Tembus Rekor Terendah, Hati-Hati Saham GOTO Masih Rawan Koreksi

Selasa, 17 Oktober 2023 | 08:54 WIB
Tembus Rekor Terendah, Hati-Hati Saham GOTO Masih Rawan Koreksi
[ILUSTRASI. GOTO - kontan kilas online]
Reporter: Yuliana Hema | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemegang saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sedang was-was. Pasalnya, penurunan harga saham GOTO terus berlanjut. Bahkan, pada perdagangan Senin (16/10), saham GOTO menyentuh level terendah intraday sepanjang masa di Rp 54 per saham.

Saham GOTO sedikit menguat menjelang penutupan bursa, dan akhirnya ditutup dengan koreksi 1,49% atau turun satu poin ke level Rp 66 per saham. Level ini pun menjadi rekor harga terendah GOTO yang baru, alias all time low.

Penurunan saham GOTO yang cukup dalam telah terjadi sejak Kamis pekan lalu (12/10). Dari data Bloomberg, UBS Sekuritas dan BNI Sekuritas menjadi broker dengan nilai jual bersih terbesar di periode tersebut.

Baca Juga: Pembiayaan Modal Kerja WOM Finance Menyusut

Padahal, GOTO baru saja menuntaskan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement.

Dalam aksi korporasi itu, saham baru GOTO dicaplok oleh Bhinneka Holdings Limited seharga Rp 90 per saham. Perusahaan ini menggelontorkan sekitar Rp 1,53 triliun atau US$ 100 juta. Pada saat yang bersamaan, Bhinneka Holdings juga akan mengambil surat utang luar negeri oleh Goto International Finance (22) Ltd sebesar US$ 50 juta.

Untuk mengambil seluruh saham private placement dan obligasi Grup GoTo, Bhinneka Holdings menerbitkan obligasi bersifat ekuitas senilai US$ 150 juta atau senilai Rp 2,3 triliun. Obligasi bersifat ekuitas tersebut diambil oleh International Finance Corporation (IFC) dan WAF Investments Cayman LLC yang merupakan entitas Franke & Company.

Dengan berbagai aksi korporasi itu, GOTO bahkan optimistis bisa mencetak titik impas atau adjusted EBITDA positif di akhir kuartal IV 2023. Apalagi, pada separuh pertama tahun ini, GOTO berhasil menekan kerugian.

Namun nyatanya, pasar merespons sebaliknya. Nampak dari penurunan saham GOTO yang tak berhenti sejak sebulan terakhir. Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menilai, goyahnya harga saham GOTO dipengaruhi oleh makin besarnya free float GOTO.

"Sehingga tidak ada lagi pemegang saham mayoritas yang berkepentingan dan sulit untuk menjaga harga," kata Budi, kemarin.

Penurunan harga saham GOTO diperparah setelah Komisaris GOTO, sekaligus founder Tokopedia menjual 332,22 juta saham seri A miliknya dari 913 Oktober 2023 di harga rata-rata Rp 78,98 per saham. William diperkirakan memperoleh Rp 26,21 miliar aksi penjualan saham GOTO itu. Dalam keterbukaan informasi, William menjelaskan transaksi ini dilakukan untuk kebutuhan pribadinya.

Baca Juga: IHSG Hari Ini Masih Rawan Koreksi, Simak Rekomendasi Saham untuk Selasa (17/10)

Teguh Hidayat, Pengamat Pasar Modal & Direktur Avere Investama mencermat, walaupun jumlah saham yang dijual masih kecil, tapi apa yang dilakukan oleh William menjadi hal yang penting bagi investor publik.

"Founder yang paling tahu dalam perusahaan, investor hanya meraba. Jadi founder jual, investor panik. Kalau founder beli, investor juga ikut beli," ujarnya.

Sedangkan Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto mencermati, tekanan yang terjadi pada GOTO sepenuhnya disebabkan respons pasar. Pasar merespons karena GOTO menembus rekor harga terendah dan mendekati Rp 50, namun tidak didasari oleh faktor fundamental.

