Tren Bunga Melandai, Pemerintah Tawarkan Kupon SBR 006 Sebesar 7,95%

Jumat, 29 Maret 2019 | 09:36 WIB
Tren Bunga Melandai, Pemerintah Tawarkan Kupon SBR 006 Sebesar 7,95%
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari, Danielisa Putriadita | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah menyesuaikan kupon untuk Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR006 dengan tren suku bunga saat ini. Surat utang ritel yang akan dipasarkan mulai 1 April itu menawarkan tingkat kupon minimal atau floating with floor surat utang ritel ini hanya sebesar 7,95% per tahun.

Angka itu lebih rendah daripada ingkat kupon minimal pada SBR005 dan ST-003 yang di atas 8% yakni 8,05%. Penurunan kupon minimal ini terjadi karena spread tetap untuk SBR006 hanya 195 bps atau 1,95%.

Menurut Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan, penurunan spread tetap ini dilakukan karena pasar obligasi sedang dalam tren positif. "Apalagi ada tren penurunan tingkat bunga di pasar global," kata dia kepada KONTAN, Kamis (28/3).

Memang yield surat utang negara (SUN) sudah melandai. Yield SUN yang memiliki tenor serupa dengan SBR006 pun sedang dalam tren turun.

Yield SUN seri FR034 yang memiliki tenor dua tahun ada di level 6,704% per Kamis (28/3). Ini level terendah sejak Mei 2018.

Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah menilai, penurunan kupon SBR006 masih wajar, karena di bawah 30 bps. Mengingat, yield FR034 sudah turun 50 bps sepanjang tahun ini.

Penurunan kupon minimal SBR ini tak bisa dihindari. Mengingat pemerintah perlu mengurangi beban pembayaran kupon di tengah kondisi yield yang sedang turun.

Di sisi lain, kupon SBR006 juga masih lebih menggiurkan ketimbang deposito. Rio menghitung, meski sudah dipotong pajak obligasi 15%, investor SBR006 masih bisa mengantongi imbal hasil bersih sebesar 6,45% per tahun.

Angka tersebut bahkan lebih tinggi ketimbang bunga deposito milik Bank Central Asia (BCA) yang rata-rata per tahun ada di kisaran 6,1%. Padahal, bunga obligasi masih dipotong pajak 20%. "Ketika imbal hasil SUN mulai turun, harusnya ini menjadi saat bagi investor masuk ke SBN ritel sebelum terlambat," kata Rio.

Apalagi Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menyebut, dengan terkendalinya inflasi yang berada di bawah 3,5% serta kurs rupiah yang cenderung stabil di Rp 14.100, ruang gerak Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan atawa BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR) cukup lebar.

Karena itu, Rio optimistis, penawaran yang masuk untuk SBR006 masih bisa menyamai penawaran pada SBR005, yakni sebesar Rp 4 triliun. Target tersebut masih wajar.

Mengingat, pemerintah melakukan penambahan pada mitra distribusi untuk SBR006 menjadi 14. Sebelumnya, pada SBR005 dan ST003, mitra distribusi hanya 11. Mitra distribusi anyar untuk seri ini adalah Maybank, Danareksa Sekuritas dan Invisee.

Skema penjualan SBR006 masih sama seperti SBR sebelumnya, yakni penjualan secara online dengan nilai pesanan terendah SBR006 hanya Rp 1 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler