Tertekan di Semester I, Bisnis Ritel Mulai Bangkit di Semester II 2019
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengelola pusat perbelanjaan memproyeksikan bisnis ritel makanan dan minuman masih bisa tumbuh di semester kedua tahun ini, meski tidak signifikan. Sepanjang semester I 2019, penjualan ritel anjlok hingga 70% akibat gonjang-ganjing politik.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menilai kelesuan penjualan ritel makanan tidak bisa dipukul rata terjadi pada setiap pelaku bisnis. "Penurunan penjualan terjadi pada pebisnis yang tidak mengikuti pola konsumen dan zaman," ungkap dia, Kamis (11/7).
Menurut dia, saat ini perlakuan konsumen atas kebutuhan berbelanja bukan hanya sekadar fungsi, tapi juga pengalaman, seperti merasakan interior yang bagus atau makanan yang unik. "Ada toko ritel non-makanan minuman yang menjual produk senilai Rp 4 juta dan laku keras. Hal itu menunjukkan daya beli masyarakat masih bagus, hanya lebih selektif. Jadi, bagaimana menarik konsumen untuk datang, itu lebih penting," saran Stefanus.
APPBI memprediksikan pada semester II-2019 bisnis ritel non makanan minuman bisa meningkat, meski tidak signifikan, yakni sampai 10%. "Ini bisa banyak disumbangkan oleh penjualan fesyen muslim seperti hijab dan kosmetik," ungkap dia.
Hal senada diutarakan CEO Emporium Pluit Mall, Ellen Hidayat. "Pada semester kedua, kami menerima permintaan tenant dari sektor makanan minuman, baik dari dalam maupun luar negeri untuk berjualan di mal yang kami kelola," kata dia.
Ellen mengklaim, okupansi penyewa di Emporium Pluit Mall sudah mencapai 98,5%. Alhasil, pengelola kesulitan menyediakan tempat. "Maka yang kami lakukan adalah mengganti tenant yang kinerjanya kurang baik," ujar dia.
Ellen berharap, pada semester kedua pihaknya dapat mengejar pertumbuhan kunjungan dan penjualan sebesar 20%. Salah satu pemicunya adalah event Indonesia Great Sale (IGS) 2019, yang akan bergulir pada 14–25 Agustus nanti.