Akulaku, Fintech Asal China Bakal Tambah Kepemilikan di BBYB Lewat Rights Issue

Sabtu, 16 Maret 2019 | 08:36 WIB
Akulaku, Fintech Asal China Bakal Tambah Kepemilikan di BBYB Lewat Rights Issue
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi finansial (tekfin) Akulaku masuk bisnis perbankan. Akulaku resmi menjadi salah satu pemegang saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB).

Akulaku mengakuisisi sebagian saham milik pemegang saham pengendali, yakni PT Gozko Capital yang sebelumnya menggenggam 42,16% saham emiten berkode saham BBYB di Bursa Efek Indonesia tersebut.

Dari hasil transaksi Akulaku mempunyai saham 8,9% di Bank Yudha Bhakti. Akulaku membeli 8,9% saham milik Gozko Capital dengan harga Rp 338 per saham sehingga total nilai pembelian tersebut mencapai Rp 158 miliar.

Dengan begitu, kepemilikan saham Bank Yudha Bhakti saat ini menjadi adalah Cozko Capital 33,26%, Asabri 23,89%, Akulaku 8,9% dan sisanya publik.

Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Denny Novisar Mahmuradi mengatakan, kehadiran pemegang saham baru tersebut akan mendatangkan keuntungan bagi perseroan ini. Keahlian Akulaku sebagai fintech akan mendukung rencana Bank Yudha Bhakti melakukan transformasi digital, "Akulaku ini perusahaan fintech yang memiliki keahlian di teknologi. Kami akan bersinergi dan dengan dukungan teknologi yang mereka punya, kami akan bisa menambah bisnis baru." katanya, Jumat (15/3).

Akulaku berkomitmen berinvestasi di BBYB hingga Rp 500 miliar. Investasi itu akan dilakukan dalam beberapa tahap. Setelah tahap pertama, Bank Yudha Bhakti akan melakukan rights issue pada Mei mendatang dan Akulaku akan bertindak sebagai pembeli siaga.

Akulaku merupakan perusahaan fintech asal China. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tiga tahun yang lalu dan di Indonesia baru beroperasi satu tahun. Khisna Gozali, Direktur Gozko Capital mengatakan, Alibaba merupakan salah satu pemegang saham Akulaku.

"Kami tertarik bekerjasama dengan Akulaku karena pertumbuhan bisnis mereka sangat pesat. Baru berdiri tiga tahun karyawannya sudah 500 lebih dan mereka memiliki teknologi kecerdasan buatan dalam menganalisa kredit. Ini akan sangat bagus bagi Bank Yudha Bhakti" kata Krisna.

Denny menambahkan tahun ini sistem bisnis Akulaku akan digabungkan dengan bisnis Bank Yudha Bhakti yang fokus pada pembiayaan jangka panjang. Bank Yudha Bhakti juga menargetkan laba bersih bisa mencapai sekitar Rp 140 miliar hingga akhir tahun nanti.

Bagikan

Berita Terbaru

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah
| Jumat, 28 November 2025 | 07:30 WIB

Kinerja Saham Pelat Merah Belum Cerah

Saham emiten BUMN cenderung stagnan, bahkan terkoreksi dalam 1-2 tahun terakhir. Alhasil, saham emiten BUMN tak lagi jadi penopang laju IHSG​.

INDEKS BERITA

Terpopuler