Saat ini manajerial eFishery dipegang oleh FTI Consulting, perusahaan konsultan bisnis global yang berkantor pusat di Washington DC.

FTI Consulting merupakan pihak ketiga independen yang ditunjuk untuk melakukan investigasi di eFishery beserta anak-anak usahanya.

Indonesia memerlukan lembaga khusus yang fokus dalam mengawal perkembangan serta penerapan tata kelola yang baik di startup.

Skandal laporan keuangan eFishery menyadarkan bahwa proses due diligence jauh lebih penting daripada ide bisnis atau visi yang menjanjikan.

Satgas Waspada Investasi yang saat ini bernama Satgas PASTI, telah menormalisasi eFishery dari daftar entitas investasi ilegal.

Tak hanya di startup Indonesia, dugaan praktik manipulasi laporan keuangan juga berlangsung di perusahaan rintisan besar di negara lain.  

Dugaan skandal keuangan yang terjadi di tubuh eFishery tengah jadi sorotan. Hubungan startup perikanan ini dengan perbankan perlu dicermati. ​

Persyaratan pengajuan pendanaan startup bisa makin ketat dengan menitikberatkan pada karakter dan rekam jejak sang pendiri.

Berdasarkan data KONTAN, ada tiga bank yang memiliki piutang terhadap eFishery. Ketiga bank itu adalah Bank DBS, Bank OCBC NISP, serta HSBC. 

Co-Founder & Co-Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo menyebut apa yang terjadi di eFishery merupakan kasus penipuan sistematik