Tanpa Blue Band, Pendapatan Unilever (UNVR) Tumbuh Tipis

Jumat, 26 Juli 2019 | 04:30 WIB
Tanpa Blue Band, Pendapatan Unilever (UNVR) Tumbuh Tipis
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) semester pertama tahun ini hanya tumbuh tipis. Hal ini karena perusahaan induk sudah tak lagi mencatat penjualan merek Blue Band.

Pendapatan UNVR hanya tumbuh sekitar 1,2% secara tahunan menjadi Rp 21,45 triliun. "Tahun lalu, bisnis spreads kami dengan merek Blue Band masih berjalan," ujar Sancoyo Antarikso, Direktur UNVR kepada KONTAN, Kamis (25/7).

Menurut dia, tanpa memperhitungkan penjualan segmen bisnis spread, pertumbuhan pendapatannya secara tahunan mencapai 6,6%. Sementara, secara kuartalan, pertumbuhan penjualan domestik mencapai 8,4%.

Pada kuartal ketiga tahun lalu, UNVR menjual aset yang masuk kategori spreads. Dari aksi tersebut, perusahaan ini meraup keuntungan bersih sebesar Rp 2,1 triliun.

Setelah tak menjual merek Blue Band, UNVR sepanjang paruh pertama tahun ini mengandalkan segmen home and personal care sebagai motor pendapatannya. UNVR mencatat kenaikan pendapatan sebesar 5% menjadi Rp 14,81 triliun di segmen ini.

Untuk segmen foods and refreshment, UNVR mencatat angka penjualan Rp 6,64 triliun. Angka ini justru turun sekitar 6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 7,12 triliun.

Dari sisi laba, UNVR mencatat kenaikan laba bersih sekitar 5% menjadi Rp 3,69 triliun. Dengan sejumlah efisiensi yang dilakukannya, perolehan laba bersih ini mencerminkan margin sebesar 17,2%, dari sebesar 16,5% tahun lalu.

Menurut Sancoyo, efisiensi bertujuan meningkatkan nilai investasi pemegang saham. Dengan perolehan tersebut, dividen per saham pada kuartal dua tahun ini meningkat dari Rp 229 menjadi Rp 255. Peningkatannya sekitar 11,4%, imbuh dia.

Lebih moncer

Jika disandingkan secara tahunan, imbas divestasi Blue Band memang membuat kinerja keuangan UNVR kurang optimal. Namun, secara kuartalan, kinerja perusahaan ini lebih moncer, terutama dari sisi laba.

Stella Amelinda, analis Ciptadana Sekuritas, menjelaskan, pendapatan UNVR di kuartal kedua memang hanya tumbuh 1,2%. "Itu karena harga pokok penjualan UNVR turun 4% dibanding kuartal pertama," tulis Stella dalam riset per 25 Juli. Tapi, laba bersih kuartalan melompat 11% menjadi Rp 1,9 triliun.

Stella menilai, isu utama UNVR di sisa tahun ini ada di sisi kemampuannya mencetak laba. Rendahnya harga komoditas dan stabilnya rupiah akan membuat margin bisnis UNVR kian tebal.

Dia merekomendasikan buy saham UNVR dengan target harga Rp 50.500 per saham. Kemarin, saham ini turun 475 poin ke level Rp 44.950 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

BUMA Internasional (DOID) Batal Mengakuisisi Tambang di Australia
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:50 WIB

BUMA Internasional (DOID) Batal Mengakuisisi Tambang di Australia

Pada 25 November 2024, PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) telah meneken perjanjian untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex.

Anggaran Program MBG Naik, Kinerja Emiten Unggas Bisa Membaik
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:45 WIB

Anggaran Program MBG Naik, Kinerja Emiten Unggas Bisa Membaik

Peningkatan anggaran program MBG berpotensi jadi katalis positif bagi emiten poultry atau perunggasan.

Danantara Fokus Berinvestasi di Dalam Negeri
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:40 WIB

Danantara Fokus Berinvestasi di Dalam Negeri

Danantara sudah merampungkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sudah disetujui parlemen. 

Pendapatan Melejit, Laba Siloam (SILO) Melesat Dua Digit di Semester I-2025
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:35 WIB

Pendapatan Melejit, Laba Siloam (SILO) Melesat Dua Digit di Semester I-2025

Melonjaknya pendapatan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)disumbang naiknya pendapatan dari segmen rawat jalan. ​

Utang Whoosh Bisa Ganggu Layanan KAI
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:20 WIB

Utang Whoosh Bisa Ganggu Layanan KAI

Ada usulan untuk melepaskan aset Kereta Api Indonesia (KAI) ke negara untuk bisa melunasi utang perusahaan transportasi tersebut.

Pasokan Beras Subsidi Masih Minim di Pasaran
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:10 WIB

Pasokan Beras Subsidi Masih Minim di Pasaran

Pemerintah baru menyalurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) setara 3,46% dari target tahun ini 1,3 juta ton.

Tumbuhkan Kepercayaan Investor, Industri & Konsumen
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 05:05 WIB

Tumbuhkan Kepercayaan Investor, Industri & Konsumen

Pelaku usaha membutuhkan dua hal utama pertama, kepastian berusaha serta yang kedua adalah efisiensi.

Risiko Judi Online di E-Wallet Belum Sirna
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:55 WIB

Risiko Judi Online di E-Wallet Belum Sirna

Popularitas dompet digital semakin meningkat seiring kuatnya adaptasi transaksi digital oleh masyarakat. 

Proyeksi IHSG Untuk Kamis (21/8) Setelah BI Rate Turun Empat Kali Tahun Ini
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Proyeksi IHSG Untuk Kamis (21/8) Setelah BI Rate Turun Empat Kali Tahun Ini

IHSG mengakumulasi kenaikan 1,95% dalam lima hari perdagangan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 12,20%.

Negosiasi Alot Menyendat Bisnis Asuransi Kredit
| Kamis, 21 Agustus 2025 | 04:35 WIB

Negosiasi Alot Menyendat Bisnis Asuransi Kredit

Bisnis asuransi kredit masih dihadapkan pada sejumlah tantangan usai aturan mainnya diperketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

INDEKS BERITA

Terpopuler