Terimbas Perang Dagang, Perusahaan di Jepang Menahan Investasi

Selasa, 22 Januari 2019 | 10:00 WIB
Terimbas Perang Dagang, Perusahaan di Jepang Menahan Investasi
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Di tengah kekhawatiran dampak perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), perusahaan-perusahaan Jepang berencana meningkatkan belanja modal di tahun ini. Namun, mereka tetap waspada dan menahan investasi hingga ada kepastian terkait perang dagang. 

Ketatnya tarif impor dan ketidakpastian perang dagang ikut berimbas pada perusahaan negeri matahari terbit ini, terutama yang memiliki bisnis di China. “Kami dipengaruhi gesekan perang dagang antara AS dan China, jadi kami menahan investasi sampai prospek menjadi jelas,” papar manajer perusahaan pembuat mesin dalam survei yang digelar Reuters pada 7 hingga 16 Januari lalu.

Pembuat motor Nidec Corp dan produsen peralatan otomasi Yaskawa Electric Corp juga sempat memangkas laba operasional tahunan mereka karena melemahnya permintaan dari China.

“Ketidakpastian ekonomi global secara keseluruhan menyebabkan beberapa perusahaan Jepang ragu melakukan investasi aktif,” kata manajer lainnya.

Sebanyak 52% responden mengatakan mereka tak akan mengubah jumlah belanja modal tahun ini, 12% responden bilang akan memotong. Sedangkan, 22% berencana meningkatkan investasi dan 14% lainnya mengatakan akan melakukan hal sama tapi dengan penyesuaian.

Survei yang digelar oleh Nikkei Research untuk Reuters ini telah mensurvei sebanyak 480 perusahaan besar dan menengah. Para manajer berkenan menjadi responden dengan syarat anonimitas. Sekitar 250 orang responden menjawab terkait masalah belanja modal dan perdagangan.

 

Belanja modal

Gesekan perang dagang cukup menganggu rantai pasokan global, serta memicu kekhawatiran berdampak secara signifikan pada perdagangan global, investasi dan pasar keuangan.

Survei perusahaan menunjukkan sekitar 40% perusahaan Jepang melihat gesekan perang dagang dapat berimbas pada penjualan dan rencana laba pada tahun fiskal berikutnya.

Namun, perusahaan besar mengatakan tetap berencana meningkatkan investasi sebesar 14,3% di tahun fiskal yang berakhir Maret.

Di sisi lain, meningkatnya tensi perang dagang membuat perusahaan global menggeser rantai produksi dan pasokan keluar dari China. Mereka mencari fasilitas baru di beberapa negara Asia dan membangun rantai pasokan baru. Sebanyak 25% perusahaan yang disurvei menyebut akan meninjau rantai pasokan mereka di tahun fiskal mendatang.

Perang dagang ini juga berimbas pada kesejahteraan karyawan di perusahaan Jepang. Ketidakpastian prospek laba di tahun ini jadi alasan perusahaan tak menaikkan gaji pokok. Di antara perusahaan yang berencana menaikkan gaji pokok, hanya satu dari 10 yang bermaksud menaikkan gaji dalam jumlah besar. Sebab, konsumsi swasta menyumbang 60% dari ekonomi. “Saat ini, kami tidak punya pilihan selain mengambil risiko ekonomi akan memburuk,” ujar manajer di perusahaan peralatan transportasi.

Bagikan

Berita Terbaru

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun
| Selasa, 05 November 2024 | 07:26 WIB

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun

Kebijakan hapus tagih kredit bagi petani dan nelayan menjadi salah satu prioritas bagi pemerintahan Presiden Prabowo.

INDEKS BERITA

Terpopuler