Tren Bunga KPR di 2022 Ikuti Tren Bunga Acuan

Rabu, 08 Desember 2021 | 05:25 WIB
Tren Bunga KPR di 2022 Ikuti Tren Bunga Acuan
[]
Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana bank sentral global mengerek bunga acuan bakal berpengaruh pada bunga perbankan di dalam negeri. Tak terkecuali bunga untuk kredit pemilikan rumah (KPR).

Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan, selain bunga acuan Bank Indonesia (BI), bunga KPR akan dipengaruhi oleh biaya dana atau cost of fund perbankan sebagai sumber likuiditas. 

“Kami harap bunga KPR bisa stabil rendah seperti saat ini. Tergantung dari pergerakan cost of fund dan BI rate juga. Namun saat ini merupakan era bunga rendah,” ujar Lani, Selasa (7/12).

Ia mengaku bunga KPR CIMB Niaga telah turun sekitar 250 basis poin (bps) dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Bahkan, saat ini, CIMB Niaga tengah memberikan promosi akhir tahun dengan bunga KPR 2,2% tetap dalam satu tahun. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) KPR CIMB Niaga per Oktober sebesar Rp 7,25%. 
Lani mengaku bisnis KPR CIMB Niaga tumbuh 8% year on year (yoy) per Oktober 2021. Ia memprediksi hingga akhir tahun masih akan tumbuh dalam persentase yang sama. “Kami harap KPR bisa tumbuh 9%-10% di  2022,” jelasnya. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga masih optimistis dengan prospek KPR pada kuartal IV-2021. BBRI ini mampu mencatatkan pertumbuhan KPR per September 2021 lebih dari 10% secara yoy.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan, momentum harga properti yang turun ini justru menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan investasi di sektor ini.

Digitalisasi KPR

BRI tengah menggelar KPR BRI Virtual Expo hingga 15 Januari 2022 dengan bekerjasama dengan lebih dari 500 developer untuk menggenjot KPR. "Untuk penyaluran tahun 2022, diproyeksikan akan meningkat sebesar 11% yoy," papar Aestika, Selasa (7/12).

SBDK BRI per Oktober 2021 sebesar 7,25% atau turun dari Desember yang masih 9,90%. BRI juga alam terus melakukan inovasi digital untuk mempercepat dan mempermudah proses pengajuan KPR.

Adapun Hirwandi Gafar Direktur Consumer and Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menyatakan selama tahun 2021, pertumbuhan penyaluran kredit stabil dan berkelanjutan kendati pertumbuhan kredit industri cenderung melambat. Untuk kinerja pembiayaan tahun 2021, per Oktober 2021  pertumbuhan kredit Bank BTN  menembus  6% yoy. 

“Ini didorong pertumbuhan KPR subsidi dan KPR non subsidi. Pertumbuhan yang cenderung stabil pada tahun ini dukung oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal adalah kebijakan pemerintah lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Bank Indonesia melakukan penyesuaian pengaturan batasan Rasio Loan to Value (LTV) untuk kredit properti,” jelas Hirwandi, kemarin (7/12).

Sementara dari faktor internal, Bank BTN terus melakukan transformasi, memperkuat jaringan stakeholder properti, aktif bekerjasama dengan komunitas dan instansi. SBDK KPR BTN per Oktober 2021 sebesar 7,25% turun dari Desember 2020 yang di level 10,50%. 

Hirwandi memproyeksikan pembiayaan perumahan di 2022 dapat tumbuh di atas pertumbuhan tahun 2021 yang bertumpu pada pertumbuhan KPR subsidi maupun non subsidi.   

Bagikan

Berita Terbaru

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:31 WIB

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard

Menurutnya, pergerakan harga FILM merupakan kombinasi antara dorongan teknikal dan peningkatan kualitas fundamental.

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 19:56 WIB

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 153,58 miliar.

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

INDEKS BERITA

Terpopuler