KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menghadapi tantangan menyempitnya ruang fiskal dan rendahnya rasio pajak terhadap produk domestik bruto (PDB). Sebab di semester awal, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mewarisi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 senilai Rp 507,8 triliun atau 2,29% dari PDB.
Meskipun nilai defisit itu lebih rendah daripada target awal APBN yang mencapai Rp 522,8 triliun. Namun defisit tetaplah defisit dan tidak boleh dianggap remeh. Faktanya defisit APBN dari masa ke masa selalu terjadi, bahkan cenderung mengalami peningkatan. Menurut Kementerian Keuangan (2025), APBN 2025 dirancang defisit sebesar Rp 616,2 triliun, atau 2,53% dari PDB.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.