Usai Banjir, Malaysia Siapkan Rencana Beradaptasi dengan Perubahan Iklim

Senin, 27 Desember 2021 | 14:49 WIB
Usai Banjir, Malaysia Siapkan Rencana Beradaptasi dengan Perubahan Iklim
[ILUSTRASI. Relawan menyelamatkan korban banjir yang terdampar dari rumah mereka yang terendam banjir bandang akibat hujan deras di Shah Alam, negara bagian Selangor, Malaysia, Minggu (19/12/2021). REUTERS/Rozanna Latiff]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia mengajukan permohonan dana US$ 3 juta, atau setara  Rp 42,7 miliar dari Green Climate Fund (GCF) milik PBB. Kementerian Lingkungan Malaysia menyatakan dana itu untuk pengembangan rencana nasional untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, menyusul musibah banjir yang melanda negara itu, dan menelantarkan hampir 70.000 orang di bulan ini.

Nilai dana yang diminta tidak seberapa dibandingkan dengan anggaran yang telah dijanjikan Negeri Jiran itu untuk dialokasikan ke upaya mitigasi banjir. Para ahli menyebut implementasi rencana tersebut kemungkinan akan memakan biaya lebih besar lagi.

Hujan deras yang melanda negeri itu sejak 18 Desember lalu menyebabkan banjir parah yang menewaskan sedikitnya 48 orang di delapan negara bagian Malaysia. Musibah itu meningkatkan seruan kepada Pemerintah Malaysia untuk meningkatkan kesiapsiagaannya terhadap perubahan cuaca yang ekstrem.

Baca Juga: PM Malaysia Minta Menteri Kabinet Batalkan Liburan, Fokus Pemulihan Pasca Banjir

Menanggapi pertanyaan yang dikirim ke pada 20 Desember tentang pendekatan Malaysia terhadap perubahan iklim, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan dan Air Zaini Ujang menyatakan, kementeriannya akan meminta dana GCF untuk membantu mengembangkan Rencana Adaptasi Nasional pada akhir tahun depan.

Rencana tersebut akan fokus ke bidang-bidang seperti air, pertanian, dan ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, kehutanan, dan infrastruktur, kata Zaini dalam tanggapan tertulis.

"Kementerian juga memiliki rencana jangka panjang untuk meminta dana iklim yang dapat membantu pelaksanaan program-program mengatasi dampak perubahan iklim,” katanya.

Zaini tidak memberikan rincian spesifik tentang rencana adaptasi, atau berapa banyak yang dibutuhkan pemerintah untuk mengimplementasikannya.

Ini merupakan pertama kalinya Pemerintah Malaysia mencari uang untuk menyiapkan agenda perubahan iklim, yang merupakan kebijakan yang diterapkan suatu negara untuk menangani dampak perubahan iklim.

Dana tersebut tidak seberapa dibandingkan anggaran senilai 9,8 miliar ringgit (Rp 33,3 triliun) yang disiapkan Pemerintah Malaysia untuk proyek-proyek mitigasi banjir seperti membangun penghalang air, membangun daerah tangkapan air, serta memperdalam sungai.

"Adaptasi akan membutuhkan lebih banyak dana dibandingkan dengan mitigasi karena kita perlu merombak perencanaan kota kita, semua proyek infrastruktur yang mahal ini,” kata Ili Nadiah Dzulfakar, seorang pendiri dari organisasi perubahan iklim, Klima Action Malaysia.

Baca Juga: Malaysian floods death toll rises to 46

Rencana adaptasi iklim dirancang untuk menelusuri sebab akibat banjir atau kekeringan terhadap ketahanan pangan dan hasil panen dan kebutuhan akan layanan kesehatan yang hemat energi dengan sistem komunikasi yang kuat, katanya.

Pada tahun 2018, Yeo Bee Yin, menteri lingkungan hidup Malaysia saat itu, mengusulkan apa yang disebut Undang-Undang Perubahan Iklim bersama dengan strategi adaptasi. Namun, rencana formal tidak pernah diajukan ke parlemen dan kemajuannya tersendat di tengah gejolak politik yang terjadi di tahun 2020.

Banjir lazimnya melanda kawasan pantai timur Malaysia, yang terdampak oleh angin muson timur laut sepanjang Oktober hingga Maret.

Tetapi pihak berwenang tidak mewaspadai curah hujan yang luar biasa deras yang menimpa daerah perkotaan berpenduduk padat di wilayah barat dan tengahnya. Banjir yang melanda bulan ini, menurut beberapa ahli, diperburuk oleh sistim pembuangan air yang buruk serta pembangunan yang berlebihan.

Bagikan

Berita Terbaru

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?
| Kamis, 20 November 2025 | 08:15 WIB

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?

Kinerja MBSS diprediksi membaik dengan penambahan kapal. Diversifikasi ke nikel dan utilisasi armada jadi sorotan.

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik
| Kamis, 20 November 2025 | 07:50 WIB

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik

Seiring rencana akuisisi dan pendirian anak usaha, ekspektasi terhadap saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tetap terjaga. 

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham
| Kamis, 20 November 2025 | 07:34 WIB

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham

Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji dampak penerapan redenominasi rupiah terhadap perdagangan saham.

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat
| Kamis, 20 November 2025 | 07:33 WIB

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat

Mulai tahun buku 2024, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA( telah menaikkan dividend payout ratio (DPR) menjadi 60%.

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium
| Kamis, 20 November 2025 | 07:32 WIB

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) akan mengoperasikan smelter aluminium fase pertama berkapasitas 500.000 ton per tahun

Setoran PNBP TINS Meningkat di Kuartal III
| Kamis, 20 November 2025 | 07:25 WIB

Setoran PNBP TINS Meningkat di Kuartal III

TINS tidak hanya menjalankan peran sebagai penghasil produk mineral strategis, tetapi juga memastikan  dampak nyata bagi negara.

DEPO Siapkan Strategi Bisnis di Tahun 2026
| Kamis, 20 November 2025 | 07:22 WIB

DEPO Siapkan Strategi Bisnis di Tahun 2026

Perseroan melihat momentum ini sebagai peluang untuk meningkatkan penjualan ritel bahan bangunan, sekaligus memperluas basis pelanggan.

Ubah Skema Pembayaran, Angkat Beban Pertamina & PLN
| Kamis, 20 November 2025 | 07:16 WIB

Ubah Skema Pembayaran, Angkat Beban Pertamina & PLN

Kebijakan ini barang tentu bisa memperbaiki arus kas Pertamina dan PLN, sekaligus mengurangi beban pembiayaan jangka pendek.

Bisnis Banyak Tantangan, United Tractors Tbk (UNTR) Revisi Target Penjualan
| Kamis, 20 November 2025 | 07:13 WIB

Bisnis Banyak Tantangan, United Tractors Tbk (UNTR) Revisi Target Penjualan

Ekspansi pada sektor pertambangan emas dan nikel maupun EBT akan jadi fokus UNTR ke depan lantaran memberikan ketahanan terhadap siklus batubara.

Saham Legendaris Masih Laris Manis
| Kamis, 20 November 2025 | 07:06 WIB

Saham Legendaris Masih Laris Manis

Dalam sebulan terakhir, saham-saham legendaris yang dulu jadi primadona di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbang tinggi.

INDEKS BERITA

Terpopuler