Untung dan Risiko Investasi di Bisnis Crowdfunding Berimbang

Rabu, 06 April 2022 | 03:00 WIB
Untung dan Risiko Investasi di Bisnis Crowdfunding Berimbang
[]
Reporter: Danielisa Putriadita, Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ingin memiliki bisnis tanpa ikut mengelola? Anda bisa menjadi investor di perusahaan lewat skema securities crowdfunding (SCF). SCF merupakan metode pengumpulan dana dengan skema patungan yang dilakukan pemilik bisnis atau usaha untuk memulai atau mengembangkan bisnis. 

Nantinya investor bisa membeli dan mendapatkan saham, surat bukti kepemilikan utang (obligasi), atau surat tanda kepemilikan bersama (sukuk) dari bisnis yang menggelar SCF. 
CEO PT Investasi Digital Nusantara alias Bizhare, Heinrich Vincent, menjelaskan, secara ekosistem SCF punya kemiripan dengan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, efek yang diterbitkan dititipkan kolektif di bank kustodian dan KSEI. Namun, perbedaannya adalah orientasi investasi.

"Di securities crowdfunding lebih berorientasi pada dividend investing atau imbal hasil (cashflow) dari bisnis di sektor riil. Kalau saham di BEI berorientasi keuntungan capital gain saat saham tersebut dijual ke investor lain," jelas Heinrich, Selasa (5/4).

Baca Juga: Dapat Izin usaha, Platform Crowdfunding Udana.id Bidik Pendanaan Rp 40 Miliar

Namun, Heinrich menyatakan, investor SCF masih bisa mendapatkan keuntungan ketika menjual saham di pasar sekunder masing-masing platform SCF. Hanya saja, likuiditas pasar sekunder SCF belum sebaik di BEI. 

Heinrich menambahkan, kelebihan lain berinvestasi di SCF adalah investor bisa terlibat langsung dan memberikan masukan ke bisnisnya. Sejauh ini penerbit di Bizhare sudah menghasilkan omzet Rp 141 miliar per Maret 2022. Para penerbit juga sudah membagikan dividen hingga lebih dari Rp 9 miliar dengan return tertinggi 58% per tahun. 

Budi Raharjo, Perencana Keuangan Oneshildt, mengatakan, tawaran imbal hasil SCF memang tinggi. Namun, perlu diingat risiko juga tinggi. Sebelum investor terjun ke platform SCF, baiknya investor menyadari bisnis perusahaan yang mencari pendanaan dengan SCF bukan perusahaan berskala besar. 

Risiko perusahaan di SCF lebih tinggi karena likuiditas saham tidak setinggi likuiditas di pasar modal. "Investor harus tahu potensi keuntungan dari SCF bukan capital gain saham tetapi bagi hasil atau dividen bisnis," kata Budi. 

Budi menilai SCF cocok bagi investor yang tertarik berinvestasi langsung ke suatu bisnis tertentu, atau investor yang memiliki visi sosial mengembangkan UMKM. SCF juga cocok bagi masyarakat yang baru ingin belajar membuka bisnis. 

Baca Juga: OJK Berikan Izin Usaha Crowdfunding pada LBS Urun Dana

Bagikan

Berita Terbaru

IPO Menarik Kasih Jatah Sedikit, Adakah Peluang Investor Ritel Ikut Penjatahan Pasti?
| Senin, 27 Januari 2025 | 20:51 WIB

IPO Menarik Kasih Jatah Sedikit, Adakah Peluang Investor Ritel Ikut Penjatahan Pasti?

Penjamin emisi akan berupaya untuk memperoleh permintaan saham IPO sebanyak-banyaknya sehingga permintaan lanjutan di pasar sekunder bisa terjaga.

Penawaran ORI027 Sampai 20 Februari, Kupon Lebih Tinggi dari Deposito, Pajak Rendah
| Senin, 27 Januari 2025 | 18:10 WIB

Penawaran ORI027 Sampai 20 Februari, Kupon Lebih Tinggi dari Deposito, Pajak Rendah

Pemerintah resmi memulai penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI027 pada 27 Januari hingga 20 Februari 2025.

Pemerintah Ketatkan Ikat Pinggang, Babat Anggaran Hingga Rp 256 Triliun
| Senin, 27 Januari 2025 | 17:09 WIB

Pemerintah Ketatkan Ikat Pinggang, Babat Anggaran Hingga Rp 256 Triliun

Untuk jaga stabilitas fiskal dan tingkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan, pemerintah menerapkan langkah efisiensi anggaran belanja K/L 

Selamat Datang Era Baru yang Sulit Diprediksi
| Senin, 27 Januari 2025 | 15:03 WIB

Selamat Datang Era Baru yang Sulit Diprediksi

Era baru yang tidak dapat diprediksi dimulai. Ini ditandai dengan ancaman tarif dan meningkatnya ketegangan global.

Penjualan Mobil Diprediksi Menggeliat, Prospek ASII Bisa Terangkat
| Senin, 27 Januari 2025 | 13:34 WIB

Penjualan Mobil Diprediksi Menggeliat, Prospek ASII Bisa Terangkat

Kinerja penjualan mobil Astra International (ASII) pada tahun 2025 diprediksi lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Paradoks Ekonomi Indonesia, Hilirisasi Dimanjakan tapi Industri Padat Karya Dilupakan
| Senin, 27 Januari 2025 | 12:27 WIB

Paradoks Ekonomi Indonesia, Hilirisasi Dimanjakan tapi Industri Padat Karya Dilupakan

Pemerintah tidak memberikan perlakuan yang setara bagi industri padat karya meski terbukti mampu menjaga daya beli masyarakat.

3 Tahun Berturut Laba Industri China Menyusut, Bagaimana Setelah Trump Berkuasa?
| Senin, 27 Januari 2025 | 09:32 WIB

3 Tahun Berturut Laba Industri China Menyusut, Bagaimana Setelah Trump Berkuasa?

Laba industri China kembali turun. Laba perusahaan industri Tiongkok atau China turun selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2024.

Donald Trump Mengancam, Dolar AS Menguat
| Senin, 27 Januari 2025 | 09:02 WIB

Donald Trump Mengancam, Dolar AS Menguat

Mata uang dolar AS menguat pada Senin (27/1), setelah para trader mempertimbangkan konsekuensi dari rencana tarif Presiden AS Donald Trump.

Komparasi Kinerja Saham dan Keuangan Emiten Grup Harita, Antara NCKL, CITA & TIRT
| Senin, 27 Januari 2025 | 07:46 WIB

Komparasi Kinerja Saham dan Keuangan Emiten Grup Harita, Antara NCKL, CITA & TIRT

Meski ditopang fundamental yang baik, kinerja saham emiten Grup Harita NCKL dan CITA sejauh ini kurang memuaskan. 

Jadi Runner Up dalam Sepekan, Saham BBRI Banyak Diborong Perusahaan Investasi Asing
| Minggu, 26 Januari 2025 | 19:23 WIB

Jadi Runner Up dalam Sepekan, Saham BBRI Banyak Diborong Perusahaan Investasi Asing

Total jenderal, dalam sepekan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 1,45% ke level 4.190 per saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler