Tergelincir, Harga Crude Palm Oil Sulit Bangkit

Sabtu, 06 Juli 2019 | 06:06 WIB
Tergelincir, Harga Crude Palm Oil Sulit Bangkit
[]
Reporter: Danielisa Putriadita, Yasmine Maghfira | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) merosot sepanjang semester I-2019. Ketidakpastian global dan proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi global akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi penyebab harga komoditas ini merosot.

Di paruh pertama tahun ini, harga CPO kontrak pengiriman September 2019 di Malaysia Derivative Exchange terjun bebas 11,08%. Pada akhir Juni lalu, harganya ada di level RM 1.915 per ton.

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, faktor utama yang membuat harga CPO ambruk adalah perang dagang AS dan China. Efek perang dagang antara negara adikuasa tersebut menciptakan ketidakpastian global.

Kondisi ini akhirnya menciptakan ancaman perlambatan ekonomi global. Alhasil, permintaan komoditas perkebunan ini juga menurun tajam. "Apalagi, China merupakan salah satu pengimpor terbesar CPO di dunia," tambah Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar, Jumat (5/7).

Selain akibat dari ekonomi China yang lesu, belakangan, Negeri Tirai Bambu tersebut memang lebih menyukai minyak kedelai. China lebih banyak mengimpor minyak kedelai lantaran harganya yang sedang dalam tren melemah.

Minyak kedelai merupakan substitusi dari CPO. Artinya, jika harga minyak kedelai lebih murah ketimbang CPO, otomatis minyak kelapa sawit ini ditinggalkan.

Belum lagi, minyak kedelai dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang CPO. Hal ini juga menjadi batu sandungan bagi harga CPO. Terlebih Uni Eropa semakin gencar melakukan kampanye hitam terhadap CPO. Hal tersebut membuat permintaan CPO ke kawasan Eropa pun semakin tipis. Kenaikan tarif impor CPO dari India turut membuat harga CPO sulit rebound.

Di tengah berkurangnya permintaan CPO, banjir produksi justru terjadi. Deddy mencatat, produksi CPO Indonesia mencapai 43 juta ton. Sedangkan produksi CPO Malaysia naik dari 28 juta ton menjadi 32 juta ton di akhir semester I-2019.

Masih tren turun

Di sisi lain, ekspor CPO Malaysia kembali turun. Data Surveyor Kargo Intertek Testing Services (ITS) menyebut, ekspor CPO Malaysia pada bulan Juni hanya 1,34 juta ton. Angka ini turun 19,9% dari bulan sebelumnya.

Surveyor Kargo Amspec Agri Malaysia juga mencatat, ekspor CPO Malaysia Juni terkikis 19,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama di bulan Mei lalu. Ini membuat Yudi pesimistis harga CPO bisa membaik di paruh kedua tahun ini.

Apalagi, bayang-bayang perlambatan ekonomi global masih terlihat. Sebab AS dan China belum menemukan kata sepakat untuk mengakhiri perang dagang.

Namun, koreksi harga CPO di semester II-2019 diprediksi tidak akan seburuk paruh pertama tahun ini. Mengingat negara-negara maju kompak berusaha memperbaiki pertumbuhan ekonomi dengan membuka peluang penurunan suku bunga acuan.

Oleh karena itu, prediksi Yudi, harga CPO akhir tahun 2019 di kisaran RM 1.900–RM 2.050 per metrik ton. Deddy juga melihat tren bearish CPO. Hitungan dia, harganya bergerak di RM 1.900–RM 2.000 per metrik ton.

Bagikan

Berita Terbaru

Profil Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) Menggarap Investasi Infrastruktur
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:30 WIB

Profil Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) Menggarap Investasi Infrastruktur

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) setelah mencatatkan saham di bursa

Sentimen The Fed Menggerakkan Rupiah
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:25 WIB

Sentimen The Fed Menggerakkan Rupiah

Di pasar spot, kurs tutup di level Rp 16.320 per dolar AS pada Jumat (25/7), melemah 0,15% dibanding posisi penutupan hari sebelumnya.

SSMS Mendorong Efisiensi Lewat Evaluasi Aset
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:14 WIB

SSMS Mendorong Efisiensi Lewat Evaluasi Aset

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berupaya untuk meningkat efisiensi kinerja dengan melakukan penataan aset yang lebih efektif.​

Menanti Dampak Program Danantara ke Saham Emiten BUMN
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:10 WIB

Menanti Dampak Program Danantara ke Saham Emiten BUMN

Emiten-emiten BUMN berpeluang kecipratan berkah dari sejumlah program prioritas BPI Danantara yang berlangsung pada 2025.

Ganjalan Ekspor ke Amerika Serikat
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:05 WIB

Ganjalan Ekspor ke Amerika Serikat

Kemampuan untuk bisa menghadapi kebijakan non tarif Amerika Serikat bagi pebisnis Indonesia perlu ditingkatkan.

Marketplace Kini Jadi Pemungut Pajak
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:05 WIB

Marketplace Kini Jadi Pemungut Pajak

Pemungut pajak kerap tidak mendapat kompensasi dari tugas yang diemban oleh mereka yang berasal dari otoritas pajak..​

Berbagai Strategi Emiten Bungsu Prajogo Pangestu Tancap Gas Setelah IPO
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 06:27 WIB

Berbagai Strategi Emiten Bungsu Prajogo Pangestu Tancap Gas Setelah IPO

IPO menjadi momentum penting bagi CDIA Group dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Langkah SSMS Mendorong Efisiensi Lewat Aksi Evaluasi Aset
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 06:17 WIB

Langkah SSMS Mendorong Efisiensi Lewat Aksi Evaluasi Aset

Kenaikan laba ini ditopang oleh penjualan yang naik 45% secara year on year menjadi Rp 3,65 triliun 

Polytron Kejar Target Delapan Showroom EV
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 06:14 WIB

Polytron Kejar Target Delapan Showroom EV

Polytron telah membuka tiga showroom EV di sepanjang 2025, dan salah satunya berlokasi di Surabaya dan dua sisanya di Jakarta.

Metland Bidik Pasar Hunian di Kawasan Industri
| Sabtu, 26 Juli 2025 | 06:10 WIB

Metland Bidik Pasar Hunian di Kawasan Industri

Ekspansi sektor industri di koridor timur Jakarta, khususnya Cikarang diperkirakan akan terus mendorong kebutuhan hunian fungsional

INDEKS BERITA

Terpopuler