Tidak Terhambat Intervensi BOJ, Yield Obligasi Acuan Jepang Naik ke Titik Tertinggi

Senin, 28 Maret 2022 | 16:21 WIB
Tidak Terhambat Intervensi BOJ, Yield Obligasi Acuan Jepang Naik ke Titik Tertinggi
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda pada konferensi pers di Tokyo, Jepang, 21 September 2017. REUTERS/Toru Hanai/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Imbal hasil obligasi negara Jepang (JGB) berjangka 10 tahun naik ke titik tertingginya selama enam tahun, yaitu 0,250% pada Senin. Kenaikan yang menyentuh batas atas dari pita kebijakan Bank of Japan itu terjadi, kendati bank sentral negeri itu sudah campur tangan ke pasar. 

BOJ menawarkan pembelian obligasi acuan Jepang itu dalam jumlah tidak terbatas selama dua kali sehari. Permintaan itu muncul di sesi perdagangan pagi hari setelah imbal hasil menyentuh 0,245% untuk pertama kalinya sejak Januari 2016. 

BOJ mengulang kembali tawarannya di sesi sore saat imbal hasil terdorong hingga 0,250%. Namun hingga pukul 14.10 imbal hasil bertahan sebesar 0,250%.

Baca Juga: Jaga Yield Acuan, Bank Sentral Jepang Tampung Semua Tawaran Jual Obligasi Negara

"Tindakannya hari ini merupakan pesan kuat bahwa BOJ tidak akan membiarkan imbal hasil obligasi berjangka 10 tahun naik di atas 0,25%," kata Shinji Ebihara, ahli strategi suku bunga di Barclays di Tokyo. "Untuk menjaga agar imbal hasil tidak melebihi 0,25%, BOJ mengikuti pengumumannya di pagi hari dengan pengumuman di sore hari," imbuh dia.

Nilai tukar yen terhadap dolar turut tertekan, melintasi 123 untuk pertama kalinya sejak Desember 2015. Penurunan itu mencerminkan sikap BOJ yang sangat dovish, sangat kontras dengan gaya Federal Reserve AS yang semakin hawkish.

Imbal hasil JGB telah ditarik lebih tinggi oleh kenaikan imbal hasil Treasury, dengan catatan 10-tahun AS mencapai 2,5570% di perdagangan Tokyo pada hari Senin. Itu merupakan level yang terakhir muncul pada Mei 2019.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda pada hari Jumat menegaskan kembali komitmen Bank untuk "terus mempertahankan pelonggaran moneter yang kuat." Ia menambahkan bahwa ia masih melihat yen yang lemah sebagai "sesuatu yang positif" untuk ekonomi Jepang secara umum.

BOJ telah menetapkan 0,25% sebagai batas atas toleransi implisit di bawah kebijakan kontrol kurva imbal hasil, yang mematok patokan di sekitar nol.

Bank sentral terakhir kali melakukan pembelian tak terbatas pada 10 Februari, ketika imbal hasil naik menjadi 0,230%. Namun pada Jumat BOJ tidak melakukan tindakan apapun, ketika imbal hasil naik setinggi 0,240%.

"Langkah BOJ tidak mengejutkan, karena sebagian besar diantisipasi dengan imbal hasil mendekati 0,25%," kata Masahiro Ichikawa, kepala strategi pasar di Sumitomo Mitsui DS Asset Management.

Baca Juga: Bank Sentral Jepang (BOJ) Menahan Diri, Bergeming Atas Yield JGB 10 Tahun yang Rekor

"Pernyataan Kuroda dan operasi ini semuanya menunjukkan pesan bahwa BOJ akan terus melakukan pelonggaran yang solid untuk saat ini, sehingga mereka akan terus bertindak sesuai dengan itu."

Imbal hasil pada tenor lain juga meningkat, terutama di ujung panjang kurva.
Hasil JGB tenor 20 tahun bertambah 5 basis poin menjadi 0,785%, tertinggi sejak Februari 2016. Hasil 30 tahun naik 5 basis poin menjadi 1,015%, juga tertinggi sejak Februari 2016.

Imbal hasil JGB lima tahun naik tipis 1,5 basis poin menjadi 0,060%. Hasil dua tahun bertambah 0,5 basis poin menjadi minus 0,025%.

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 17:00 WIB

Penjualan PTSN ke AS Tersendat, namun Ekspansi Tambah Kapasitas Tetap Berjalan

PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) membidik kenaikan penjualan lebih dari 30% tahun ini karena adanya penambahan pelanggan baru di berbagai segmen.

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

INDEKS BERITA

Terpopuler