UNIED Nilai Kakao, Kayu dan Furnitur Bisa Jadi Andalan Ekspor

Kamis, 28 Februari 2019 | 09:09 WIB
UNIED Nilai Kakao, Kayu dan Furnitur Bisa Jadi Andalan Ekspor
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil pengolahan kakao dan kayu serta funitur layak menjadi komoditas ekspor utama. Penilaian itu merupakan hasil penelitian Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pengembangan Ekspor Indonesia atau University Network for Indonesia Export Development (UNIED).

Berdasarkan kajiannya atas industri dalam negeri dan 10 komoditas ekspor unggulan, UNIED memilih kakao dan kayu dan furniture karena mereka memiliki daya saing tinggi di pasar global dan potensi pasar yang besar.

Untuk kakao, nilai pasar yang besar tercermin dari konsumsi di tingkat dunia yang mencapai 4,5 juta metric ton. “Sedangkan minyak kakao menjadi produk dengan daya saing tertinggi di antara jenis produk lainnya," jelas Peneliti UNIED Muhammad Firdaus, dalam Peresmian National Export Dashboard (NED) dan Sarasehan Komoditas Unggulan, Rabu (27/2).

Daya saing kakao yang tinggi ditunjukkan oleh nilai rata-rata Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) sebesar 0,85. Indonesia menjadi negara kedua dengan daya saing ekspor minyak kakao tertinggi di dunia setelah Belanda.

Namun, dalam catatan UNIED, daya saing biji kakao Indonesia menurun drastis sejak penerapan Bea Keluar (BK). Tahun 2017, nilai RSCA biji kakao Indonesia -0,27 yang berarti Indonesia tidak kompetitif mengekspor biji kakao.

Walaupun secara rata-rata lima tahun terakhir masih positif sebesar 0,18, UNIED melihat adanya tren ekspor biji kakao yang terus menurun. Karena itu UNIED memprediksi daya saing biji kakao Indonesia terus menurun di tahun-tahun mendatang.

Selain minyak kakao, ada produk kayu dan furnitur kayu menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Sebab, berdasarkan hasil Analisa Computable General Equilibrium (CGE) dan Export Product Dynamics (EPD), komoditas ini memiliki kinerja dan daya saing tinggi di negara-negara Asia.

UNIED juga mencatat, Indonesia memiliki daya saing yang kuat untuk jenis produk arang kayu, kayu belum diolah, kayu lapis, bingkai kayu, dan tatakan kayu. Produk-produk kayu tersebut memiliki nilai RSCA mendekati 1.

Sepanjang 2017, nilai ekspor total kayu dan furnitur mencapai US$ 5,2 miliar, atau berkontribusi 1,5% terhadap total ekspor kayu dunia. Sementara, pertumbuhan kinerja ekspor kayu dan furnitur kayu Indonesia dalam 15 tahun terakhir mencapai 18,9%.

Dari sisi permintaan, ekspor kayu dan furniture kayu Indonesia diprediksi masih tumbuh positif di tahun 2019. Ekspor ke Jepang menjadi salah satu driver, yaitu tumbuh 10,6% dengan produk ekspor masih didominasi oleh kayu lapis (plywood).

Firdaus memperkirakan, ekspor produk kayu dan kayu olahan secara tahunan keseluruhan tumbuh bisa 12,2% pada 2019. Sementara ekspor furnitur kayu sendiri diproyeksikan tumbuh meningkat 9,6% tahun ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Grup Djarum Tambah Kepemilikan di SSIA, Kerek Harga ke Level Tertinggi Sepanjang Masa
| Jumat, 11 Juli 2025 | 19:04 WIB

Grup Djarum Tambah Kepemilikan di SSIA, Kerek Harga ke Level Tertinggi Sepanjang Masa

Pada tahun 2024 Grup Djarum juga telah menjadi pemegang 36,5% saham PT Surya Cipta Swadaya, anak usaha SSIA.

RAFI dan Perusahaan Pinjol Penggugat PKPU Jajaki Kesepakatan Perdamaian
| Jumat, 11 Juli 2025 | 14:35 WIB

RAFI dan Perusahaan Pinjol Penggugat PKPU Jajaki Kesepakatan Perdamaian

Liabilitas PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) membengkak di 2024, salah satunya bersumber dari pinjaman online.

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 11 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.906.000 per gram, tapi harga buyback Rp 1.750.000 per gram.

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global

Langkah Donald Trump justru lebih merugikan ekonomi AS dan menekan mata uangnya sendiri, ketimbang berdampak negatif terhadap negara lain.​

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:16 WIB

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput

Hingga akhir Juni 2025, pendapatan pajak daerah hanya mencapai Rp 107,7 triliun, terkontraksi 8,06% secara tahunan.

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:11 WIB

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit

Mengukur potensi defisit neraca perdagangan efek negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS)  

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:07 WIB

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah

Meski dibayangi sentimen negatif sektoral, sejumlah saham emiten dinilai masih menarik untuk dicermati.

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:05 WIB

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral

Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 15-16 Juli pekan depan   

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:38 WIB

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas

Kinerja PT Pamapersada Nusantara serta pelemahan harga batubara global membatasi prospek PT United Tractors Tbk (UNTR).

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:10 WIB

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi

Target harga rata-rata 12 bulan berdasar rekomendasi analis menunjukkan ada upside potential lebih dari 50%.

INDEKS BERITA

Terpopuler