United Tractors (UNTR) Menuai Rezeki atas Efek Meroketnya Harga Batubara

Jumat, 12 November 2021 | 05:35 WIB
United Tractors (UNTR) Menuai Rezeki atas Efek Meroketnya Harga Batubara
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan kinerja solid selama sembilan bulan pertaman tahun ini. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 57,82 triliun, atau naik sekitar 24,25% secara year on year (yoy).   

Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri dalam riset pada 10 November menuliskan, kenaikan pendapatan tersebut terjadi karena penjualan alat berat naik sekitar 23,8% secara kuartalan. Selain itu, kontribusi penjualan alat berat di sektor tambang juga naik menjadi 55,2% pada kuartal III-2021 dari 49,3% di kuartal sebelumnya. 

Segmen kontraktor pertambangan juga mencatatkan profitabilitas lebih baik, di mana margin profit before tax (PBT) naik menjadi 24% di kuartal III-2021, dari kuartal sebelumnya sebesar 17%. Sementara bottom line UNTR pada kuartal III-2021 mencapai Rp 3,3 triliun, naik 24,6% secara kuartalan. 

Baca Juga: Harga batubara melandai, berikut prospek saham United Tractors (UNTR) ke depan

Alhasil, secara akumulatif, dalam sembilan bulan pertama di tahun ini, laba bersih UNTR mencapai Rp 7,8 triliun, atau naik 46,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi ini di atas ekspektasi dan sudah memenuhi 89% dari proyeksi BRIDanareksa Sekuritas dan setara 83% proyeksi konsensus.

Stefanus menyebut, lonjakan laba ini terjadi karena didukung harga batubara yang tinggi. Faktor ini membuat volume penjualan alat berat merek Komatsu meningkat. Selain itu, harga jual rata-rata batubara juga meningkat. Segmen pertambangan juga mencatatkan perbaikan volume penjualan dan harga rata-rata atau average selling price (ASP) untuk hasil tambang batubara dan emas.

Masih terbilang tinggi

Memasuki kuartal IV-2021, Stefanus meyakini harga batubara masih tinggi, walau tidak akan setinggi kuartal sebelumnya. Menurut dia, tingginya harga batubara akan membuat penjualan alat berat meningkat. Otomatis, profitabilitas pada segmen kontraktor pertambangan dan bisnis pertambangan akan menjadi lebih baik. 

Harga batubara memang menurun dari level tertingginya di US$ 295 per ton pada 5 Oktober silam. Pada Kamis (11/11), harga batubara ICE Newcastle kontrak pengiriman Desember sudah berada di level US$ 149 per ton. 

Baca Juga: Mengukur kemampuan United Tractors (UNTR) mengakuisisi tambang baru

Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya mengungkapkan, koreksi harga batubara juga masih terhitung wajar. "Jika dibandingkan tahun sebelumnya, harga saat ini masih tinggi dan profitable bagi emiten. Jadi tidak perlu khawatir penurunan harga ini akan mempengaruhi prospek UNTR ke depan," kata dia, Kamis (11/11).

Timothy yakin, kinerja UNTR di tahun depan masih jauh lebih baik. Manajemen menargetkan produksi batubara naik 3%-4% menjadi 122 juta ton. 

Volume penjualan batubara juga naik 8% secara tahunan menjadi 9,6 juta ton. Sementara  over burden (OB) removal ditargetkan naik 10,4% menjadi sebesar 884 juta bank cubic meter (bcm). 

Tapi tahun depan, produksi emas UNTR diprediksi turun, karena UNTR harus menggali lebih dalam. Alhasil, extraction rate akan menjadi lebih kecil. Meski begitu, menurut perhitungan Timothy, penurunan target tidak akan terlalu besar, dari 330.000 oz menjadi 300.000 oz. Produksi emas UNTR pun hanya menyumbang 11% dari total pendapatan sepanjang semester I-2021. 

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dalam risetnya menuliskan, UNTR juga menyiapkan diversifikasi ke sektor environmental, social & governance (ESG) dengan masuk ke sektor mineral dan energi terbarukan, seperti panel surya dan pembangkit listrik tenaga hydro mini. "Menurut kami, profil ESG bisa membuat UNTR mengurangi risiko sistematis dan mengurangi biaya modal perusahaan serta meningkatkan valuasinya,” jelas Arief.

Stefanus memperkirakan pendapatan UNTR tahun ini dan tahun depan masing-masing mencapai Rp 79,18 triliun dan Rp 81,47 triliun. Sementara laba bersih diprediksi menjadi Rp 10,68 triliun dan Rp 11,34 triliun.

Baca Juga: Berencana akuisisi tambang baru, amati rekomendasi saham United Tractors (UNTR)

Para merekomendasikan beli UNTR. Stefanus mematok target harga Rp 34.000.  Arief dan Timothy memasang target harga Rp 30.000 dan Rp 30.700 per saham. 

Bagikan

Berita Terbaru

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:40 WIB

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)

Kontribusi terbesar terhadap penjualan datang dari segmen manufaktur dan retail, yang bersama-sama menyumbang 97% terhadap total penjualan.

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:38 WIB

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (13 Mei 2025) 1 gram Rp 1.884.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung  29,93% jika menjual hari ini.

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:15 WIB

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025

ALII memproyeksikan profitabilitas dan volume jasa ALII pada tahun ini bisa meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan  tahun 2024.

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:57 WIB

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande

Sejak 1 Juni 2024 pendaftaran produk yang mengandung omethoate, carbosulfan, dan Methomyl di China ditangguhkan dan produksinya dilarang.

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:23 WIB

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT

Rata-rata margin laba bersih tahun 2025-2029 diprediksi meningkat sebesar 22,10% dibanding posisi per akhir tahun 2024.

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:03 WIB

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut

Belum ada sentimen negatif, harga bitcoin diprediksi masih akan bertahan di kisaran US$ 102.000 hingga US$ 108.000 per btc.

Catur dan Support System
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Catur dan Support System

Pendanaan masih menjadi persoalan klasik di program pembinaan olahraga seperti catur yang merupakan olahraga sejuta umat.

Tarif, Konsumsi dan Sustainability
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Tarif, Konsumsi dan Sustainability

Esensi dari keberlanjutan atau sustainability sebenarnya sederhana yakni mengurangi yang tidak perlu.

Masih Akumulasi Sejak Awal 2025, Lo Kheng Hong Kembali Beli 2,43 Juta Saham GJTL
| Selasa, 13 Mei 2025 | 06:43 WIB

Masih Akumulasi Sejak Awal 2025, Lo Kheng Hong Kembali Beli 2,43 Juta Saham GJTL

Harga saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang dikoleksi Lo Kheng Hong dalam beberapa bulan terakhir mengalami koreksi.

Ketegangan Global Mereda, Bursa Saham Asia Terlihat Lega
| Selasa, 13 Mei 2025 | 06:32 WIB

Ketegangan Global Mereda, Bursa Saham Asia Terlihat Lega

Sentimen positif bursa saham Asia datang dari harapan negosiasi perdagangan antara AS dan negara-negara lain seperti China akan berjalan positif.

INDEKS BERITA

Terpopuler