Terlambat Serahkan Unit Apartemen, Lippo Karawaci (LPKR) Bayar Denda Rp 362,27 Miliar

Sabtu, 21 September 2019 | 12:46 WIB
Terlambat Serahkan Unit Apartemen, Lippo Karawaci (LPKR) Bayar Denda Rp 362,27 Miliar
[ILUSTRASI. ilustrasi pembelian properti]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terlambat melaksanakan serah terima unit pada sejumlah proyek apartemennya kepada konsumen. Akibatnya, perusahaan milik Grup Lippo ini harus menyisihkan denda senilai Rp 362,27 miliar, yang dicatatkan dalam laporan keuangan semester I 2019.

Ketut Budi Wijaya selaku presiden direktur dan Sri M. Handoyo sebagai sekretaris perusahaan LPKR menjelaskan, terdapat empat proyek properti yang terlambat diserahterimakan. Proyek tersebut terdiri dari Embarcadero Suites, Holland Village Jakarta, Millenium Village dan St. Moritz Makassar.

Hal itu disampaikan Ketut dan Sri kepada dalam keterbukaan informasi, Jumat (20/9), menjawab pertanyaan yang disampaikan Bursa Efek Indonesia (BEI) atas laporan keuangan 30 Juni 2019.

Hingga keterbukaan informasi ini dirilis, pihak LPKR menyatakan proyek-proyek apartemen itu masih dalam tahap penyelesaian pembangunan. Sehingga, belum ada unit yang diserahterimakan ke konsumen.

Guna memitigasi risiko atas keterlambatan serah terima unit pada proyek berikutnya, manajemen LPKR fokus terhadap project management dan disiplin dalam proses perencanaan, perijinan, dan pembangunan. Hal ini dilakukan LPKR guna memastikan pembangunan proyek dilaksanakan sesuai skedul yang sudah ditentukan 

Dalam situs LPKR, berikut gambaran keempat proyek apartemen dengan katagori large scale integrated development tersebut.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) dikabarkan akan menggelar roadshow di sisa September 2019

Pertama, Holland Village Jakarta. Proyek ini terletak di perbatasan antara Jakarta Pusat, Utara dan Timur. Holland Village berada dekat dengan jalan layang yang telah direncanakan oleh pemerintah DKI Jakarta.

Proyek Holland Village ini mengusung konsep "9 in 1". Sederet fasilitas lengkap menjadi kawasan daya pikat proyek ini, selain lokasinya yang strategis. LKPR menyiapkan mal pusat perbelanjaan, kantor, rumah sakit berstandar internasional, sekolah bertaraf internasional plus hotel di lokasi tersebut.

Kedua, Embarcadero Suites. Proyek ini akan di bangun di Bintaro, Jakarta Selatan, dengan konsep proyek pembangunan terintegrasi yang mewah dan berkelas dunia. Bangunannya sendiri membutuhkan luas tanah lebih dari 210.000 m2.

Selain itu, LPKR juga menyiapkan area komersial seluas 46.000 m2 dan rumah sakit berkelas dunia dengan kapasitas 300 tempat tidur. Fasilitas lainnya diantaranya adalah family club, kolam renang, pusat makanan dan hiburan.

Ketiga, Millenium Village. Proyek ini merupakan pusat bisnis distrik baru di Lippo Village, Karawaci, dengan nilai investasi sebesar Rp 200 Triliun. Terletak di tengah-tengah lahan seluas 132 hektare (ha) di pusat kota Lippo Village.

Pembangunan Millenium Village akan dikembangkan di atas lahan seluas 70 ha. Pengembangan Millennium Village ini bakal mengadopsi konsep “Global Smart City”, yang akan membuatnya sejajar dengan kota-kota terbaik di dunia.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) diproyeksikan pengembang dengan pendapatan tertinggi

Keempat, St Moritz Makassar. Proyek ini dibangun dia tas lahan seluas 2,7 ha, terletak di jantung pusat kota Makassar. Proyek pembangunan terintegrasi ini, akan memenuhi kebutuhan pasar di Makassar yang mempunyai hasrat atas produk-produk yang merefleksikan gaya hidup modern.

Pelbagai fasilitas akan disiapkan LPKR di kawasan ini, semisal hunian mewah, hotel berbintang lima, mal, rumah sakit dengan kapasitas 250 tempat tidur, sekolah berakreditasi internasional, pusat hiburan dan makanan. 

Menilik bisnis apartemen LPKR, kondisinya memang kurang menyenangkan. Sebab, pendapatan dari apartemen justru lebih kecil ketimbang beban pokoknya.

Dalam laporan keuangan LPKR disebutkan, sepanjang periode Januari-Juni 2019, pendapatan dari bisnis apartemen berjumlah Rp 340,45 miliar. Jumlah ini turun 25,86% dari periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 459,23 miliar.

Sedangkan di sisi lain, beban pokok pendapatan bisnis apartemen meningkat 70,21% menjadi Rp 447,92 miliar dari sebelumnya Rp 263,16 miliar.

Manajemen LPKR menjelaskan lebih tingginya beban pokok ketimbang pendapatan apartemen, disebabkan karena perusahaan ini menghitung ulang biaya konstruksi atas proyek-proyek yang sedang berjalan. Ternyata, biaya konstruksi tersebut lebih besar dari biaya konstruksi yang dianggarkan semula.

Manajemen LPKR menyatakan kondisi industri properti saat ini sedang mengalami kelesuan. Mereka memperkirakan lesunya industri properti akan membaik di semester II 2019 dan semakin menguat di sama datang.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler