ILUSTRASI. Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: A.Herry Prasetyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anda yang sudah lama berkecimpung di pasar modal tentu sudah tidak asing dengan jargonĀ sell on May and go away. Jargon ini muncul lantaran para investor biasanya mencairkan keuntungan di Mei, usai pembagian dividen. Langkah ini kerap menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Fenomena ini kerap terjadi di bursa luar negeri. Di Indonesia, fenomena ini terhitung jarang. Menilik pergerakan IHSG 20 tahun terakhir, IHSG hanya melemah sembilan kali di Mei, sementara sisanya positif. Namun lima tahun terakhir, IHSG memang lebih sering melemah di Mei.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.