Berita

Wabah Covid-19 Membayangi IPO Anak Usaha BUMN

Kamis, 22 Juli 2021 | 06:00 WIB
Wabah Covid-19 Membayangi IPO Anak Usaha BUMN

Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Angka kasus positif Covid-19 di Indonesia belum mereda sehingga mengusik tingkat kepercayaan investor. Pelaku pasar modal juga wait and see. Kondisi ini menyebabkan rencana anak usaha BUMN untuk go public atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia bisa terhambat. 

Sejumlah perusahaan pelat merah memang menyiapkan anak usahanya untuk go public pada tahun ini. 
 
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), misalnya, akan mengantarkan anak usahanya, Subholding Sarana Infrastruktur, untuk mencatatkan sahamnya di BEI. Subholding yang terbentuk pada 30 Juni 2021 itu meliputi PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Daya Listrik, PT Krakatau Tirta Industri, dan PT Krakatau Bandar Samudera.
 
Subholding Sarana Infrastruktur berisi perusahaan yang bergerak di bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yakni kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri dan pelabuhan.
 
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim menyampaikan, pihaknya sedang mengawal proses pencarian investor strategis untuk Subholding Sarana Infrastruktur. Tahap ini akan dituntaskan pada kuartal III-2021. “Kemudian IPO rencananya pada kuartal I-2022,” ungkap dia, Rabu (21/7). Investor strategis yang dimaksud Silmy berbentuk kemitraan melalui Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF).
 
Silmy optimistis, proses IPO anak usaha KRAS berjalan lancar meskipun ada ketidakpastian pandemi Covid-19 maupun kondisi ekonomi nasional. KRAS mengklaim Subholding Sarana Infrastruktur memiliki kinerja yang baik sehingga layak IPO. “Kami tidak ada kekhawatiran,” imbuh dia.
 
Sementara PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) juga tengah bersiap untuk IPO di BEI. 
 
Namun Vice President Corporate Communication TLKM Pujo Pramono enggan buka-bukaan terkait kepastian waktu pelaksanaan IPO Mitratel. Hingga saat ini Telkom tengah melakukan evaluasi terkait berbagai peluang terbaik untuk pengembangan bisnis menara melalui Mitratel.
 
“Upaya tersebut mempertimbangkan kondisi pasar yang dinamis, sehingga diharapkan dapat memberikan nilai terbaik bagi seluruh stakeholder,” ungkap dia, kemarin.
 
Telkom juga tidak menanggapi efek volatilitas pasar modal akibat pandemi Covid-19 terhadap proses IPO Mitratel. Pujo hanya bilang, pada dasarnya Grup Telkom berusaha maksimal untuk tetap produktif dan memberikan berbagai layanan serta solusi terbaik bagi para pemangku kepentingan.
 
Sebelumnya, Mitratel sempat digadang-gadang menggelar IPO pada akhir tahun 2021 atau semester pertama tahun depan. Hal ini tentu mempertimbangkan perkembangan pasar saham Indonesia.
 
Selain anak usaha KRAS dan Telkom, ada pula anak usaha Pertamina yakni Pertamina International Shipping (PIS) yang juga berencana  masuk bursa saham, namun belum dipastikan kapan. Kabarnya PIS terlebih dulu menggandeng mitra melalui SWF, sebelum IPO. Demikian pula PT Pertamina Bina Medika atau IHC yang belum jelas jadwal IPO-nya.    

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru
IHSG
7.087,32
1.11%
-79,50
LQ45
920,31
1.62%
-15,20
USD/IDR
16.177
-0,39
EMAS
1.345.000
0,75%