Wall Street: Dow Jones, S&P, Nasdaq Tertekan Data Pengangguran AS

Jumat, 15 Januari 2021 | 05:21 WIB
Wall Street: Dow Jones, S&P, Nasdaq Tertekan Data Pengangguran AS
[ILUSTRASI. Harapan pasar pada stimulus fiskal baru tertekan oleh sentimen negatif melemahnya pasar tenaga kerja. REUTERS/Lucas Jackson/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - NEW YORK (Reuters). Tiga indeks utama Wall Street yakni Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup melemah pada perdagangan Hari Kamis (14/1) waktu Amerika Serikat (AS). Penyebabnya, harapan pasar pada stimulus fiskal baru menjelang proposal bantuan pandemi Presiden terpilih Joe Biden tertekan oleh sentimen negatif melemahnya pasar tenaga kerja.

Dow Jones Industrial Average turun 68,95 poin atau 0,22% menjadi 30.991,52. S&P 500 kehilangan 14,3 poin atau 0,38% menjadi 3.795,54. Sementara Nasdaq Composite turun 16,31 poin atau 0,12% menjadi 13.112,64.

Laporan pengangguran mingguan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diharapkan minggu lalu. Fakta itu menggarisbawahi dampak dari kebangkitan infeksi Covid-19.

Sementara S&P 500 kehilangan tenaga menjelang akhir perdagangan. Investor mengandalkan Biden bisa mengumumkan stimulus melebihi US$ 1,5 triliun pada Hari Kamis.

Baca Juga: PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Mengalokasikan Belanja Modal Rp 7,5 Triliun

Emily Roland, Co-Chief Investment Strategist John Hancock Investment Management mengatakan ada tarik-menarik yang terjadi antara prospek stimulus fiskal lebih lanjut sebagai akibat dari kontrol Demokrat terhadap Senat dan pasar pekerjaan yang belum pulih. Ada kekuatan-kekuatan ini yang saling bersaing sehingga menjaga jangkauan pasar tetap terikat.

Namun data pekerjaan yang mengecewakan dapat memberikan umpan lebih lanjut bagi Biden. "Semua orang menunggu untuk mendengar detailnya, apakah itu US$ 1 triliun atau US$ 2 triliun dan itu adalah stimulus fiskal yang sangat besar," kata Roland.

Mengutip dua orang yang mengetahui rencana tersebut, The New York Times melaporkan bahwa Biden diharapkan untuk mengungkap paket pengeluaran US$ 1,9 triliun pada Hari Kamis.

Investor juga tampak diyakinkan setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga tidak akan datang dalam waktu dekat. Dia juga menolak saran yang mungkin mengurangi pembelian obligasi dalam waktu dekat.

Sektor penggerak

 

Dari 11 sektor S&P utama, energi yang sensitif secara ekonomi menunjukkan persentase kenaikan terbesar karena harga minyak naik.

Baca Juga: Anggaran Belanja Modal PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Tahun Ini 25% dari Pendapatan

Indeks Russell 2000 yang berkapitalisasi kecil yang berfokus di dalam negeri. Adapun Indeks Dow Jones Transports dianggap sebagai barometer kesehatan ekonomi. Keduanya mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Penopang indeks transportasi adalah peningkatan saham Delta Air Lines setelah Kepala Eksekutif Ed Bastian memperkirakan 2021 sebagai tahun pemulihan. Sebelumnya, pandemi Virus Corona mendorong kerugian tahunan pertama Delta Air dalam 11 tahun.

Indeks maskapai S&P 1500 juga melonjak. Kenaikan itu terjadi setelah Presiden Donald Trump menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali ketika DPR memilih 232-197 pada Hari Rabu dengan tuduhan menghasut kerusuhan di Capitol. Beberapa investor khawatir proses pemakzulan dapat menunda stimulus. 

Namun Max Gokhman, Head of Asset Allocation Pacific Life Fund Advisors di Newport Beach, California mengecilkan ketakutan tersebut. "Tidak akan menggagalkan dorongan ekonomi lebih lanjut yang akan kita dapatkan dari stimulus," katanya.

Indeks semikonduktor Philadelphia juga mencapai rekor tertinggi dengan dorongan besar dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd. Saham produsen chip AS itu melonjak setelah mengumumkan laba kuartalan terbaik dan meningkatkan perkiraan pendapatan dan belanja modal.

Investor juga menunggu berjalannya musim laporan keuangan. Hasil dari JPMorgan, Citigroup dan Wells Fargo dijadwalkan rilis pada Hari Jumat.

Selanjutnya: Mencicipi Cuan Saham Ramah Lingkungan di Luar Negeri Melalui Reksadana

 

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA

Terpopuler