Varian Covid-19 Mempengaruhi Efikasi Vaksin, Perlu Solusi Paralel dan Kolektif

Jumat, 04 Juni 2021 | 19:48 WIB
Varian Covid-19 Mempengaruhi Efikasi Vaksin, Perlu Solusi Paralel dan Kolektif
[ILUSTRASI. WHO menyebutkan, beberapa varian Covid-19 yang terdeteksi memengaruhi efikasi vaksin. KONTAN/Fransiskus Simbolon]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus Covid-19 hingga saat ini terus bermutasi dalam beberapa varian. World Health Organization (WHO) menyatakan, beberapa varian utama yang telah terdeteksi mempengaruhi efikasi vaksin. 

Itu sebabnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan, perlu dilakukan berbagai solusi secara paralel dan kolektif untuk mengantisipasi penyebaran varian baru dan pengaruhnya terhadap efikasi vaksin. 

WHO menyebutkan, varian utama yang sementara ini telah terdeteksi yaitu  B117 (Inggris), B1351 (Afrika Selatan), B11281 atau P1 (Brasil dan Jepang),  dan B1617 dari India.

Baca Juga: Aset Asuransi Jiwa Semakin Gendut, Daftar Perusahaan Terbesar Didominasi Asing

Berdasarkan Whole Genum Sequencing (WGS), varian Covid-19 telah terdeteksi sebarannya hampir di seluruh pula di Indonesia dan didominasi Pulau Jawa. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, berdasarkan studi yang dilakukan beberapa peneliti, WHO menyatakan bahwa beberapa varian memiliki pengaruh yang sedikit hingga sedang terhadap angka efikasi tiap vaksin pada kasus positif dengan varian tertentu. 

Pada pengaruh efikasinya, varian B117 mempengaruhi vaksin AstraZaneca. Varian B1351 mempengaruhi vaksin Moderna, Prfizer, AstraZaneca dan Novavac. Sedangkan varian P1 mempengaruhi efikasi Moderna dan Pfizer.

Sementara untuk varian B1617 mempengaruhi Moderna dan Pfizer. "Hal ini disebabkan vaksin yang ada masih menggunakan virus atau original varian yang ditemukan di Wuhan, China," ujar Wiu dalam keterangan pers awal bulan ini. 

Baca Juga: Kinerja Emiten Poultry Naik, Saham CPIN, JPFA, dan MAIN Menarik

Meski demikian, Wiku menambahkan, WHO juga menyatakan bahwa pengaruh varian terhadap efikasi masih bersifat sementara. Pengaruhnya juga masih bisa berubah tergantung hasil studi lanjutan yang sedang dilakukan. 

Yang jelas, perubahan efikasi tidak menurunkan efikasi vaksin di bawah 50% yang menjadi ambang batas minimal yang ditoleransi WHO untuk sebuah produk vaksin yang layak. Bahkan beberapa vaksin diantaranya masih memiliki efikasi di atas 90%.

 

Empat langkah solusi >>>

 

Itu sebabnya, Wiku mengatakan, solusi secara paralel dan kolektif perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut. 

Pertama, mengefektifkan testing dan karantina pelaku perjalanan demi menekan bertambahnya varian nyang masuk. "Karena saat ini yang terdeteksi berdasarkan WGS adalah empat dari delapan varian akibat mutasi Covid-19," kata Wiku. 

Kedua, menggiatkan WGS secara komplet untuk mengetahui distribusi secara tepat. Hasil dari upaya ini juga bisa menjadi dasar kebijakan pengendalian yang spesifik sesuai risiko per daerah. 

Baca Juga: Garuda (GIAA) Kesulitan Keuangan, Bankir Bilang Status Kreditnya Lancar

Ketiga, penegakan protokol kesehatan di seluruh sektor dan seluruh kegiatan demi menurunkan kemunculan varian baru. "Pada prinsipnya, mutasi akan menjadi lebih masif saat penularan di masyarakat juga tinggi," kata Wiku. 

