Usaha PTPP Mengejar Kontrak di Luar Negeri Belum Membuahkan Hasil
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah getol mendorong sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) untuk unjuk gigi di kancah internasional. Makanya, banyak perusahaan pelat merah ekspansi ke mancanegara. Tak terkecuali, PT PP Tbk (PTPP).
Emiten anggota indeks Kompas100 ini, membidik sejumlah negara dengan proyek beragam. Tiga di antaranya yaitu Malaysia, Vietnam dan Filipina. Proyek di Malaysia berupa pelabuhan sedangkan proyek di Vietnam adalah pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT). Kalau di Filipina, PTPP mengincar proyek perkeretaapian.
Menurut catatan pemberitaan KONTAN, PTPP mengikuti beberapa tender di Malaysia dengan nilai mencapai Rp 15 triliun per paket. Perusahaan konstruksi pelat merah ini juga tercatat mengikuti tender senilai Rp 500 miliar di Vietnam.
Namun perburuan pekerjaan di luar negeri tak segampang perkiraan. Karena berada di wilayah negara lain, tantangan akan lebih besar ketimbang mengejar proyek di dalam negeri. Hingga Mei ini, PTPP belum mendapatkan kontrak baru dari luar negeri. "Jadi regulasinya harus dipelajari dan diantisipasi," tutur Agus Samuel Kana, Sekretaris Perusahaan PT PP Tbk kepada KONTAN, Rabu (8/5) pekan lalu.
Dus, perolehan kontrak baru dari mancanegara pada tahun 2019 belum akan mampu menyamai perolehan kontrak baru di dalam negeri. Sekadar mengingatkan, sepanjang tahun ini PTPP membidik kontrak baru sebesar Rp 50 triliun. Mereka berharap 40% dari target kontrak baru atau Rp 20 triliun bisa mereka dapatkan pada semester I. Lantas, Rp 30 triliun selebihnya adalah target kontrak baru pada semester II.
Selama Januari hingga Maret tahun ini, PTPP membukukan kontrak baru senilai Rp 9,8 triliun atau 49% dari target paruh pertama. Ketimbang perolehan periode yang sama tahun lalu Rp 9,5 triliun, capaian tiga bulan tahun tersebut naik 3,16% year on year (yoy).
Beberapa proyek baru PTPP seperti hotel Swiss-Belhotel, irigasi Batang Asai di Jambi, depo kereta api Makassar-Parepare dan smelter di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Ada pula proyek rest area, pesantren, jalan dan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur.
Proyek bandara
Total jumlah proyek di tangan PTPP mencapai 180 pekerjaan. Perusahaan tersebut menargetkan, 20%–30% dari total proyek tersebut dapat rampung pada tahun ini.
Salah satu proyek prioritas PTPP adalah bandar udara (bandara) Kulon Progo di Yogyakarta. Informasi saja, nilai proyek tersebut mencapai Rp 5,58 triliun. Target operasional penuhnya pada Januari 2020. Menurut rancang bangun, Bandara Kulon Progo memiliki panjang landasan 3.250 meter dan mampu melayani pesawat berbadan lebar seperti Airbus A-380, Boeing 747 dan Boeing 777.
Sejatinya, manajemen PTPP juga sudah mengantongi proyek baru pada periode April hingga Mei ini. Namun, mereka belum bisa mengungkapkan tambahan proyek anyar tersebut. "Karena masih diperhatikan surat-surat dan administrasinya, supaya sah menjadi nilai kontrak," terang Agus.
Sementara hingga tutup tahun 2019, manajemen PTPP mengincar pertumbuhan pendapatan sebesar 20% yoy dan kenaikan laba bersih sebesar 16% yoy. Tahun lalu, mereka mencetak pendapatan usaha Rp 25,12 triliun dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Rp 1,50 triliun. Jadi, target pendapatan tahun ini Rp 30,14 triliun dan laba bersih Rp 1,74 triliun.