Tawarkan Harga IPO Rp 150-Rp 200 Per Saham, Ini Rencana Bisnis DMS Propertindo

Sabtu, 22 Juni 2019 | 06:20 WIB
Tawarkan Harga IPO Rp 150-Rp 200 Per Saham, Ini Rencana Bisnis DMS Propertindo
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT DMS Propertindo Tbk akan menggenapi daftar perusahaan yang listing dalam waktu dekat di Bursa Efek Indonesia (BEI). DMS berniat menggelar initial public offering (IPO) pada 9 Juli mendatang.

DMS berniat menawarkan kurang lebih 933 juta unit ke publik, atau sekitar 7,8% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, setelah resmi melantai di pasar saham.

Danatama Makmur Sekuritas ditunjuk selaku penjamin pelaksana emisi efek tersebut.DMS Propertindo adalah perusahaan properti residensial. Produk residensial DMS antara lain Accola Park Serpong, Accola Residences, serta Accola Garden Samarinda.

Selain residensial, DMS juga mengembangkan hotel. Tercatat ada dua hotel yang masuk dalam jaringan bisnis DMS, yaitu Zest Hotel di Yogyakarta dan FABU Hotel di Bandung, Jawa Barat.

DMS menawarkan harga saham perdananya di kisaran Rp 150-Rp 200 per saham. "Target dana yang coba kami raih sebesar Rp 150 miliar," kata Direktur Utama DMS Mohamad Prapanca dalam due diligence dan paparan publik DMS Propertindo di Bogor, Jumat (21/6).

Selain itu DMS juga akan melaksanakan obligasi wajib konversi (OWK) dengan nilai Rp 270,16 miliar. Sudah ada perusahaan yang akan mengambil OWK dari DMS tersebut, yaitu Glodfive Investment Capital Ltd dan Castelford Investment Holding Ltd.

Sebagai insentif, DMS juga akan merilis 2,8 miliar waran seri I dengan rasio 3:1.Nantinya, sekitar Rp 100 miliar dari dana tersebut akan digunakan DMS untuk mengakusisi sebuah lahan di Bandung Selatan, Jawa Barat. Sedangkan sisanya akan digunakan DMS sebagai modal kerja.

"Selain untuk modal kerja entitas induk, akan digunakan untuk modal operasional anak perusahaan, yaitu PT Padajaran Raya," kata Prapanca.Untuk ekspansi, Prapanca mengatakan pihaknya segera merealisasikan rencana pengembangan sebuah kawasan small city di Bandung Selatan seluas 63 hektare.

Pembangunan akan dimulai dalam waktu dekat. Estimasi pengerjaan selama satu tahunlah, kira-kira, terang dia.Dari pembangunan itu, manajemen DMS optimistis bisa meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pasalnya, dari proyek yang sudah ada, Prapanca mengaku tidak berekspektasi terlalu banyak.

"Mungkin akan agak sedikit turun, tapi yang jelas kami masih akan mencatatkan laba," tambah dia. DMS tercatat masih memiliki persediaan tanah dengan total 52,4 hektare. Dari jumlah itu, sebesar 3,2 ha berada di Serpong, Tangerang Selatan, dan dikendalikan oleh dua entitas anak, yaitu DMS Graha dan DMS Laguna.

Rencananya, DMS akan mengembangkan 1,8 hektare sebagai rumah tapak. Sisanya 1,4 hektare sebagai apartemen.Sedangkan sebesar 49,2 hektare sisanya berada di Samarinda. Melalui anak perusahaan DMSPS, perusahaan ini akan membangun area rumah tapak dan area komersial.

Bagikan

Berita Terbaru

InvestHK Siap Membantu Pemerintah Indonesia Untuk Mendirikan Family Office
| Jumat, 10 Januari 2025 | 13:40 WIB

InvestHK Siap Membantu Pemerintah Indonesia Untuk Mendirikan Family Office

Dalam kunjungannya di Indonesia, InvestHK mengaku sudah bertemu dengan Pemerintah Indonesia dan para pengusaha.

Petani Tembakau, Antara Risko Tinggi dan Rezeki yang Memukau
| Jumat, 10 Januari 2025 | 10:00 WIB

Petani Tembakau, Antara Risko Tinggi dan Rezeki yang Memukau

Risiko tinggi tersebut terbayarkan lunas dengan adanya peluang pada saat panen. Ada yang bisa menunaikan ibadah haji. 

Melihat, Meraba dan Mencium, Kunci Menghasilkan Rokok yang Berkualitas
| Jumat, 10 Januari 2025 | 09:52 WIB

Melihat, Meraba dan Mencium, Kunci Menghasilkan Rokok yang Berkualitas

Bila setelah diraba masih ragu, kunci terakhir dalam menentukan kualitas tembakau adalah dengan cara dicium.

Masa Depan Suram Kaum Kerah Biru Saat Kepulan Asap Semakin Berkurang
| Jumat, 10 Januari 2025 | 09:42 WIB

Masa Depan Suram Kaum Kerah Biru Saat Kepulan Asap Semakin Berkurang

Apakah industri tembakau akan "terbakar" menjadi abu? Bagaimana nasib para pekerja seperti Sunarti? Bagaimana nasib keluarga mereka?

Dana Hasil Divestasi Saham RATU Dipakai RAJA Untuk Proyek Pipa BBM Hingga LNG Plant
| Jumat, 10 Januari 2025 | 08:34 WIB

Dana Hasil Divestasi Saham RATU Dipakai RAJA Untuk Proyek Pipa BBM Hingga LNG Plant

PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) merangsek ke bisnis EBT, salah satunya di bisnis PLTS yang berkongsi dengan investor Timur Tengah.

Rezeki Mini dari Makan Bergizi
| Jumat, 10 Januari 2025 | 07:41 WIB

Rezeki Mini dari Makan Bergizi

Saham-saham yang digadang-gadang bakal terkena dampak positif dari program makan bergizi gratis, belum banyak terapresiasi.

Lebih Waspada Usai Masuk Radar Bursa
| Jumat, 10 Januari 2025 | 07:24 WIB

Lebih Waspada Usai Masuk Radar Bursa

Di tengah pergerakan Indeks Saham Gabungan (IHSG) yang tengah lesu, beberapa saham dinilai bergerak di luar kebiasaan

HERO Menyiapkan Ekspansi IKEA dan Guardian
| Jumat, 10 Januari 2025 | 07:16 WIB

HERO Menyiapkan Ekspansi IKEA dan Guardian

PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) fokus mengandalkan Guardian dan IKEA untuk menopang performa bisnisnya. 

Pada Saat IHSG Menurun, Deretan Saham Lapis Tiga Malah Mendaki
| Jumat, 10 Januari 2025 | 06:59 WIB

Pada Saat IHSG Menurun, Deretan Saham Lapis Tiga Malah Mendaki

Saham di papan ini high risk dan umumnya likuiditas rendah. Tetapkan target profit dan cut loss sejak awal. 

Tak Cuma Alih Pengawasan, Perlu Inovasi Agar Pasar Valas Berkembang
| Jumat, 10 Januari 2025 | 06:59 WIB

Tak Cuma Alih Pengawasan, Perlu Inovasi Agar Pasar Valas Berkembang

Pemerintah memperkuat regulasi industri keuangan dengan mengalihkan pengawasan atas aset kripto dan derivatif keuangan valuta asing.

INDEKS BERITA

Terpopuler