Tanpa Penghasilan Tambahan, Konsumen Semakin Pesimis

Rabu, 07 Agustus 2019 | 07:59 WIB
Tanpa Penghasilan Tambahan, Konsumen Semakin Pesimis
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme konsumen hingga bulan Juli bertahan di tren pelemahan. Pemerintah perlu mewaspadai kecenderungan ini lantaran konsumsi masyarakat selama ini jadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI), Indeks keyakinan konsumen (IKK) Juli 2019 berada di level 124,8, turun 1,6 poin dibandingkan dengan Juni yang sebesar 126,2.

Penurunan tersebut, disebabkan oleh penurunan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 3,5 poin ke level 111,2. Survei BI juga mencatat, seluruh komponen pembentuk IKE bulan Juli mengalami penurunan.

Baca Juga: Optimisme bisnis diproyeksi menurun Q3 2019, ini kata pengusaha dan ekonom

Penurunan paling dalam, terjadi pada indeks ketersediaan lapangan pekerjaan sebesar 4,4 poin. Bahkan, komponen ini berada di level pesimis yakni di bawah 100, dengan nilai indeks sebesar 96,6. "Penurunan indeks, terutama terjadi pada responden berpendidikan akademi dan sarjana," seperti dikutip dari keterangan BI, Selasa (6/8).

Adapun indeks penghasilan saat ini dan pembelian barang tahan lama masing-masing turun 3,2 poin ke level 123,3, dan 3 poin ke level 113,6.

BI juga mencatat, Indeks Ekspansi Ekonomi (IEK) naik tipis dari 138,1 menjadi 138,4. Ini lantaran indeks ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan dan indeks ekspektasi kegiatan usaha mengalami penurunan. Hanya indeks ekspektasi penghasilan yang masih mengalami kenaikan.

Dengan menurunnya optimisme konsumen di bulan Juli 2019, porsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pun menurun dari 69,4% menjadi 68,8%. Namun, rerata rasio pembayaran cicilan naik dari 11,2% menjadi 12,2%.

Baca Juga: BPS: Ini usaha yang mendapat optimisme tertinggi dan terendah pelaku bisnis

Ekonom Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana mengatakan, secara siklus, konsumsi masyarakat turun di kuartal III setelah melewati puncaknya kuartal II-2019. Penurunan itu lantaran tidak ada lagi tambahan penghasilan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan pencairan dana subsidi langsung.

Selain itu, ada tekanan cukup besar terhadap penghasilan masyarakat di daerah penghasil komoditas, karena adanya tren penurunan harga.

Sedangkan Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menduga, konsumen pesimistis terhadap kondisi lapangan pekerjaan saat ini karena ketidakpastian politik. Selain itu, pemerintah tengah menghadapi masa transisi pemerintahan yang baru.

Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) juga mencatat, penyerapan tenaga kerja kuartal II-2019 hanya 255.314. Angka itu turun 11,91% kuartal II-2018 yang sebanyak 289.843 orang.

Baca Juga: BPS: Optimisme Pebisnis dan Konsumen Melandai di Kuartal Ketiga

Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani optimistis konsumsi masyarakat bakal membaik sampai akhir tahun. "Perbaikan ini sejalan dengan meredanya ketidakpastian politik, stabilitas harga tiket pesawat, hingga pemangkasan bunga acuan BI," kata Hariyadi.

Menurutnya, sektor usaha yang akan kembali mendorong konsumsi adalah pariwisata atau hotel hingga makanan dan minuman.

Bagikan

Berita Terbaru

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

INDEKS BERITA

Terpopuler