Keempat, melanjutkan vaksinasi. Wiku menegaskan, vaksin yang digunakan saat ini masih tergolong efektif baik untuk mencegah penyakit maupun menghindari gejala parah pada kasus positif. 

Baca Juga: Emtek (EMTK) Mengepakkan Bisnis Digital

Wiku meminta seluruh seluruh pemimpin daerah maupun petugas di lapangan kembali mengevaluasi kebijakan yang diterapkan. Sebab, solusi-solusi tersebut tidak akan efektif jika tidak ada kekompakan dalam menjalankannya. 

Wiku juga mengingatkan, setiap usaha kecil dan sesederhana seperti memakai masker saat keluar rumah hingga upaya berskala besar seperti vaksinasi merupakan langkah yang sangat berarti dalam menanggulangi pandemi ini. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Jumat (4/6): Tambah 6.486 kasus, tetap pakai masker

 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 34,01% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (10 Mei 2025)
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 10:14 WIB

Profit 34,01% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Seuprit (10 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (10 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 34,01% jika menjual hari ini.

Merdeka Copper Gold (MDKA) Kebut Target Operasi Dua Smelter
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 09:40 WIB

Merdeka Copper Gold (MDKA) Kebut Target Operasi Dua Smelter

MDKA membangun tiga smelter nikel. MDKA baru mengoperasikan smelter HPAL pertama mereka lewat PT ESG New Energy Material  (ESG).

Denny Asalim Sukses Meniti Jalan Menjadi Bos Properti
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:50 WIB

Denny Asalim Sukses Meniti Jalan Menjadi Bos Properti

Dunia Propertti tak pernah berhenti mengajarkan hal-hal baru bagi Denny Asalim untuk terus selalu berkembang.

Tekanan Likuiditas Masih Hantui Kinerja Anak Usaha BUMN Karya
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:12 WIB

Tekanan Likuiditas Masih Hantui Kinerja Anak Usaha BUMN Karya

Proyek mangkrak hingga tingginya utang masih akan membayangi kinerja emiten anak usaha BUMN Karya ke depan

Beban Tinggi Membayangi Kinerja Krakatau Steel (KRAS)
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:09 WIB

Beban Tinggi Membayangi Kinerja Krakatau Steel (KRAS)

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih merugi. Emiten pelat merah ini juga dihadapkan dengan kondisi industri baja yang cukup menantang.​

Instruksi Danantara Tunda RUPS Bisa Mempengaruhi Kinerja Emiten BUMN
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 08:07 WIB

Instruksi Danantara Tunda RUPS Bisa Mempengaruhi Kinerja Emiten BUMN

Sejumlah aksi korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berada di tengah ketidakpastian setelah BPI Danantara meminta penundaan RUPS BUMN 

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Sedia Semen Hijau untuk Pembangunan IKN Tahap II
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:30 WIB

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Sedia Semen Hijau untuk Pembangunan IKN Tahap II

INTP menilai penyediakan semen untuk pembangunan IKN dapat mendorong penjualan semen di Pulau Kalimantan.

Ekspor Beras dan Ketahanan Pangan
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:15 WIB

Ekspor Beras dan Ketahanan Pangan

Keinginan pemerintah untuk melakukan ekspor beras harus melihat data produksi beras lima tahunan yang fluktuatif.

Kelinci Percobaan
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:10 WIB

Kelinci Percobaan

Pemerintah perlu mempunyai regulasi yang jelas terkait adanya kegiatan ujicoba vaksin untuk menjamin keselamatan relawan uji klinis.

Puradelta Lestari (DMAS) Genjot Penjualan Lahan Inudstri
| Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:10 WIB

Puradelta Lestari (DMAS) Genjot Penjualan Lahan Inudstri

DMAS mengintip peluang penjualan lahan industri dari sektor industri data center dan juga sektor lainnya.

INDEKS BERITA

Terpopuler