Wijaya Karya Beton (WTON) Meraih Kontrak Rp 3,92 Triliun di Semester I-2019

Jumat, 09 Agustus 2019 | 05:55 WIB
Wijaya Karya Beton (WTON) Meraih Kontrak Rp 3,92 Triliun di Semester I-2019
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk mendekap kontrak baru senilai Rp 3,92 triliun hingga Juli 2019. Dengan tambahan kontrak bawaan alias carry over sebesar Rp 5,41 triliun, total kontrak di tangan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tersebut menjadi Rp 9,33 triliun.

Adapun hingga tutup tahun 2019, WIKA Beton masih memegang target awal kontrak di tangan senilai Rp 14,5 triliun. Alhasil, perusahaan berkode saham WTON di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu telah memenuhi target kontrak di tangan sebesar 64,34%.

Sambil memburu kontrak baru, WIKA Beton melanjutkan pembangunan proyek Tol A. P. Pettarani elevated di Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka mengejar tahap pemasangan sebelum 17 Agustus 2019.

"Jika tercapai, kami ingin melaksanakan upacara bendera di lokasi tersebut," kata Mursyid, Direktur PT Wijaya Karya Beton Tbk , saat berkunjung ke Kantor Redaksi KONTAN, Rabu (7/8).

Proyek pembangunan jalan tol A. P. Pettarani elevated kini sudah sampai tahap 60%-70% hingga minggu pertama Agustus 2019. Nilai proyek tersebut sekitar Rp 1,6 triliun. Proyek ini menandai debut perdana WIKA Beton sebagai kontraktor utama proyek. Mereka merancang desain hingga mencari sumber pendanaan.

Proyek-proyek lain yang masih menjadi pekerjaan rumah WIKA Beton seperti jalur kereta api cepat Jakarta–Bandung senilai Rp 28 miliar-Rp 30 miliar dengan estimasi penyelesaian pada tahun 2020.

Ada pula proyek Dermaga Kijing–Mempawah di Kalimantan Barat dengan jadwal penyelesaian yang sama, yakni tahun depan. Lalu, pembangunan jalan Tol Balikpapan–Samarinda.

Meskipun menginduk pada Wijaya Karya yang tak lain adalah perusahaan pelat merah, porsi pekerjaan terbesar WIKA Beton justru dari proyek swasta.

Menurut catatan semester I 2019, proyek swasta menyumbang 39,0% terhadap total kontrak baru yang berjumlah Rp 2,7 triliun. Sisanya  terdiri dari 33,5% BUMN,  26,1% Grup Wijaya Karya dan 1,4% luar negeri. Sektor infrastruktur mendominasi kontrak baru hingga 61,21%.

Sementara dari total proyek BUMN, kontrak pekerjaan dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi penyumbang terbesar kedua setelah Grup Wijaya Karya, yakni 13,9%. "Selanjutnya Bosowa di tempat ketiga, yakni sebesar 12,7%," terang Yushadi, Investor and Public Relations Manager PT Wijaya Karya Beton Tbk.

Mengincar pasar regional

Saat ini, WIKA Beton membidik proyek infrastruktur di Jurong, Singapura. Mereka menduga, biaya transportasi dan material yang lebih murah menjadi alasan pengembang asal Singapura menjadikan mereka sebagai salah satu kandidat peserta tender.

Dari pengalaman sebelumnya di Filipina, WIKA Beton siap menggarap proyek jalur kereta api di wilayah setempat. Di tahap uji awal, WIKA Beton mengerjakan proyek sepanjang 2 kilometer (km) di Kota Manila.

Meski berpeluang besar menggenggam kontrak pekerjaan jalur kereta api di Filipina, WIKA Beton belum bisa mengungkapkan nilai investasi yang bakal mereka peroleh. "Namun dari sini bisa terlihat kepercayaan mereka akan efisiensi kerja kami," kata Yushadi.

Tak cuma Asia, WIKA Beton juga melanglang buana hingga Afrika, seperti Maroko dan Aljazair. Mereka mendapatkan pekerjaan di Aljazair setelah berpartisipasi dalam proyek moda raya terpadu (MRT) Jakarta.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengawali Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (16/6), dari Para Analis
| Senin, 16 Juni 2025 | 05:58 WIB

Mengawali Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (16/6), dari Para Analis

Pada Jumat (13/6), asing tercatat mencetak aksi beli bersih alias (net buy) sebesar Rp 478,76 miliar. 

Harga Minyak Tersulut Perang di Timur Tengah
| Senin, 16 Juni 2025 | 05:58 WIB

Harga Minyak Tersulut Perang di Timur Tengah

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 72,98 per barel pada Jum'at (13/6)

Dolar AS Terseret Kebijakan Bunga dan Kondisi Geopolitik
| Senin, 16 Juni 2025 | 05:55 WIB

Dolar AS Terseret Kebijakan Bunga dan Kondisi Geopolitik

Dolar AS tertekan oleh fundamental ekonomi AS yang semakin rentan serta tensi geopolitik yang kembali memanas di Timur Tengah. 

Tantangan Sejumlah Regulasi Menekan Kinerja Emiten Rumah Sakit
| Senin, 16 Juni 2025 | 05:51 WIB

Tantangan Sejumlah Regulasi Menekan Kinerja Emiten Rumah Sakit

Penundaan implementasi sistem KRIS dan sejumlah regulasi lain berpotensi menekan emiten sektor rumah sakit 

Butuh Dorongan dan Dana Jumbo Atasi Lesu Ekonomi
| Senin, 16 Juni 2025 | 05:46 WIB

Butuh Dorongan dan Dana Jumbo Atasi Lesu Ekonomi

Presiden Prabowo berambisi mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029 mendatang

Harga Komoditas Layu, Emiten Batubara Masih Loyo
| Senin, 16 Juni 2025 | 05:35 WIB

Harga Komoditas Layu, Emiten Batubara Masih Loyo

Prospek kinerja emiten produsen batubara di Tanah Air masih dihantui ketidakpastian. Saat ini Harga batubara masih dalam fase pelemahan baru. 

Krakatau Steel (KRAS) Gali Potensi Proyek Pipa Bawah Laut
| Senin, 16 Juni 2025 | 05:20 WIB

Krakatau Steel (KRAS) Gali Potensi Proyek Pipa Bawah Laut

Krakatau Pipe akan memperoleh teknologi dan keahlian teknis dari LFM Energy, termasuk instalasi mesin-mesin canggih di fasilitas produksi.

Konflik Timur Tengah Kian Pelik, Laju IHSG Bisa Menukik
| Senin, 16 Juni 2025 | 04:10 WIB

Konflik Timur Tengah Kian Pelik, Laju IHSG Bisa Menukik

Menebak arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di semester II-2025 saat marak sentimen negatif dari faktor eksternal maupun internal.

Meski Aset Naik, Dapen Masih Hadapi Risiko PHK
| Senin, 16 Juni 2025 | 04:10 WIB

Meski Aset Naik, Dapen Masih Hadapi Risiko PHK

Dapen menyebut capaian kenaikan aset tetap harus disikapi dengan waspada, terutama terhadap tren meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Perjalanan Dinas ASN Menjadi Angin Segar Industri Penerbangan Nasional
| Senin, 16 Juni 2025 | 04:10 WIB

Perjalanan Dinas ASN Menjadi Angin Segar Industri Penerbangan Nasional

Kebijakan pelonggaran perjalanan dinas ASN sudah mulai menunjukkan dampak positif dalam dua pekan terakhir.

INDEKS BERITA