Teguh menilai, tidak tertutup kemungkinan GOTO tergelincir hingga level gocap alias Rp 50. William juga melihat, tekanan jual masih bisa terjadi. Budi dan Teguh menyarankan investor untuk mencari saham lain dengan risiko lebih kecil. "Ikut arus saja. Kalau GOTO lagi turun ya jual dan masuk ke saham lain," tandas Teguh.

Bagikan

Berita Terbaru

Akui Bukan SWF Biasa, Mari Kupas Jati Diri BPI Danatara
| Kamis, 06 November 2025 | 15:25 WIB

Akui Bukan SWF Biasa, Mari Kupas Jati Diri BPI Danatara

Danantara merupakan SWF berbasis BUMN sehingga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban pelayanan publik (public servic obligation).

Anak Usaha TLKM Buka Suara Soal Kepailitan TELE dan Investasi Rp 1,39 Triliun
| Kamis, 06 November 2025 | 13:53 WIB

Anak Usaha TLKM Buka Suara Soal Kepailitan TELE dan Investasi Rp 1,39 Triliun

PT PINS Indonesia, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), akhirnya buka suara menanggapi kabar kepailitan PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE)

Ruang Pendanaan Masih Terbatas, PELNI Buka Opsi Tambah Kapal dari Penjualan Tiket
| Kamis, 06 November 2025 | 13:46 WIB

Ruang Pendanaan Masih Terbatas, PELNI Buka Opsi Tambah Kapal dari Penjualan Tiket

Penyertaan Modal Negara sudah tak lagi digunakan sehingga beberapa upaya diluncurkan PT Pelni guna memastikan kelanjutan investasi armada.

Konsumsi Daging Ayam Melejit, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Naik Dua Digit
| Kamis, 06 November 2025 | 10:29 WIB

Konsumsi Daging Ayam Melejit, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Naik Dua Digit

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) membukukan kinerja positif di sepanjang sembilan bulan tahun 2025.

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Membalikkan Rugi Menjadi Laba Per Kuartal III-2025
| Kamis, 06 November 2025 | 10:21 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Membalikkan Rugi Menjadi Laba Per Kuartal III-2025

Pertumbuhan laba itu disokong lonjakan pendapatan usaha PIPA yang mencapai 30,49% secara tahunan jadi Rp 25,89 miliar per September 2025

Daya Beli Belum Maksi, Laba Emiten Properti Masih Bertaji
| Kamis, 06 November 2025 | 10:17 WIB

Daya Beli Belum Maksi, Laba Emiten Properti Masih Bertaji

Sejumlah emiten properti mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba di sepanjang periode Januari-September 2025

Harga Emas Masih Tinggi, Bumi Resources Minerals (BRMS) Genjot Produksi
| Kamis, 06 November 2025 | 10:08 WIB

Harga Emas Masih Tinggi, Bumi Resources Minerals (BRMS) Genjot Produksi

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membidik pertumbuhan produksi emas 68.000 ons sampai 72.000 ons hingga akhir 2025.​

Penjualan Belum Laris Manis, Kepulan Laba Emiten Rokok Semakin Tipis
| Kamis, 06 November 2025 | 09:52 WIB

Penjualan Belum Laris Manis, Kepulan Laba Emiten Rokok Semakin Tipis

Tekanan daya beli masyarakat masih jadi tantangan emiten rokok. Penurunan daya beli memicu pergeseran konsumsi ke segmen value for money (VFM).

TELE Pailit, Tak Cuma Telkom (TLKM) dan Haiyanto, Ribuan Investor Saham Ikut Merugi
| Kamis, 06 November 2025 | 09:00 WIB

TELE Pailit, Tak Cuma Telkom (TLKM) dan Haiyanto, Ribuan Investor Saham Ikut Merugi

Kasus pailit PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) mencerminkan buruknya perlindungan investor publik.

Menakar Efek Kinerja Sembilan Bulan 2025 dan Rights Issue ke Kinerja PANI
| Kamis, 06 November 2025 | 08:15 WIB

Menakar Efek Kinerja Sembilan Bulan 2025 dan Rights Issue ke Kinerja PANI

Analisis aksi korporasi PANI: Rights issue Rp 16,6 triliun, akuisisi CBDK, dan prospek saham di tengah pemulihan pasar properti.

INDEKS BERITA

Terpopuler