Wuih, Jual Satu Juta Saham AGRO, Direktur BRI Agro Cuan Rp 1,76 Miliar

Senin, 05 Juli 2021 | 09:26 WIB
Wuih, Jual Satu Juta Saham AGRO, Direktur BRI Agro Cuan Rp 1,76 Miliar
[ILUSTRASI. Suasana pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Bank BRI Agro TBk (AGRO) di Jakarta, Jumat (9/4). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/04/2021.]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuan yang diperoleh investor dari saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk berkat kenaikan harga saham AGRO belakangan ini sangat menggiurkan.

Namun, rasa-rasanya tidak ada investor biasa yang bisa mengalahkan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh Direktur di PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.

Tengok saja, dalam tempo kurang dari tiga bulan, Direktur BRI Agro Sigit Murtiyoso sukses meraup cuan hingga 1.760% berkat investasinya di saham AGRO. Jika dirupiahkan, nilai realisasi keuntungannya mencapai sebesar Rp 1,76 miliar.

Ini berkat penjualan saham sebanyak satu juta lembar yang dilakoni Sigit Murtiyoso pada 1 Juli 2021. Harga jualnya di Rp 1.860 per saham. 

 

 

Harga jualnya memang di bawah harga rata-rata saham AGRO pada hari itu yang ada di sekitar Rp 1.890 per saham. 

Namun sesungguhnya, Sigit Murtiyoso sudah mengantongi keuntungan yang sangat besar dari penjualan saham tersebut hanya dalam tempo singkat.

Maklum, sekitar tiga bulan lalu, tepatnya pada 5 April 2021 Direktur BRI Agro itu membeli saham AGRO dengan harga murah meriah, hanya di Rp 100 per saham. 

Baca Juga: Proyeksi BRI Danareksa, Hanya Sedikit Bank Digital yang Akan Berhasil

Sebagai catatan, pada hari itu harga pasar saham AGRO rata-rata ada di sekitar Rp 1.070 per saham.

Saat itu Sigit Murtiyoso memborong 4.591.500 lembar saham AGRO. Total nilai investasinya mencapai Rp 459,15 juta.

Tak hanya Sigit Murtiyoso >>>

Kini Sigit Murtiyoso masih mengantongi 3.591.500 lembar saham AGRO. Jika dihitung menggunakan patokan harga AGRO Jumat pekan lalu (2/7) di Rp 1.880 per saham, total nilainya mencapai sekitar Rp 6,752 miliar.

Sementara potensi keuntungannya (potential gain) di harga 1.880 dibanding harga perolehan pada 5 April 2021 yang hanya Rp 100 per saham, mencapai sekitar Rp 6,39 miliar.

Sejatinya bukan hanya Sigit Murtiyoso yang memborong saham AGRO dengan harga sangat murah. 

Pada 7 April 2021, Ernawan, Direktur Bank BRI Agro juga memborong 4.591.500 lembar saham AGRO. Harga perolehannya juga sama, yakni hanya Rp 100 per saham.

Dus, dari modal awal hanya sekitar Rp 459,15 juta, kini total nilai investasi Ernawan di saham AGRO sudah berkembang menjadi sekitar 8,632 miliar.

Baca Juga: Daya Tahan Korporasi Kembali Terancam Pandemi

Catatan Kontan, BRI Agro memang menggelar program Management Employee Stock Option Plan (MESOP) sebanyak-banyaknya 350 juta saham.

Ini merupakan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) AGRO pada 26 Juni 2018.

Periode pelaksanaan program MESOP itu dilakukan selama 30 hari terhitung sejak 1 April 2021. 

Pelaksanaan program MESOP dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama di harga Rp 285 per saham, tahap kedua di harga Rp 295 per saham, dan banderol tahap ketiga di Rp 100 per saham. 

Selanjutnya: Kepemilikan Langsung Prajogo Pangestu Terhadap Saham Chandra Asri (TPIA) Berkurang

 

Bagikan

Berita Terbaru

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun
| Senin, 03 November 2025 | 15:49 WIB

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun

BPS melaporkan inflasi Oktober 2025 capai 0,28% (MtM) dan 2,86% (YoY), tertinggi dalam 5 tahun. Emas perhiasan jadi pemicu utama. Simak detailnya!

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut
| Senin, 03 November 2025 | 15:15 WIB

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut

BPS merilis data neraca dagang Indonesia September 2025. Surplus neraca dagang mencapai US$ 4,34 miliar, turun dari bulan sebelumnya.

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama
| Senin, 03 November 2025 | 12:47 WIB

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama

Inflasi Indonesia Oktober 2025 mencapai 0,28% MtM (2,86% YoY). BPS sebut emas perhiasan pemicu. Pahami dampak dan data provinsinya.

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno
| Senin, 03 November 2025 | 12:45 WIB

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno

Tak masuk akal, wajib pajak menjual atau melikuidasi sebagian harta mereka, hanya karena tidak memiliki aset likuid untuk membayar pajak ini. 

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini
| Senin, 03 November 2025 | 12:22 WIB

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini

BPS mengumumkan neraca perdagangan September 2025 mengalami surplus US$ 4,34 miliar, ditopang non-migas. 

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia
| Senin, 03 November 2025 | 12:05 WIB

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia

PMI manufaktur Indonesia naik jadi 51,2 di Oktober 2025, didorong permintaan domestik dan belanja masyarakat.

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler