Selain PT PP Urban, gugatan PKPU juga menghampiri PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun
| Jumat, 16 Mei 2025 | 13:00 WIB

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun

Jika penerimaan masih seret, sementara pemerintah tak melakukan penghematan pengeluaran yang masif, defisit APBN 2025 berpotensi lebih dari 3%.

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 12:00 WIB

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut

Penurunan paylater mencerminkan sikap kehati-hatian baik dari sisi penawaran (bank dan perusahaan pembiayaan) maupun permintaan.

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:03 WIB

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) bakal menerbitkan 533.333.334 saham baru melalui skema private placement.

Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Menyusut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:00 WIB

Wajib Pajak Hasil Ekstensifikasi Menyusut

Berdasarkan perhitungan KONTAN, dari data Kemkeu, rata-rata pertumbuhan penerimaan pajak periode 2020 hingga 2023 mencapai 9,28% per tahun.

INDEKS BERITA

Terpopuler