ILUSTRASI. Pelaku industri Malaysia mengaku dapat kehilangan daya saing dan menderita biaya yang lebih tinggi di tengah upaya untuk pemulihan bisnis. REUTERS/Lim Huey Teng
Sumber: Reuters | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Para pelaku industri Malaysia memprotes rencana pemerintah untuk menaikkan upah minimal nasional. Mereka memperingatkan perusahaan-perusahaan dapat kehilangan daya saing dan menderita karena biaya yang lebih tinggi di tengah upaya untuk pemulihan bisnis.
Pada Hari Senin (21/2), The Malaysian Semiconductor Industry Association (MSIA) mengatakan sangat prihatin dengan kenaikan upah minial bulanan menjadi 1.500 ringgit atau US$ 356,89 mulai 1 Mei 2022. Upah saat ini sebesar 1.200 ringgit.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.