KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas semakin melambung seiring tingginya permintaan emas sebagai aset safe haven saat hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China memburuk.
Harga emas untuk pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange menyentuh level tertinggi sejak Juni 2014 di US$ 1.499 per ons troi.
Harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (ANTM) juga terus melanjutkan penguatan.
Rabu (7/8), harga emas Antam kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa di Rp 746.000 per gram, dengan buy back di Rp 673.000 per gram.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, perang dagang yang terjadi menimbulkan ketidakpastian.
Ini membuat pelaku pasar cenderung berinvestasi di aset aman, seperti emas. Tak heran permintaan emas naik dan harga meroket.
Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan, harga emas terangkat karena perang dagang AS dan China semakin memanas.
Kemungkinan kedua negara tersebut menerapkan tarif impor tambahan juga terbuka lebar.
"Dampak dari perang dagang adalah bank sentral bisa terpaksa memangkas suku bunga agar pasar saham tidak jatuh, sementara emas harganya akan selalu naik," kata Suluh, Rabu (7/8).
Terbukti, kemarin Bank Sentral Selandia Baru, Reserve Bank of New Zealand, memangkas suku bunga dari 1,75% menjadi 1,5%.
Penurunan suku bunga ini merupakan penurunan yang pertama sejak November 2016 lalu.
Ke depan, Suluh memperkirakan bank sentral AS masih akan melanjutkan pemangkasan suku bunga.
Tren penurunan suku bunga dan pelemahan dollar AS menjadi sentimen positif yang membuat harga emas melambung.
Namun, kenaikan harga emas yang signifikan mengundang pelaku pasar untuk melakukan aksi jual dan mengambil untung.
Suluh mewanti-wanti potensi koreksi terbuka lebar karena harga emas kini terus naik.
"Sekarang pelaku pasar berharap harga emas menyentuh US$ 1.500 per ons troi, bisa jadi sebelum sentuh level tersebut harga emas akan terkoreksi dulu," tutur Suluh.
Meski begitu, Yudi dan Suluh memperkirakan harga emas di akhir tahun bisa naik dan menyentuh US$ 1.550 per ons troi, seiring eskalasi perang dagang.
Untuk emas Antam, Yudi memperkirakan harga emas fisik bisa mencapai Rp 770.000 per gram di akhir tahun dengan asumsi kurs rupiah bergerak ke Rp 14.500 per dollar AS.