Yield Bakal Turun, Lelang SUN Tetap Ramai

Senin, 25 Maret 2019 | 07:04 WIB
Yield Bakal Turun, Lelang SUN Tetap Ramai
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang surat utang negara (SUN) yang akan digelar Selasa (26/3) pekan ini diprediksi kembali membludak. Analis menyebut, paling tidak jumlah penawaran yang masuk di lelang SUN ini bisa mencapai Rp 60 triliun.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan, investor masih tertarik masuk pasar walaupun yield SUN berpotensi kembali turun. Mengingat, pasar obligasi Indonesia saat ini sedang dalam kondisi prima. Suntikan tenaga tak hanya datang dari eksternal, tetapi juga dari dalam negeri.

Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang mempertahankan suku bunga acuan di level 2,35%–2,5% jadi sentimen positif bagi pasar SUN. Selain itu, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell menyebut, pihaknya akan lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan suku bunga tahun ini.

Karena itu, pelaku pasar meyakini The Fed tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini. Alhasil, investor asing lebih percaya diri untuk masuk ke pasar emerging market seperti Indonesia.

Sementara dari dalam negeri ada katalis dari pergerakan nilai tukar rupiah yang lebih stabil ketimbang tahun lalu. "Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kondusif dan bagus bagi pasar obligasi," kata Made.

Walaupun banjir penawaran, Made memprediksi pemerintah tak akan terlalu serakah menyerap dana dalam lelang kali ini. Karena, target penerbitan SUN di kuartal I-2019 sudah terlampaui.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan meraup Rp 185 triliun dari lelang di kuartal satu. "Jumlah penerbitan SUN sudah melebihi target awal, artinya posisi tawar pemerintah akan lebih baik, harga yang ditawarkan investor jadi cukup kompetitif di lelang pekan depan," jelas Made.

Hal itu juga membuat investor bakal kesulitan mendapatkan yield tinggi. Made memprediksi jumlah penawaran yang masuk berkisar Rp 50 triliun–Rp 60 triliun untuk tujuh seri yang ditawarkan dalam lelang pekan ini

Selain investor asing, minat perbankan yang masuk di pasar obligasi dalam lelang anyar ini diperkirakan juga besar. "Partisipasi bank di kepemilikan SBN cukup tinggi, karena berusaha menjaga likuiditas bank di mana SBN bisa dijadikan jaminan ke Bank Indonesia dalam meminjam dana," jelas Made.

Bagi investor yang mengincar imbal hasil maksimal, Made menyarankan masuk ke seri FR0078. Seri yang juga merupakan SUN acuan ini memang memiliki yield sebesar 7,58%. Tetapi saat di pasar sekunder yield seri ini bisa mencapai kisaran 8%.

Kebijakan AS dan stabilnya rupiah jadi sentimen positif pasar obligasi.

Bagikan

Berita Terbaru

Kelak Smelter HPAL Tuntas, Pendapatan dan Laba HRUM Tahun 2026 Diprediksi Melonjak
| Rabu, 03 September 2025 | 14:00 WIB

Kelak Smelter HPAL Tuntas, Pendapatan dan Laba HRUM Tahun 2026 Diprediksi Melonjak

Proyek HPAL HRUM yang berlokasi di Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara ini pembangunannya sudah 85% hingga Juni 2025.

Tebar Aneka Kolaborasi di Bisnis Emas, Aksi Hartadinata (HRTA) Mencuri Perhatian
| Rabu, 03 September 2025 | 12:00 WIB

Tebar Aneka Kolaborasi di Bisnis Emas, Aksi Hartadinata (HRTA) Mencuri Perhatian

Pada 28 Agustus 2025, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menandatangani perjanjian kerja sama jual beli logam mulia dengan PT Sumbawa Jutaraya.

YUPI Membagikan Dividen Rp 1,6 Triliun yang Separuhnya dari Utang, Simak Risikonya
| Rabu, 03 September 2025 | 11:00 WIB

YUPI Membagikan Dividen Rp 1,6 Triliun yang Separuhnya dari Utang, Simak Risikonya

PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) telah menyepakati total jumlah pinjaman pada Bank DBS Indonesia senilai Rp 1,79 triliun.

Di Balik Lonjakan Saham TEBE, Tangan Kanan Haji Isam Jadi Dirut Hingga Perluas bisnis
| Rabu, 03 September 2025 | 10:00 WIB

Di Balik Lonjakan Saham TEBE, Tangan Kanan Haji Isam Jadi Dirut Hingga Perluas bisnis

Pada 8 Agustus manajemen TEBE mengumumkan adanya perjanjian konsesi antara anak usahanya dengan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin.

Tambahan Produksi Corridor Jadi Bensin Baru, Saham MEDC Diproyeksi Menguat
| Rabu, 03 September 2025 | 08:30 WIB

Tambahan Produksi Corridor Jadi Bensin Baru, Saham MEDC Diproyeksi Menguat

Akuisisi tambahan 24% participating interest di blok Corridor berpotensi menambah EBITDA sekitar US$ 190 juta per tahun.

Baru Rilis Kinerja Semester I-2025 tapi ANTM Paling Oke Dibanding Emiten MIND Lainnya
| Rabu, 03 September 2025 | 08:15 WIB

Baru Rilis Kinerja Semester I-2025 tapi ANTM Paling Oke Dibanding Emiten MIND Lainnya

Harga komoditas tambang menjadi penentu utama kinerja keuangan dan saham emiten yang dimiliki MIND ID.

Kinerja Bank Jago Hingga Juli 2025 Masih Apik, Saham ARTO Dinilai Makin Menarik
| Rabu, 03 September 2025 | 07:52 WIB

Kinerja Bank Jago Hingga Juli 2025 Masih Apik, Saham ARTO Dinilai Makin Menarik

Sejumlah analis masih memberikan rekomendasi beli saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), baik secara fundamental maupun teknikal99 

Setelah Lepas dari PKPU, WICO akan Tutup Operasional Bisnis Distribusi Consumer Goods
| Rabu, 03 September 2025 | 07:34 WIB

Setelah Lepas dari PKPU, WICO akan Tutup Operasional Bisnis Distribusi Consumer Goods

PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO) mengaku akan fokus ke bisnis distribusi produk kesehatan.

Prospek Emiten Emas Mengekor Rekor Harga Komoditas Emas
| Rabu, 03 September 2025 | 07:24 WIB

Prospek Emiten Emas Mengekor Rekor Harga Komoditas Emas

Harga saham emiten emas turut melonjak saat harga komoditas emas menyentuh rekor tertinggi, Selasa (2/9).

PANI Rights Issue Lagi, Sebagian Dana akan Masuk ke Kantong Grup Salim & Agung Sedayu
| Rabu, 03 September 2025 | 07:21 WIB

PANI Rights Issue Lagi, Sebagian Dana akan Masuk ke Kantong Grup Salim & Agung Sedayu

Sejak IPO di BEI, PANI sudah pernah melakukan dua kali private placement dan dua kali rights issue

INDEKS BERITA

Terpopuler