KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melanjutkan perburuan kontrak baru pada semester II 2019. Selain mengikuti sejumlah tender pekerjaan di dalam negeri, perusahaan pelat merah tersebut juga mengincar tambahan kontrak baru dari luar negeri.
Kalau tak meleset, Wijaya Karya bakal mencatatkan kontrak baru dari Pantai Gading, sebuah negara di Afrika Barat. Perusahaan berkode saham WIKA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut juga sedang menanti kabar dari proyek rumah tapak di Uni Emirat Arab dan proyek jalan di Filipina.
Adapun hingga tutup semester I-2019, Wijaya Karya telah mengempit kontrak pembangunan hunian di Aljazair senilai Rp 500 miliar. Target proyeknya adalah masyarakat berpenghasilan rendah. "Kami juga mendapatkan kepercayaan untuk mengerjakan gerai Indonesia di Dubai Expo senilai hampir Rp 90 miliar," tutur Mahendra Wijaya, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk kepada KONTAN, Selasa (2/7).
Meskipun getol berburu kontrak di luar negeri, dominasi kontrak di dalam negeri belum akan tergantikan pada tahun ini. Wijaya Karya membidik pasar pemerintah, BUMN dan swasta.
Menurut catatan internal Wijaya Karya, BUMN menjadi pemberi pekerjaan baru terbanyak hingga 55,19% terhadap total kontrak baru senilai Rp 13,96 triliun pada semester I-2019. Sisanya terdiri dari 31,39% kontrak swasta, 10,82% kontrak luar negeri dan 2,6% kontrak pemerintah.
Belum separuh target
Dari raihan kontrak baru sepanjang semester I tersebut, Rp 1,25 triliun merupakan kontak baru di bulan Juni. Sementara Rp 12,71 triliun adalah akumulasi kontrak baru Januari-Mei 2019. Dua proyek penyumbang nilai kontrak baru besar adalah Tol Serpong-Balaraja senilai Rp 890 miliar dan proyek jalan di Sarawak, Malaysia sekitar Rp 450 miliar.
Sementara kalau menurut segmen, sektor energi dan industrial plant menyumbang kontrak baru hingga Rp 6 triliun. Segmen pekerjaannya antara lain jasa mekanik elektrik engineering procurement and construction (EPC), pembangunan pabrik gas dan pabrikasi baja.
Pada posisi kedua adalah infrastruktur dan gedung dengan kontribusi Rp 5,28 triliun. Selanjutnya yakni pekerjaan beton, fasilitas industri, dan pengolahan mineral aspal Rp 2,1 triliun. Sisanya proyek properti Rp 572,49 miliar.
Total perolehan kontrak baru Wijaya Karya selama semester I-2019 belum mencapai separuh dari total target sepanjang tahun 2019 yang sebesar Rp 61,74 triliun. Kalau dihitung, capaian kontrak baru mereka baru setara dengan 22,61%.
Namun manajemen Wijaya Karya masih yakin dengan target yang telah ditetapkan. "Kami percaya diri karena banyak proyek BUMN dan pemerintah yang mulai lelang setelah pengumuman hasil pemilu," kata Mahendra.